Puncta 18.04.23
Selasa Paskah II
Yohanes 3: 7-15
MASIH ingat kisah Sun Go Kong, si Kera Sakti yang bersama Biksu Tong pergi ke Barat untuk menemukan sebuah Kitab?
Siapa saja murid-murid yang mengikuti perjalanan Biksu Tong? Mereka adalah Sun Go Kong, si raja kera, Pat Kay, manusia berwajah babi dan rahib Sam Cheng murid ketiga.
Biksu Tong pernah mengajarkan sebuah kebijaksanaan kepada muridnya dengan berkata, “Kosong adalah isi, isi adalah kosong.”
Sabda bijaksana ini punya makna yang tinggi nan luhur kalau kita resapkan bagi kehidupan kita.
Kita bisa memahaminya jika kita melihat langit di siang hari yang berwarna biru. Kelihatannya kosong tidak ada apa-apa di sana.
Tetapi jika malam tiba, kita melihat bahwa ada banyak bintang-bintang cemerlang dan bulan yang kemudian muncul dalam kegelapan.
Apa yang kita anggap kosong, hampa ternyata ada isinya. Berisi namun kosong itu siang hari. Kosong tetapi berisi adalah malam hari.
Sebaliknya, kita sering mendengar orang berdebat panjang lebar sampai berbuih-buih. Kata-katanya nyerocos keluar seperti meriam dalam perang.
Namun isinya kosong melompong.
Ada pepatah yang berkata, “Tong kosong berbunyi nyaring.”
Ini model orang berisi tetapi kosong. Tetapi ada pula orang yang sedikit bicara tetapi isinya sungguh “mentes” bernas dan berwibawa.
Ini adalah model orang yang kosong namun berisi.
Yesus berdiskusi dengan seorang pengajar agama bernama Nikodemus. Tetapi dia tidak mampu menangkap kata-kata Yesus tentang “dilahirkan kembali.”
Sulit memahami sabda Yesus, jika kita tidak mampu mempercayai hal-hal yang dikerjakan Yesus. “Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?”
Nikodemus sebagai “pengajar Israel” nampaknya banyak isi ilmunya. Ternyata tidak mampu mengerti apa yang diajarkan Yesus.
Ia nampaknya berisi tetapi ternyata kosong. “Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?” kata Yesus.
Kosong adalah isi dan isi adalah kosong dijabarkan oleh peristiwa Yesus. “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang turun dari sorga yaitu Anak Manusia.
Yang naik adalah yang turun. Yang naik adalah Yesus yang ditinggikan di kayu salib. Yang turun adalah Yesus yang tiga hari berada di makam. Dia yang telah turun di makam, Dia pula yang naik yaitu bangkit dalam hidup kekal.
Hanya dengan mata iman kita dapat memahami peristiwa dan sabda Yesus ini. Hanya orang yang percaya kepada-Nya yang akan beroleh hidup kekal.
Marilah kita percaya kepada-Nya agar kita memperoleh jaminan hidup dalam Nama-Nya.
Sendangsono ada di perbukitan,
Lanjut ziarah ke Candi Ganjuran.
Yesus turun ke dalam kematian,
Ia naik untuk menuju kehidupan.
Cawas, percaya pada sabda-Nya…