INILAH fasilitas isolasi mandiri bagi para pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan mampu mandiri. Kini, Kongregasi Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus (CB) sudah membuka shelter pelayanan kemanusiaan bagi para pasien Covid-19 di Kedaton, Bandarlampung.
Langkah membuka layanan kesehatan untuk isoman ini dipraktikkan oleh Kongregasi Suster CB atas alasan misi kemanusiaan.
Dan sangat didukung oleh Crisis Center Gereja Santo Yohanes Rasul Paroki Kedaton di Bandarlampung.
Rumah Retret jadi shelter isoman
Fasilitas shelter ini sejatinya merupakan kompleks rumah retret.
Nama resminya adalah RPCB (Rumah Pembinaan Carolus Borromeus) Matow Way Hurik. Beralamat di Jl. Ratu Dibalau 76 Kedaton, Tanjung Senang, Lampung.
Namun, atas misi solidaritas kepada sesama anak bangsa yang kini menderita karena terdampak serius oleh pandemi Covid-19, pimpinan Kongregasi Suster CB memutuskan untuk sementara memfungsikan RPCB Matow Way Hurik di Kedaton ini sebagai shelter isoman pasien Covid-19.
“Ini semata-mata demi misi kemanusiaan. Pelayanan kesehatan dan kemanusiaan di shelter ini gratis,” ungkap Provinsial Kongregasi Suster CB Sr. Yustiana Wiwiek Iswanti CB menjawab Sesawi.Net hari Senin pagi tanggal 9 Agustus 2021.
“Matow Way Hurik artinya sumber kehidupan,” lanjutnya.
Crisis Center Paroki Kedaton Lampung
Dan ternyata gayung pun bersambut mesra. Ide mulia ini lalu disambar manis oleh Paroki Kedaton melalui Crisis Center-nya.
“Kami sungguh bersukacita boleh mendapatkan akses mengelola Shelter RPCB Matow Way Hurik Kedaton ini,” papar Heri Purnomo, Ketua Crisis Center Paroki Kedaton menjawab Sesawi.Net Senin siang hari ini.
Bangunan tiga lantai
Fasilitas shelter isoman RPCB Matow Way Hurik di Kedaton ini berupa kompleks dengan bangunan utama terdiri tiga lantai.
Menurut Heri Purnomo, lantai 1 sepenuhnya dipakai untuk keperluan nakes, proses administrasi, dan lainnya.
Tersedia di masing-masing lantai 2 dan 3 sebanyak 16 kamar.
Satu kamar berisi dua bed.
“Dengan demikian, hanya tersedia 64 bed di dua lantai yang secara khusus memang kami siapkan untuk isoman,” kata Heri Purnomo.
Pihaknya merasa bersyukur bahwa sejumlah sukarelawan mengaku “siap tempur” menjalani misi kemanusiaan ini.
Misa pemberkatan
Perayaan Ekaristi telah menandai dimulai gerakan kemanusiaan ini.
Minggu (8/8/2021) sore kemarin, berlangsung misa sederhana di lokasi fasilitas shelter. Romo Untoro dari Paroki Kedaton memimpin perayaan ekaristi ini.
RPCB Matow Way Hurik ini sudah eksis sejak September 2019 lalu. Mulai beroperasi sejak Uskup Keuskupan Tanjungkarang Mgr. Yohanes Harun Yuwono memberkati fasilitas rumah retret ini.
Dan yang menarik, justru kisah di belakangnya.
Menurut Heri Purnomo, sesi “peresmian” fasilitas shelter oleh Crisis Center Paroki Kedaton ini berlangsung secara amat sederhana.
Bahkan saking sederhananya, panitia Crisis Center sampai tidak memiliki koleksi foto-foto dengan kualitas jepretan yang baik untuk keperluan publikasi.
Dukungan pemerintah
Setelah misa hari Minggu sore kemarin, maka hari Senin (9/8/2021) siang tadi fasilitas shelter isoman RPCB Matow Way Hurik ini mendapat kunjungan pihak instansi kesehatan dan pemerintahan desa setempat.
“Kami senang bahwa instansi kesehatan lokal dan pemerintah desa sangat mendukung gagasan mulia ini,” papar Heri Purnomo.
Menurut Crisis Center Paroki Kedaton, prioritas shelter isoman ini diberikan kepada pasien Covid-19 dengan gejala ringan.
Juga mereka tanpa riwayat penyakit bawaan dan tidak punya fasilitas hidup dan penunjangnya yang memadai untuk melakukan isoman secara layak dan bermartabat.
Fasilitas ini gratis. Namun, siapa saja tentunya boleh memberi sumbangan sukarela.
“Banyak di antara umat Paroki Kedaton yang sudah terpapar Covid-19 dan mereka butuh akses untuk melakukan isoman,” jelas Heri Purnomo.
Saat ini, shelter ini sudah meneriman dan kemudian menampung tujuh pasien isoman sebanyak tujuh orang.
“Tiga sudah sembuh dan telah pulang, sisanya masih ada di shelter. Mereka adalah seorang ibu rumahtangga, bapak tukang pembuat peti jenazah, seorang ibu guru dan seorang nakes,” jelas Heri Purnomo.
Ref: Religious congregation offers quarantine shelter in Sumatra’s Tanjungkarang diocese