Kesedihan dan Harapan

0
Ilustrasi: Maria Magdalena by Getty Images.

Senin, 22 Juli 2024
Pesta St. Maria Magdalena

  • Kid. 3:1-4a atau 2Kor. 5:14-17;
  • Mzm. 63:2,3-4,5-6,8-9;
  • Yoh. 20:1.11-18.

SETIAP orang tentu saja tak hanya merasakan kebahagiaan saja, tetapi juga bisa merasakan kesedihan. Baik itu sedih karena sakit, kehilangan seseorang, maupun berbagai masalah dan kesulitan hidup yang dihadapi.

Kesadaran kita menegaskan bahwa kehilangan adalah bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan. Bisa jadi kehilangan hewan peliharaan, berakhirnya hubungan atau kehilangan orang yang dicintai, kehilangan seorang teman, kehilangan seorang anak, kehilangan orangtua atau bahkan kesehatan kita.

“Meskipun saya berusaha keras untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anakku, kehidupan tidak pernah mudah bagi kami,” kata seorang ibu.

“Semenjak suamiku meninggal karena kecelakaan, aku harus membanting tulang untuk menghidupi dua anakku. Namun semuanya menjadi semakin sulit, saat saya mendapat kabar bahwa saya harus kehilangan pekerjaanku, karena perusahaan tempatku bekerja bangkrut.

Ini adalah pukulan besar bagiku, karena pekerjaan itu adalah satu-satunya sumber pendapatan keluargaku. Aku sangat terpukul dan merasa putus asa, tidak tahu harus bagaimana lagi untuk menghidupi keluargaku.

Di tengah-tengah kesedihanku, Aku memutuskan untuk mengambil waktu untuk merenung dan berdoa setiap hari, memohon bimbingan Tuhan dalam situasi sulit ini. Saya juga meminta bantuan dari teman-temanku dan keluargaku, yang memberi dukungan moral dan bantuan praktis untuk mengatasi kebutuhan sehari-hari.

Hingga suatu hari saya mendapatkan pekerjaan di dekat di rumah. Memang gaji tidak sebesar yang lalu. Namun di tempat kerja yang baru saya masih punya waktu untuk mendampingi dan membimbing anak-anak,” ujarnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Kata Yesus kepadanya: Maria.

Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: Rabuni, artinya Guru.”

Yesus yang telah bangkit memberikan harapan baru yang tak terduga dan mengubah duka menjadi sukacita.

Kisah Maria Magdalena mengajari kita bahwa dalam setiap kesedihan dan keputusasaan, ada harapan yang tersedia bagi kita. Yesus yang bangkit adalah sumber harapan yang abadi dan kekuatan yang mengubah segala sesuatu.

Seperti Maria Magdalena, kita juga dipanggil untuk tetap setia dan mencari Tuhan, bahkan dalam keadaan yang paling gelap sekalipun. Ketika kita mencari Tuhan dengan tulus, Dia akan mengubah kesedihan kita menjadi kegembiraan dan memberi harapan baru bagi hidup kita.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku tetap setia pada Tuhan dalam situasi sedih maupun bahagia?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version