Home BERITA Klarifikasi RS Misi Lebak di Rangkasbitung: Butuh Bantuan APD, Tak Ada Dokter...

Klarifikasi RS Misi Lebak di Rangkasbitung: Butuh Bantuan APD, Tak Ada Dokter Terpapar Covid-19

1
RS Misi Lebak di Rangkasbitung Banten by Jamkesnews

SEPANJANG hari Rabu siang ini, beredar sebaran informasi yang kurang akurat tentang kisah yang terjadi di RS Misi Lebak di Rangkasbitung, Banten.

Intinya, konten informasi yang kurang tepat benar itu menyatakan bahwa RS Misi Lebak yang diampu oleh para suster Kongregasi Fransiskan Sukabumi (SFS) mengalami dua hal berikut ini.

  • Ada dokter sudah terpapar Covid-19.
  • Butuh bantuan donasi APD.

Untuk keperluan klarifikasi dan mendudukkan informasi salah itu pada proporsinya, maka Sesawi.Net menghubungi langsung Sr. Athanasia SFS yang namanya disebut-sebut dalam sebaran hoaks tersebut.

Dan beberapa poin penting dalam klarifikasi kami dengan Sr. Athanasia SFS terjadi sebagai berikut.

  • Sr. Athanasia memang benar telah melakukan percakapan melalui telepon dengan seorang kenalan baiknya. Sebut saja namanya Ibu X.
  • Dalam percakapan panjang antara dua orang sahabat yang sudah saling kenal lama dan akrab ini terjadilah omongan yang intinya Sr. Athanasia SFS minta dibantu pengadaan APD yang jumlah persediaannya sudah makin menipis.
  • Lalu muncullah percakapan tentang situasi terkini terkait dengan coronavirus.
  • Sr. Athanasia SFS mengatakan bahwa kebutuhan akan APD untuk RS Misi Lebak itu sudah sangat mendesak untuk kepentingan proteksi diri bagi segenap tenaga medis (dokter dan perawat).
  • Kalau tidak ada APD, demikian kata Sr. Athanasia kepada Ibu X, maka dirinya sangat mengkhawatirkan kalau para tenaga medis itu akan mudah terpapar covid-19 lantaran merekalah yang sering bersentuhan langsung dengan pasien yang bisa jadi sudah menjadi carrier virus corona.

Salah menangkap esensi percakapan

Nah, pada omongan tentang poin terakhir itulah, kemudian terjadi salah menangkap esensi sebuah percakapan melalui telepon. Karenanya, kemudian muncul salah persepsi pada Ibu X ini.

Di dalam benak Ibu X ini sudah “terjadi” konsep informasi bahwa di sana itu benar-benar sudah ada dokter terkena virus Covid-19.

“Kalau misalnya yang kena terpapar Covid-19 itu saya, maka konsekuensinya lebih kecil dibandingkan dengan para dokter dan para perawat kami. Saya seorang suster biarawati, hidup selibat, tanpa keluarga –selain komunitas—tetapi para tenaga medik itu punya anak dan keluarga,” begitu Sr. Athanasia SFS menjawab Sesawi.Net pada hari Rabu siang tanggal 25 Maret 2020.

Namun, apa daya kita ini sekarang hidup di zaman mudah pencet HP. Maka, konsep informasi hasil salah persepsi itu sudah terlanjur “dimakan” dalam benak Ibu X itu. Yang terjadi kemudian, persepsi salah itu malah lalu dinarasikan dengan sedikit atmosfir dramatis.

Akibatnya, narasi yang tidak akurat dan juga tidak sesuai dengan fakta itu kemudian goes viral melalui medsos. Dan akhirnya sampai menyebar kemana-mana tanpa kontrol dan ya memang tidak bisa ditahan atau dicegah.

Klarifikasi ini perlu dibuat agar sebaran hoaks itu tidak semakin merajalela.

Setidaknya, marilah kita semua bersedia mengikuti protokol bijak menggunakan media: saring dulu sebelum sharing.

Kita saring dulu benar-tidaknya informasi itu, barulah kemudian boleh kita sharing-kan.

Tentu saja kalau informasinya valid dan benar.

1 COMMENT

  1. Terima kasih pak Mathias.
    semoga teman teman tidak berubah pikiran dan jadi tidak berminat membantu RS Misi Lebak karena kesan dari tulisan bapak adalah berita ttg rs misi adalah hoax

    Kebetulan saya kenal pribadi dengan Sr Atta dan memang beliau bukan tipe yang akan nangis nangis minta tolong.
    Kalau boleh berita ini diedit agar kesan hoax hilang
    hanya sedikit salah kutip
    memperhitungkan kebiasaan netizen yang tidak lengkap membaca berita.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version