MULAI hari ini, Gereja mengajak kita mendengarkan dan merenungkan Injil Matius, mulai dari Khotbah di Bukit (Matius 5-7). Sepanjang pekan ini, kita akan membaca Matius 5, kecuali hari Jumat (Hari Raya Hati Kudus Yesus) dan Sabtu (Peringatan Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria).
Injil Matius 5 merupakan pembukaan Khotbah di Bukit. Yesus tampil di atas bukit, melihat orang banyak, dan mengajar (Matius 5: 1). Matius menampilkan Yesus sebagai Musa baru yang menyampaikan hukum dan hidup baru.
Yesus memulai pengajaran-Nya dengan menyampaikan Sabda Bahagia (Matius 5: 1-12). Isinya menunjukkan kualitas para pengikut Yesus yang menaati dan melaksanakan hukum yang baru.
Injil Matius disebut injil tentang Kerajaan Surga. Ini bukan hanya tentang situasi dan kualitas hidup setelah mati saja. Orang dapat menjadi bagian dan mengalami kerajaan itu ketika sedang hidup di dunia ini.
Kualitas pengikut Yesus itu tampak dalam kehidupan yang dikuasai atau dipimpin oleh kuasa Allah. Kuasa itu melampaui semua kuasa dunia, namun ukurannya sering berlawanan dengan kriteria duniawi.
Mereka yang menjadi bagian dari Kerajaan Surga itu disebut berbahagia (Matius 5: 3-11). Berbahagia di sini (makarios, bhs Yunani) memiliki makna terberkati atau beruntung. Mengapa berbahagia?
Kita lihat salah satu contohnya, yakni orang yang murni atau suci hatinya (Matius 5: 8). Mereka ini akan melihat Allah. Orang yang suci hatinya memandang tanpa distorsi atau prasangka apa pun.
Mereka melihat segala sesuatu persis apa adanya seperti Tuhan memandang. Karena itu, mereka merasakan kehadiran dan tindakan Tuhan dalam diri sesama dan lingkungannya (melihat Tuhan).
Hati yang murni membuat orang mampu melihat secara jelas dan objektif. Anugerah yang besar dari Tuhan ini menuntut integritas tinggi. Imbalannya luar biasa.
Dalam dunia yang diwarnai pelbagai opini, ideologi, dan prasangka, mereka yang memiliki hati murni bebas dari segala tekanan atau kepentingan dan sungguh berbahagia.
Senin, 12 Juni, 2023
