Bacaan 1: Ef 5:21 – 33
Injil: Luk 13:18 – 21
MASIH ingat petenis fenomenal Indonesia asal Yogyakarta: Yayuk Basuki? Dia mulai kenal raket tenis saat usia tujuh tahun dan sudah menjadi juara kelompok umur di usia sembilan tahun. Mulai ikut Kejurnas Tenis dan di usia tiga belas tahun sudah menjadi juara.
Saat usia sebelas tahun sudah ikut PON.
Saat memasuki jenjang kuliah, ia berada di titik persimpangan yang harus memilih. Ia memilih menekuni Tenis Profesional dan meninggalkan bangku kuliahnya di Perbanas.
Perjuangannya tidak sia-sia, karena Yayuk sempat menduduki ranking 19 dunia dan mengalahkan beberapa pemain top dunia saat itu.
Yayuk adalah peraih medali emas Asian Games 1998 nomor tunggal.
Yayuk Basuki, petenis professional andalan Indonesia berjuang dari bawah sekali. Tekun berlatih dan mencapai puncak seperti yang diinginkannya.
Ia rela kehilangan masa remajanya, untuk sesuatu yang besar dikemudian hari.
Kerajaan Allah itu menurut Tuhan Yesus adalah hal yang remeh temeh. Sesuatu yang kecil, namun seiring prosesnya akan menjadi besar serta memberi efek yang positif bagi sekitarnya.
Tuhan Yesus memberikan dua perumpamaan yaitu bijih sesawi yang kecil dan ragi yang sedikit, untuk menjelaskan Kerajaan Allah.
Saat itu Ia sedang mengajar di rumah ibadat Yahudi. Bijih sesawi itu adalah biji yang paling kecil dari antara biji tanaman.
Namun ketika ia tumbuh menjadi besar, mampu memberikan makna bagi sekitarnya. Burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya.
Untuk mengkhamirkan tiga sukat tepung maka hanya dibutuhkan sedikit ragi saja.
Tuhan Yesus sepertinya ingin mengajak para pengikut-Nya, membuat suatu gerakan yang berproses dari hal yang sederhana namun mampu memberikan efek besar kepada sekitar. Tentu saja perlu waktu, ketekunan, terus belajar dan berlatih, berpikir positif, berani berkorban, disiplin dan memiliki mental juara seperti Yayuk Basuki tadi. Bukan membuat sesuatu yang instan (cepat jadi) seperti yang banyak terjadi di jaman serba instan ini.
Rasul Paulus juga mengajak jemaat Efesus untuk berproses mulai dari rumah tangga. Hidup saling menghormati dan mengasihi satu sama lain antara suami dan istri. Rumah tangga harus meneladani sikap Tuhan Yesus yang adalah kepala jemaat. Ia sungguh mengasihi umat-Nya dan rela berkorban menebus dosa demi kebahagiaan umat-Nya. Cinta adalah rela berkorban.
Pesan hari ini
Mari berbuat kebaikan dari hal yang kecil dan remeh temeh namun dengan cinta yang besar sehingga akan memberi efek besar bagi sekitar, itulah Kerajaan Allah.
“Tindakan adalah kunci dasar untuk semua kesuksesan. Pakailah maskermu dan tetap jaga jarakmu.”