Salah satu program yang menjadi fokus perhatian Gereja Katolik Keuskupan Atambua adalah pembinaan keluarga. Sebagai tindak lanjut program fokus itu, Keuskupan Atambua melalui Komisi Keluarga (Komkel) mengadakan pembinaan iman dan animasi hidup berkeluarga bagi para pasutri ‘balita’ (usia pernikahan 0-5 tahun).
Seperti yang terjadi Jumat (25/5/18) lalu, Komkel Keuskupan Atambua mengadakan kegiatan tersebut bagi 11 pasutri balita di aula Paroki St. Filomena-Mena. Kegiatan dimulai tepat pada pukul 09.30 Wita dan dibuka langsung oleh Pastor Paroki Mena, Romo Kanis Oki Pr.
Dalam arahannya, ia mengatakan bahwa kegiatan ini sangat penting bagi para pasutri, mengingat banyaknya tantangan yang terjadi di zaman sekarang. “Gereja dengan berbagai cara akan terus mendampingi keluarga-keluarga muda yang berjuang membangun hidup bahagia dan sejahtera. Salah satunya adalah melalui pembinaan berjenjang ini,” tegas Romo Kanis.
Setelah membuka kegiatan, ia mempersilahkan Komkel Keuskupan Atambua memberi materi pembinaan dan animasi.
Tampil sebagai pemateri pertama adalah Pak Yoseph Hello. Ia mengajak para peserta melihat tantangan dalam hidup berkeluarga sebagai kesempatan untuk mendewasakan diri. Ia mendasarkan pemikirannya itu pada teks Kitab Suci.
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia. Allah itu setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai, Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya,” kata Pak Yoseph mengutip teks 1 Kor 10:13.
“Tidak ada satu persoalan yang tidak bisa diselesaikan, asalkan dekat dengan Tuhan. Banyak kali keluarga-keluarga Katolik hancur, bukan karena persoalan ekonomi, tapi karena tidak dekat dengan Tuhan,” tambahnya.
Seusai membawakan materinya, Pak Yoseph memberi kesempatan kepada Sr. Fridolin SSpS. Ia tampil selaku pemateri kedua.
Suster Fridolon adalah Ketua Komkel Keuskupan Atambua. Ia mengawali paparan materinya dengan membuat permainan bermakna bersama para peserta. Situasi terlihat begitu cair dan bersahabat.
Ketika ditanyai tujuan mengadakan kegiatan ini di sela-sela waktu istirahat, Sr. Fridolin mengatakan bahwa, kegiatan ini bertujuan merealisasikan misi Komkel Keuskupan Atambuayang berkomitmen melakukan pendampingan kepada pasutri–pasutri muda pasca menikah.
“Selain sebagai realisasi misi Komkel, kegiatan ini juga bertujuan untuk lebih meningkatkan kualitas cinta antara suami dan isetri dan berjuang agar mereka mampu memelihara nilai-nilai sakral Perkawinan Katolik,” ungkapnya.
Kesan positif datang dari para peserta. Paulus Fio, peserta yang baru pertama kali mengikuti kegiatan ini, mengaku senang dengan pola pembinaan dan animasi yang diberikan oleh kedua pendamping.
“Ketika mendapat informasi tentang kegiatan ini, saya sangat antusias mengikutinya. Saya bersama isteri merasa termotivasi lagi untuk membangun cinta yang lebih baik lagi. Usia pernikahan kami baru memasuki tahun ketiga, karena itu kami masih butuh banyak bimbingan. Tema-tema yang diberikan tadi sangat menarik. Kami menikmatinya,” ungkap Paulus.
Rangkaian kegiatan akhirnya ditutup pada pukul 15.00 Wita. Mereka mengabadikan momen kebersamaan itu dengan berpose bersama.