Bacaan 1: Ul 30:15-20
Injil: Luk 9:22-25
Sering saya mendengar keluhan teman bahwa dia sudah berusaha setengah mati namun masih tidak berhasil dalam mencari penghasilan, begitu-begitu saja. Bahkan dulu waktu kecil sering mendengar ada orang sukses dalam harta namun ternyata dibantu oleh “pesugihan”.
Pesugihan adalah serangkaian mitos atau ritual yang dipercaya bisa digunakan untuk memperoleh kekayaan secara instan melalui jalan pintas dengan bantuan makhluk gaib. Tentu saja “tidak ada makan siang gratis”, mereka akan meminta tumbal.
Bisa jadi, (tanpa menghakimi) jika memang demikian pola hidup imannya ada yang salah.
Tapi sebetulnya apa arti sukses bagi orang katolik?
Menjadi kaya materi atau teguh dalam iman serta sanggup melaksanakannya?
Sukses bagi orang katolik berarti mencapai tujuan akhir yaitu hidup kekal. Mungkin ada pemahaman berbeda bagi orang lain.
Hari ini Musa menasihati bangsa Israel sebelum masuk ke “Tanah Terjanji”. Dia menghadapkan bangsa itu pada dua pilihan:
- Kehidupan dan kematian
- Berkat dan kutuk
Mereka harus memilih kehidupan (kekal) dan berkat saat sudah memasuki “Tanah Terjanji”. Agar hidup mereka terjamin hingga menuju tujuan akhir, hidup kekal. Caranya adalah mengasihi dan melaksanakan kehendak-Nya.
Namun jika mereka abai melaksanakan kehendak-Nya dan memilih menyembah ilah-ilah, maka pastilah akan mati kekal.
Dalam pengajaran kepada para murid-Nya, Tuhan Yesus berkata,
“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”
Perlu penyangkalan diri untuk bisa mengikut Yesus dengan sempurna.
Segala kebutuhan dunia memang kita perlukan untuk hidup di dunia. Namun itu bukan tujuan dan tidak bisa dibawa ke alam kematian apalagi untuk membeli tiket surga. Seseorang harus sanggup memikul salib pribadinya sendiri.
Pesan hari ini
Kunci sukses bagi umat katolik adalah menempatkan Allah pada yang utama, melaksanakan kehendak-Nya serta berserah pada-Nya.
Dengan demikian hidupmu terjamin kekal dan tidak binasa.
“Segala sesuatunya butuh kepastian, apakah tetap bertahan atau melepaskannya.”