Home BERITA Kesetiaan Allah yang Tidak Kunjung Putus

Kesetiaan Allah yang Tidak Kunjung Putus

0
Setiap manusia sungguh berharga di mata Allah.

PERUMPAMAAN tentang kebun anggur (Yesaya 5:1-7) dan pekerja-pekerjanya (Matius 21:33-43) mengandung pesan yang penting bagi kita. Itu menegaskan dua sikap, yaitu kesetiaan Tuhan dan pemberontakan manusia.

Kesetiaan Tuhan tampak dalam tindakan-Nya terhadap kebun anggur-Nya (Yesaya 5:2). Dia melakukan segala yang terbaik baginya. Harapannya, kebun itu menghasilkan buah yang baik. Ternyata, buah asam yang dihasilkan. Inilah gambaran sikap manusia yang tidak tahu membalas kebaikan Tuhan.

Injil berbicara tentang pekerja yang dipercaya pemilik kebun anggur untuk mengelola kebunnya. Harapannya, ia akan memperoleh hasil dari para pekerja itu. Namun, pekerjanya jahat; menolak menyerahkan buah hasil kebun itu dan membunuh utusan-utusan serta anaknya sendiri.

Sikap para pekerja itu pararel dengan kebun anggur dalam bacaan pertama. Para pekerja itu memberikan hasil yang buruk. Mereka tidak melaksanakan tugas yang mereka terima secara bertanggungjawab.

Tindakan sang tuan dalam bacaan pertama berbeda dari yang dalam injil. Langkah Tuhan negatif, yakni tidak peduli lagi terhadap kebun anggur-Nya (Yesaya 5:5-6). Sedang dalam injil, Tuhan  menyerahkan Kerajaan Allah itu kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah (Matius 21:43).

Kasih setia Tuhan yang abadi tidak dikalahkan oleh kejahatan manusia. Tuhan memiliki alternatif pilihan terhadap kebun anggurnya. Dia memilih pekerja lain yang dapat mengurus kebun anggur-Nya untuk menghasilkan buah yang baik.

Kematian Yesus, Anak-Nya yang tunggal tidak menghentikan kasih Allah kepada umat manusia. Sebaliknya, menjadi pembuka jalan bagi-Nya untuk memberikan kasih itu kepada lebih banyak orang. Pintu kasih-Nya yang ditutup oleh pemberontakan umat pilihan-Nya menjadi pintu kasih bagi umat yang bukan pilihan. “Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.” (Matius 21:42).

Dalam Yesus Kristus, kita menemukan kesetiaan Allah yang tidak kunjung putus. Namun, para pengikut Kristus perlu tetap secara positif menanggapi kesetiaan-Nya itu.

Jangan sampai Tuhan mengambilnya kembali dari tangan mereka. Untuk itu mereka mesti melakukan semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, dan semua kebajikan (Filipi 4:8).

Minggu, 8 Oktober 2023

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version