- Bacaan 1: 2Sam 18:9-10. 14b. 24-25a. 30 – 19:3
- Injil: Mrk 5:21-43
ANAK-anakku sayang, saat ayah dan ibu diberkati di depan altar gereja, sejak itu pulalah kami berjanji untuk kalian juga. Kehadiran kalian tentulah harapan terbesar melebihi materi apa Pun di dunia ini.
Setiap malam kubawa dalam doa agar Roh Kudus senantiasa menyertai kalian.
Ayah akan melakukan apapun demi kalian hingga nanti bisa mandiri.
Leherku pun akan kuberikan demi keselamatan dan kesehatan kalian.
Ketahuilah bahwa itu bukan pengorbanan namun cinta. Dan ayah serta ibu tak akan pernah meminta balasan apapun dari kalian.
Hiduplah tanpa beban apapun. Ayah tak meminta kalian unggul diantara yang lain namun tumbuhlah secara wajar dan bahagia.
Segeralah berdiri saat jatuh, sebab itu hanyalah pelajaran mandiri. Untuk itulah ayah mengajarkan kalian untuk tidak mudah menyerah.
Sakitmu adalah sakitku dan keceriaanmu adalah kebahagiaan kami.
Daud sungguh menyayangi Absalon anaknya yang ketiga. Dia rela menyingkir agar tidak berhadap-hadapan dalam kudeta yang dilakukannya.
Menghindar sambil menangis sepanjang perjalanan.
Ketika seorang Etiophia mengabarkan padanya bahwa Absalon telah dihabisi Yoab saat tergantung di pohon Tarbantin, maka sungguh terkejut dan sedihlah ia.
Lalu naik ke anjung pintu gerbang lalu menangis.
“Anakku Absalom, anakku, anakku Absalom. Ah, kalau aku mati menggantikan engkau, Absalom, anakku, anakku!”
Lalu Yoab dan seluruh pasukan yang pulang perang ikutlah sedih. Mereka masuk kota dengan diam-diam pada hari itu, seperti tentara yang kena malu kembali dengan diam-diam karena melarikan diri dari pertempuran.
Seorang ayah yang juga kepala rumah ibadat, bernama Yairus, berjuang untuk menerobos kerumunan di sekitar Yesus saat baru mendarat di pantai.
Ia melakukannya demi nyawa anaknya.
Hal itu dilakukan, karena anaknya sakit keras dan hampir mati sebab ia percaya Yesus mampu memberinya kehidupan.
“Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.”
Namun ironisnya, Yesus justru ditertawakan orang banyak yang melayat ke rumah kepala rumah ibadat tersebut. Maka diusirlah mereka semua oleh-Nya.
Anak itupun akhirnya hidup kembali.
Pesan hari ini
Orangtua akan melakukan apa pun demi anak-anaknya. Itu bukanlah pengurbanan, namun cinta.
Tuhan Yesus juga mengasihi kalian, Ia akan memberi hidup kekal asalkan kamu percaya.
“Pelukan dari keluarga berlangsung seumur hidup. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu”