Home BERITA Keselamatan Tak Sekedar “Aku Percaya”

Keselamatan Tak Sekedar “Aku Percaya”

0
Sok kenal sok dekat

Bacaan 1: Yes 66:18-21

Bacaan 2: Ibr 12:5-7. 11-13

Injil: Luk 13:22-30

Saya punya seorang teman yang ‘cukup pandai’ dalam berkomunikasi. Selalu merasa dekat dengan siapapun meski orang tersebut baru dikenalnya.

Suatu ketika ia bercerita kenal dekat dengan seorang terkenal. Dan secara kebetulan, suatu hari kami bertemu orang itu di lift khusus.

Temanku mencoba menyapa beliau, “selamat siang pak.”

Namun sayang ia dicuekin alias tidak dianggap, berarti temanku itu tidak dikenalnya.

“Sok Kenal Sok Dekat”, frasa yang diperkenalkan oleh generasi milenial. Ditujukan untuk mereka yang sebenarnya tidak terlalu kenal tapi berlagak dekat layaknya teman yang telah mengenal sejak lama.

Banyak umat katolik yang dibaptis lama bahkan sejak bayi, merasa kenal dengan Yesus Kristus. Baginya sudah merupakan ‘label sah’, bahwa ia kenal Yesus dan pasti diselamatkan.

Keselamatan adalah kasih karunia, tetapi bukan berarti tanpa syarat. Selain percaya kepada Yesus namun juga melaksanakan kehendak-Nya.

Dalam perumpamaannya kepada orang banyak, Tuhan Yesus mengisahkan:

“…Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang.

Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami.

…Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!”

Pelaku kejahatan sudah pasti “pengikut palsu Kristus”, sok kenal sok dekat dengan Kristus. Padahal tidak mengenal-Nya karena tidak mau melaksanakan kehendak-Nya.

Mengenal Yesus menurut seleranya, yaitu saat senang saja. Saat mendapat musibah atau penderitaan, malah mengutuk Tuhan dengan mengatakan Tuhan kejam.

Tuhan memperlakukan para pengikut-Nya seperti seorang anak. Ia senang mendidiknya, meski didikkan itu kadang dirasakan terlalu keras namun kesudahannya bisa dinikmati dengan sukacita.

“Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.”

Demikian penulis Ibrani menggambarkan hasil didikkan Tuhan.

Nabi Yesaya juga telah menubuatkan pemulihan relasi-Nya dengan manusia. Bahwa semua manusia akan diselamatkan tak peduli apapun suku bangsanya.

“Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan mereka, dan Aku datang untuk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan mereka itu akan datang dan melihat kemuliaan-Ku.”

Pesan hari ini

Saat mengaku, “aku percaya”, tidak lantas diselamatkan secara otomatis. Iman harus disertai dengan perjuangan dan perbuatan baik sesuai kehendak-Nya.

“Pintu yang sempit itu menggambarkan kerja keras dan penderitaan para orang kudus.“

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version