Home BERITA Ketulusan

Ketulusan

0
Abraham dan Ishak

Bacaan 1: Kej. 22:1-19

Injil: Mat 9:1-8

Ketulusan adalah sikap memberi tanpa pamrih, tidak pernah mengharapkan balasan atau imbalan atas apa yang telah dilakukan. Karena ketulusan selalu muncul dari lubuk hati yang paling dalam.

Melalui sikap ketulusan, kamu mampu menerima segala sesuatu apa adanya atau “nothing to loose”. Seseorang yang memiliki sikap tulus biasanya tidak akan peduli dengan keadaan dirinya sendiri. Orang yang tulus selalu dihargai dan sukses karena dedikasinya.

Dalam sikap tulus, selalu ada kejujuran, tidak adanya kepura-puraan, penipuan, atau kemunafikan.

Abraham menunjukkan sikap yang tulus saat dicoba Allah untuk mempersembahkan anaknya Ishak. Mungkin baginya adalah “nothing to loose”, saat Allah meminta kembali “anak perjanjian-Nya”, Ishak.

Allah yang memberi dan Allah pula yang berhak mengambilnya kembali, kira-kira demikian.

Abraham adalah tokoh setia dan taat pada Allah. Mengorbankan Ishak sebagai korban bakaran adalah ujian terberat bagi manusia normal.

Saat ditanya Ishak mana korban bakarannya, dengan santai Abraham menjawab, “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.”

Dan memang, Abraham lulus ujian. Allah benar-benar menyediakan domba jantan sebagai korban bakarannya.

Berbeda dengan para ahli Taurat yang ada bersama Tuhan Yesus saat Ia akan menyembuhkan seorang lumpuh, di rumah-Nya di Kapernaum. Oleh kemunafikannya, mereka tidak mampu menerima ketulusan atau cara Tuhan Yesus menyembuhkan orang lumpuh itu.

Tuhan Yesus bahkan dituduh menghujat Allah.

Dalam tradisi Yahudi, banyak penyakit (diantaranya lumpuh) dianggap karena kutukan dosa. Maka bagi Tuhan Yesus, yang pertama kali harus disembuhkan adalah dosanya dulu (diampuni) baru penyakitnya.

“Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?

Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah?…”

Demikian tegur-Nya saat Ia membaca pikiran para ahli Taurat yang tidak tulus itu.

Yesus adalah Anak Allah yang tentu memiliki kuasa untuk mengampuni dosa seseorang.

Pesan hari ini

Sejatinya manusia tidak memiliki apapun sebab semua adalah pemberian Allah. Ketulusan berarti kejujuran, tidak ada kemunafikan, apa adanya tanpa pamrih dan “nothing to loose”.

Allah berhak menerima segala yang baik dari semua pemberian-Nya.

“Berbicara dengan jujur, berpikir dengan tulus, bertindak dengan integritas.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version