TIDAK ada hidup yang lebih membahagiakan daripada pertemuan dua kekasih. Semakin mereka saling menemukan, semakin besar cinta mereka. Kasih sejati berlipat ganda dalam pertemuan antara dua kekasih.
Kasih sejati menemukan keindahan dalam diri kekasihnya. Di sana terpancar sukacita yang besar. “Bangunlah manisku, jelitaku, marilah” (Kidung Agung 2:10.13). Perjumpaan mereka menggentarkan mereka yang menyaksikannya.
Mereka yang dipenuhi roh Tuhan bagaikan orang-orang yang “kerasukan cinta” dan meluaplah kasih dalam dirinya. Tidak mungkin menahan kasih itu bagi dirinya sendiri. Mereka sungguh “gatal” untuk membaginya.
Itulah yang kita lihat dalam diri Perawan Maria dan Elisabet. Keduanya adalah orang-orang yang telah dipenuhi Roh Cinta Kasih Allah yang menyala-nyala. Malaikat Gabriel berkata bahwa Tuhan menyertai Maria (Lukas 1:28) dan Elisabet penuh dengan Roh Kudus (Lukas 1:41).
Elisabet yang penuh Roh Kudus melihat dengan jelas betapa Maria pun dipenuhi Roh Kudus. Maka, dia berseru, “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.” (Lukas 1:42).
Kunjungan Maria kepada Elisabet adalah pertemuan dua kekasih. Bukan hanya mereka berdua, melainkan kunjungan bayi dalam rahim Maria kepada bayi dalam diri Elisabet. “Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.” (Lukas 1:44).
Kasih sejati membawa sukacita.
Mengapa bayi Yesus mengunjungi bayi Yohanes Pembaptis? Bukankah Yohanes Pembaptis yang diutus untuk menyiapkan jalan bagi-Nya semestinya datang mengunjungi Yesus; bukan sebaliknya?
Pertama, Yesus itu wujud nyata cinta Tuhan. Dia turun dari surga untuk mengasihi manusia. Apa beratnya mengunjungi sang perintisnya? Kedua, Yesus datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani (Matius 20:28).
Kasih tidak mengenal siapa lebih tinggi dan siapa lebih rendah. Dalam cinta ada keindahan. Itulah yang kita saksikan dan rasakan dalam kidung cinta dua kekasih.
Kamis, 21 Desember 2023
Alherwanta O.Carm