RASA syukur itu benar-benar tak terlukiskan. Tanggal 24 Oktober setiap tahun merupakan perayaan Ibu Pendiri Kongregasi SFD: Muder Constance van der Linden. Perayaan Ibu Pendiri Kongregasi Suster SFD ini sekaligus juga menjadi perayaan syukur hidup membiara para suster SFD. Yakni, mereka yang merayakan pesta pesta perak, perayaan 40 tahun, pesta emas, dan tahun lanjutannya.
Hari penuh syukur Kongregasi SFD Indonesia
Hari Kamis, 24 Oktober 2024, merupakan hari penuh syukur untuk Kongregasi SFD Indonesia. Karena pada tanggal tersebut Kongregasi memperingati Hari Pendiri Kongregasi sekaligus perayaan syukur pesta hidup membiara.
Pada hari tersebut dirayakan peristiwa istimewa yakni perayaan syukur hidup membiara para suster SFD yang telah melakoni hidup membiara selama 25 tahun dan 40 tahun.
Berikut ini nama-nama para jubiliaris suster SFD yang merakayakan 25 tahun hidup membiara mereka.
- Sr. Godeliva Sinaga SFD.
- Sr. M. Petra Sihotang SFD.
- Sr. M. Ruth Tondang SFD.
- Sr. Caroline Tarigan SFD.
- Sr. Ildephonsa Perangin-angin SFD.
Tujuh suster SFD yang merayakan pesta 40 tahun hidup membiara mereka adalah nama-nama berikut:
- Sr. Katharina Ginting SFD.
- Sr. Frederika Sipayung SFD.
- Sr. Theodorine Ginting SFD.
- Sr. M. Yosephine Sinuhaji SFD.
- Sr. Klarensia Tarigan SFD.
- Sr. Silvia Sembiring SFD.
Perayaan ekaristi dilaksanakan di Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga Kabanjahe, Sumut. Dipimpin oleh Pastor Vikaris Episcopan Pro Religus Pastor Joseph Lesta S. Pandia OFMConv bersama para imam konselebaran sebanyak 34 orang.
Imam Pengkotbah adalah Pastor Guido Situmorang OFMCap. Hari-hari sebelumnya, pastor ini pula yang mendampingi retret para yubilaris.
Perjalanan panjang penuh syukur
Tema perayaan syukur tersebut adalah “Syukur kepada Allah, karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu.” ( Kor 9:15).
Pengalaman hidup penuh perjuangan dan dengan rahmat tuhan, para yubilaris telah melewati perjalanan panjang itu. Perjalanan 25 tahun dan 40 tahun hidup membiara bukan perjalanan singkat. Juga bukan perjalanan yang mudah. Maka, sungguh dibutuhkan komitmen, ketekunan, keterbukaan, dan terutama kesetiaan.
Perjalanan penuh tantangan, tetapi dapat dijalani dengan penuh sukacita sehingga para yubilaris berani mengatakan “Syukur kepada Allah, karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu.”
Kuncinya komitmen dan ketekunan
Dalam homilinya, Pastor Guido Situmorang OFMCap menyapa para suster yubilaris. Ia mengingatkan supaya para yubilaris tetap bersyukur dalam setiap peristiwa hidup. Karena, kata pastor, orang yang mampu bersyukur adalah orang-orang yang tetap mengandalkan Tuhan dalam pelayanan. Sehingga dapat menjadi berkat bagi umat dan semua orang.
Kunci kekuatan dalam panggilan adalah ketekunan dalam hidup rohani. Kita mampu melewati perjalanan panjang panggilan tentunya bukan karena kekuatan para yubilaris, tetapi karena rahmat Tuhan yang memampukan.
Pengalaman “jatuh” dalam panggilan dan berani untuk tetap berdiri kembali serta bertobat adalah pengalaman berharga, Itu memampukan kita tetap berpegang teguh pada Tuhan. Tetaplah menjadi orang-orang yang bersyukur, mampu menjadi berkat bagi orang lain. Juga berdirilah kembali, saat jatuh dan datang pada Yesus yang mencintaimu.
Selesai perayaan ekaristi dilanjutkan dengan ramah tamah bersama keluarga dan tamu undangan.
Semoga para yubilaris tetap semangat dalam panggilan dan pelayanan.
Syukur kepada Allah, karena karunia-Nya yang tak terkatakan. Sampai bertemu di perayaan pesta hidup membiara selanjutnya. Proficiat kepada para suster yubilaris karena boleh merayakan buah kesetiaan yang dirajut demi cinta kepada Allah.
Semoga kesetiaan para suster menjadi teladan bagi kami semua. Salam SFD.