Home LUMBUNG GAGASAN Ketegaran hati

Ketegaran hati

0
Ilustrasi

“Kata Yesus kepada mereka, ‘Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.’” (Mat 19,8)

IBU Happy Farida pernah menulis dalam instgramnya, “Sebuah doa, air mata dan harapan itulah yang saya dengar dan panjatkan setiap hari. Bu @veronicabtp adalah wanita tegar, airmatanya adalah tangisan paling dalam sekaligus kekecawaan kami yang larut didalamnya.” Beliau menyebut Ibu Veronica sebagai wanita yang tegar.

Tentu masih banyak wanita atau pria lain yang mempunyai sikap tegar, seperti Ibu Veronica. Seseorang disebut tegar, artinya kuat dan tabah di dalam menghadapi berbagai macam kesulitan atau persoalan hidup. Orang yang tegar memang bisa merasa kecewa, sedih dan berduka; namun mereka tetap kuat menghadapinya, tidak mudah jatuh dan ambruk, tidak mundur dan putus asa, mampu menerima kenyataan yang terjadi, sekalipun terasa pahit. Dalam hal ini, tegar merupakan suatu sikap hidup yang baik dan positif.

Selain itu, tegar juga berarti keras dan kering, keras dan kaku, tidak dapat dilenturkan dan tidak dapat diubah, tidak mau menurut. Tegar sering dikaitkan dengan sikap yang negatif, apa lagi kalau dikaitkan dengan hati dan tengkuk. Ada orang yang dikenal dengan ketegaran hatinya atau tegar tengkuknya. Mereka disebut tegar hati, karena mereka mempunyai pendapat atau pendirian yang keras dan kaku, sulit untuk diubah dan diyakinkan, sekalipun pendapat dan pendiriannya salah atau keliru. Mereka disebut tegar tengkuk, karena mereka suka membantah dan tidak menurut apa yang sudah diputuskan atau ditetapkan; karena membandel dan bertindak menurut pendapatnya sendiri.

Bangsa terpilih pernah menunjukkan sikap ini, yakni tegar hati dan tegar tengkuknya. Mereka pernah membantah dan menyalahkan Musa, pada saat mengalami penderitaan dan kesulitan di padang gurun; bahkan mereka tidak menurut kehendak Tuhan dan bertindak menurut pendapat sendiri; mereka tidak menyembah Tuhan, tetapi menyembah berhala buatan mereka sendiri. Sikap hidup inilah yang membuat Musa marah dan membanting dua loh batu di tangannya. Karena ketegaran hati juga, mereka minta izin kepada Musa untuk menceraikan isteri mereka; suatu tindakan yang sejak semula tidak dikehendaki oleh Allah. Ketegaran hati dan tengkuk membuat seseorang bersikap, berperilaku dan bertindak menurut pendapat dan pendiriannya sendiri; tidak selaras dengan apa yang dikehendaki oleh Allah.

Dalam peristiwa dan pengalaman apa saja, saya pernah menjadi pribadi yang tegar dalam arti positif; yang tegar hati dan tegar tengkuk dalam arti yang negatif? Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version