“Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.” (Mat 10, 8)
SEMINGGU ini saya menunggui Bapak Uskup yang sedang sakit di RS. Carolus Jakarta. Proses perawatan dan pengobatan terus berjalan dan keadaan Mgr semakin baik. Beliau sudah bisa berjalan-jalan di sekitar kamar perawatan.
Sakit memang membuat beliau harus banyak berbaring dan beristirahat. Beliau harus menghentikan banyak agenda pelayanan di kantor dan di banyak paroki. Kunjungan tamu pun harus dibatasi agar beliau bisa beristirahat dengan baik. Tim medis melakukan perawatan dan pengobatan dengan memberikan banyak obat, yang harus diminum pada waktu pagi, siang dan malam dan juga obat yang diberikan lewat infus. Beliau merupakan salah satu dari sekian banyak orang sakit yang dirawat di rumah sakit atau di rumah masing-masing.
Bagi banyak orang, sakit merupakan suatu penderitaan yang membatasi banyak hal: aktivitas atau kegiatan menjadi terbatas di tempat tidur atau ruang perawatan; apa yang dimakan atau diminum pun terbatas pada makanan atau minuman tertentu; banyak keinginan juga tidak mudah terwujud.
Sakit membuat seseorang tidak bisa hidup secara normal, berdasarkan pemikiran dan kehendak bebasnya. Mereka harus taat dan mengikuti keputusan tim medis yang merawat dan mengobatinya. Maka penyembuhan dari sakit sesungguhnya merupakan proses untuk mengembalikan seseorang agar bisa hidup secara utuh dan normal. Suatu proses yang tidak mudah dan perlu waktu panjang. Tetapi itulah salah satu tugas perutusan dari para murid yang diberikan oleh Yesus, Sang Guru. Sembuhkanlah orang sakit!
Apa yang bisa kita lakukan untuk mengembalikan seseorang agar mereka bisa hidup secara utuh dan normal kembali? Teman-teman selamat pagi dan selamat berakhir pekan. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)