Home BERITA Kisah Gua Maria Tak Bernoda Paroki Tanggul, Jember: Kumpul, Ben Ora Ucul,...

Kisah Gua Maria Tak Bernoda Paroki Tanggul, Jember: Kumpul, Ben Ora Ucul, Cucul (3)

0
Gua Maria Paroki Tanggul, Jember, Jatim. (Eko Wahyono)

“SEBELUM berkat, saya mengundang semua umat datang pada misa syukur atas renovasi Gua Maria pada Jumat, 16 Mei 2023. Pastoran menyediakan teh hangat. Selebihnya urusan umat,” kata Romo T. Catur Wibawa Pr.

Diikuti derai tawa umat.

Saat membuka Perayaan Ekaristi Jumat petang beberapa waktu lalu, di hadapan 75 orang umat, romo paroki berkata, “Kita patut bersyukur atas renovasi yang telah selesai. Bersyukur atas kebaikan hati dan terutama atas berkat yang dianugerahkan Allah.

Tadi pagi saya bilang mengapa semua kursi putih dikeluarkan semua, toh, yang datang paling cuma 30 orang. Sekarang yang hadir lebih dari dua kali lipat. Soal teh dan rejeki? Percayalah, pasti sisa.”

Gua Maria Yang Tak Bernoda di halaman belakang pastoran telah dipugar. Selesai hari Minggu. Dikerjakan gotong royong oleh sukarelawan.

“Banyak yang terlibat. Ada yang membeli material; ada yang membersihkan dinding; ada yang mengecat; yang lain memperbaiki instalasi listrik,” kata Pak Supriyono, koordinator renovasi.

“Ibu-ibu juga kirim gorengan: pisang, tahu, tempe. Kopi. Semua terlibat, sampai selesai,” sambung Pak Agus.

Misa syukur atas selesainya proyek renovasi Gua Maria Paroki Tanggul di Jember. (Eko Wahyono)

Saat khotbah, Romo Dorotheus Bryan Agung Pr yang diundang dari Paroki Maria Ratu Damai Lumajang, mengatakan demikian.

“Ciri khas umat Katolik adalah tiga –ul, demikian kata Justinus Kardinal Darmoyowono. Kumpul, ben ora ccul, lan cucul. Kita berkumpul supaya tidak dilepas, tersesat, dan memberi derma.

Derma bukan hanya soal uang. Bisa berupa uang, waktu, tenaga, pikiran, alat, dan macam-macam. Derma selalu berasal dari kemurahan hati kita, ex abundantia cordis.

Ibu Maria telah mengumpulkan kita di sini. Dan terus mengundang kita untuk berkumpul di sekeliling Anak-Nya.

Mengenal-Nya dan melakukan sabda-Nya, seperti dirinya. Ia memberi teladan saat berkata, “Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu. Fiat mihi secundum verbum Tuum.”

Bila dua, tiga atau lebih orang berkumpul dan menjadikan Yesus pusat hidup kita, kita membentuk jemaat, umat, ecclesia, Gereja. Satu kawanan dengan satu gembala. Lepas dari kawanan itu, orang menjadi ucul.

“Dalam komunitas tiap anggota dididik untuk saling berbagi. Tapi, mana teh hangatnya, Romo Catur? Membagikan karunia yang dimiliki, keahlian, gagasan, tenaga, kesempatan, termasuk dana. Semua untuk kesejahteraan seluruh jemaat.

Maka, kita perlu ikut bersyukur atas donasi yang tulus untuk merenovasi Gua Maria Tak Bernoda. Kita semua juga dipanggil untuk terus berpaling pada Bunda dalam situasi apa pun. Terus meneladan sikap imannya, “Terjadilah padaku menurut sabda-Mu,” pungkas imam lulusan Fakultas Teologi Universitas Urbaniana, Roma.

“Setiap umat diundang untuk memanfaatkan sarana Gereja ini untuk berbakti kepada Bunda Maria Tak Bernoda. Silakan datang, pintu terbuka,” undang Pastor Paroki Romo Catur Wibawa Pr.

10.07.2023. bm-1982. ac eko wahyono.

Baca juga: Kisah Gua Maria Tak Bernoda Paroki Tanggul, Jember: Deus Providebit, Allah Menyediakan (2)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version