BEBERAPA waktu yang lalu, saya mendapat undangan bersama rekan-rekan CM Indonesia untuk mengikuti pertemuan virtual. Dengan judul “Mengenal Komunitas Awam Dehonian dalam Konteks Lay Movement”.
Judulnya sudah membuat tergerak ingin mengikuti sejauh mana Pergerakan Dehonian di Indonesia. Ini tentu merupakan sebuah awal yang baik, ketika Kelompok Keluarga Awam Dehonian ini sudah mulai lebih “Duc in Altum”.
Mengapa saya bisa mengatakan demikian? Dalam paparannya, Romo Christophorus Wahyu Haryadi SCJ memulai beberapa pokok pikiran sebagai berikut.
Tentang definisi
Kelompok Awam Dehonian adalah Gerakan Roh Kudus. Ini antara lain dikatakan dalam dokumen Apostolicam Actuositatem Konsili Vatikan II. Di mana disebutkan, kaum awam memiliki panggilan dan tugas. Sebagai pengikut Kristus dalam karya kerasulan dengan karunia-karunia yang mereka miliki.
Dasar panggilan dan misi umat beriman ini adalah persekutuan dengan Kristus. Dengan menerima baptisan, umat ikut serta dalam tiga tugas Kristus (bdk. Cristi Fideles Laici).
Berkembang di Indonesia
Paparan disampaikan untuk mengawali kisah bagaimana Dehonian bisa berkembang di Indonesia. Selanjutnya, Romo Wahyu mengungkapkan, sebenarnya keluarga Dehonian ini sudah ada sejak awal berdirinya SCJ.
SCJ mulai bekerja di berbagai belahan dunia. Maka mulailah berkolaborasi dengan umat yang ingin membantu pelayanan para imam SCJ.
Lalu kronologinya diurutkan. Peristiwa-peristiwa yang terjadi sejak 1985.
Para Dehonian Indonesia mulai bekerjasama secara acak dengan para imam SCJ.
Namun secara definitif baru terjadi tahun 2003. Inilah saatnya, ketika Keluarga Dehonian menjadi agenda pembicaraan penting dalam Assemblea SCJ Di Indonesia.
Tepathari itu, Fransesca Righi -formator Compagnia Missionaria del Sacro Cuore- juga hadir di Indonesia. Dengan agenda mau mengantar Sr. Mudji CM pulang ke Indonesia, setelah belajar dua tahun di Bologna. Sekaligus memperkenalkan Compagnia Missionaria del Sacro Cuore di Palembang.
Saat itu saya (Ludovika), Antonia, dan Romo Haryoto SCJ hadir. Juga banyak di antaranya para suster Charitas. Saat itu pula, sebenarnya Francesca Righi mulai menanamkan benih CM di Indonesia.
Pada kesempatan baik itu, Sr. Mudji CM dan Francesca Righi mulai memperkenalkan lebih dalam kepada kami berdua, angkatan dua di Indonesia.
Sejak saat itu, Francesca terus mendampingi kami; baik secara fisik dalam pertemuan formatio maupun melalui email (internet).
Sesudah Francesca Righi meninggal
Kami bergulir meniti hari-hari melalui masa Aspiran, masa Orientasi, masa Bienio bersama Francesca.
Setelah itu, Franceca meninggal tanggal 9 Januari 2006 saat mengikuti Assemblea di Italia, kami melanjutkan formatio bersama Santina. Ia merelakan dirinya hingga hari ini mendampingi para anggota di Indonesia bisa bertumbuh.
Kembali kepada kelanjutan kisah Keluarga Dehonian. Selanjutnya secara berkala, kami mengadakan pertemuan, arisan, dan lainnya, hingga terbentuklah pertemuan akbar Dehonian se-Indonesia.
Ini dilanjutkan pertemuan Dehonian seluruh dunia, di mana saat itu, kami CM juga hadir bersama Sr. Mudji CM. Bahkan menjadi utusan untuk wilayah Indonesia bersama dengan Romo Agust SCJ dan Bapak Filipus Hariyadi.
Baiknya lagi, seluruh perjalanan Dehonian awam di Indonesia terus bergerak dan mencari waktu untuk bersama berkumpul. Hingga mulai memikirkan formatio bagi para anggota dan juga perumusan statuta yang sampai hari ini masih diolah oleh tim Komisi Kerasulan SCJ Indonesia.
