Kesempatan Kedua

0
Kesempatan Kedua

Bacaan 1: Yes 38:1-6.21-22.7-8

Injil: Mat 12:1-8

Ada berbagai macam cara menanggapi saat menerima teguran. Menerima dengan tulus, tidak sepakat  namun hanya menyimpan dalam hati atau bahkan menolak ditegur. Tidak mudah memang, untuk bisa menerima sebuah teguran.

Allah memang pemaaf namun tidak selalu  demikian dengan manusia.

Memutuskan untuk memaafkan, melanjutkan relasi adalah keputusan yang tidak mudah. Padahal bersikap memaafkan seringkali bermanfaat namun ada saja orang jenis tertentu yang berdasarkan perilakunya mungkin tidak pantas mendapatkan kesempatan kedua.

Allah oleh belas kasih-Nya memutuskan memberi kesempatan kedua kepada Raja Hizkia. Melalui Yesaya, Allah menubuatkan bahwa Hizkia akan mati sebagai akibat tidak terelakkan dari penyakitnya.

Namun Allah bisa mengubah rencana-Nya sesuai dengan tanggapan kita atas firman-Nya.

Raja Hizkia menanggapinya dalam doa yang sungguh-sungguh dan keyakinan teguh akan kemampuan Allah untuk menyembuhkan penyakitnya. Dan Allah oleh kasih dan kemurahan-Nya mengabulkan doanya dan menambahkan lima belas tahun hidupnya.

“Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan:

  • Memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi, dan
  • Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan
  • Aku akan memagari kota ini.

Tiga janji penting Allah, untuk kesempatan kedua dalam kehidupan Raja Hizkia.

Orang-orang Farisi tidak pernah mau memberi kesempatan kedua bagi Tuhan Yesus untuk berkarya dalam hidup mereka. Mereka memilih terus mencari kesalahan-Nya untuk dijatuhkan dan dibunuh.

Tuhan Yesus memperlihatkan kepicikan orang Farisi dengan membandingkan mereka dengan Imam Ahimelekh dan para imam yang melayani dalam tempat suci. Mereka melaksanakan perintah agama secara salah, kaku, dan dingin. Inilah yang menjadi penyakit mereka, mementingkan seremoni di atas belas kasihan.

“Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.”

Demikian sindir Tuhan Yesus kepada mereka karena mempersalahkan para murid memetik bulir gandum dan memakannya saat hari Sabat. Padahal Tuhan memberi Hari Sabat agar manusia punya satu hari untuk istirahat, menghormati dan menyembah Allah.

Pesan hari ini

Oleh karena kasih-Nya Allah senantiasa memberi kesempatan kedua pada manusia. Tinggal apakah kamu mau ambil atau tidak.

“Kesempatan kedua tidak berarti apa-apa jika kamu tidak belajar dari yang pertama.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version