Tahun 2011, hal itu sampai dibicarakan secara internasional untuk pembetukan formasi di Generalat SCJ.
Dalam penjelasannya, panggilan sebagai awam Dehonian perlu memverifikasi bagaimana setiap anggota masuk dalam komunitas, terlibat dalam dinamika komunitas.
Juga bagaimana bisa mendapat gambaran cukup tentang semangat Dehonian, memantapkan motivasi sebagai anggota Dehon awam, mengucapkan janji dalam rumusan tertentu, turut dalam pembinaan selanjutnya.
Romo Wahyu SCJ juga menjelaskan bagaimana isi statuta itu.
KAD 1# Awam Dehon adalah awam yang berusaha menghayati spiritualitas Dehonian secara aktif. Juga secara aktif ikut serta dalam karya evangelisasi baru demi membangun Kerajaan Hati Kudus Yesus di dunia. Dalam kerja sama dengan Konggregasi Imam-imam Hati Kudus Yesus.
Statuta KAD#1
Menghayati semangat Pater Dehon merupakan jalan spiritual menuju kekudusan dan kesempurnaan Injil.
Ada beberapa hal yang dikatakan oleh Romo Wahyu SCJ sebagai poin pentingnya :
- Mengetahui kehidupan Pater Yohanes Leo Dehon.
- Telah beberapa kali terlibat dalam KAD.
- Mengenal tradisi-tradisi Rohani Dehonian.
- Mengetahui beberapa nilai nilai Dehonian.
- Mendapatkan bimbingan dari animator atau moderator Komunitas(KAD#8).
- Ikut serta dalam warisan Pater Dehon baik tradisi rohani maupun karya kerasulan (KAD#9+13).
- Praktik silih (KAD#10).
- Merenungkan sabda Tuhan sebagai kabar kasih (KAD#12).
- Penghormatan kepada Para Kudus dan peringatan berkaitan dengan Hati Kudus Yesus (KAD#14).
- Pembinaan komunitas atau lintas komunitas tentang spiritualitas Dehonian (KAD#19).
Lebih jauh dibahas dalam KAD#16 adalah bagaimana pengelolaan ekonomi komunitas; sumber kehidupan Dehonian Awam merupakan hasil gotong royong dari komunitas dan menggunakan sistem ekonomi rakyat.
Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan dari pertemuan ini pertama-tama adalah sosialisasi kepada para koordinator dan animator dalam kelompok kota atau pulau.
Seperti area Jambi, Palembang, Belitang, Jogjakarta yang hampir 90 persen anggotanya adalah para mahasiswa yang sedang belajar di Jogja, dan area Jakarta.
Kemungkinan akan dipecah Jakarta timur dan Pamulang.
Indonesia sangat luas. Ini baru dua pulau berkembang. Kita belum tahu bagaimana gerakan di Papua atau mungkin di pulau lain.
Namun, ini merupakan area di mana SCJ berkarya.
Tentu masih akan tindak lanjut dari pertemuan ini. Kami akan terus memantau, ikut serta dan terlibat dalam KAD Indonesia, meskipun tentu tidak setiap anggota CM Indonesia.
Itu karena keterbatasan waktu masing-masing anggota.
Namun toh diharapkan pengalaman ini dibagikan untuk setiap anggota Compagnia Missionaria.
Tujuannya agar kita boleh “terpesona kembali dan jatuh lagi kepada Hati Kudus Yesus”. Agar terus-menerus kita bisa menimba sumber kekuatan rohani.
Terutama di masa sulit seperti ini. Kala kita sedang diuji iman kita dalam kesulitan dunia, yaitu pandemi Covid 19.
Harapan kita dengan kesulitan kesulitan dunia, kita tetap memeluk Hati Kudus Yesus dan terus memandang Hati Kudus Yesus.
Dalam kontemplasi kita, agar boleh menerima sumber kekuatan rohani dari Yesus, Sang Guru kita.
Vivat Cor Iesu per Mariam.
Palembang, 28 Mei 2021
Ludovika CM
“Air lambung Kristus, basuhlah aku.”