PAUS Fransiskus mengatakan, “Misteri Penampakan Bunda Maria di Guadalupe dipelajari, terus dipelajari, dan dipelajari terus – menerus… Namun yang jelas fenomena Maria Guadalupe itu telah menanamkan iman yang kuat dalam bangsa Meksiko.”
Paus berkata di hadapan para uskup di Meksiko, “Dapatkah penerus tahta Santo Petrus, yang dipanggil dari ujung Amerika Latin, tidak mengkhususkan diri untuk mengunjungi “La Virgine Morenita” (Bunda Maria Guadalupe)?
Maka tidak heran bahwa hari pertama kunjungan Paus di Meksiko diawali dengan Misa Kudus bersama dengan umat di Guadalupe di tempat Ziarah Bukit “Tepeyac” di atas kota Meksiko dimana Bunda Maria menampakkan diri kepada Juan Diego pada lima abad yang lalu.
Kisah penampakan itu bermula ketika tahun 1519 (berarti 2 tahun setelah munculnya protestantisme di Jerman tahn 1517), pada hari Jumat Agung seorang komandan serdadu Spanyol Hernan Cortés dan pasukannya mendarat di pantai Amerika untuk menaklukkan suku bangsa Indian. Dua hari kemudian para imam Fransiskan yang berlayar bersama-sama dengan dia menancapkan Salib kayu di pasir pantai. Segeralah Hernan Cortés dan pasukannya bergegas menuju kerajaan Aztec yang waktu itu mempraktikkan korban-korban manusia yang mengerikan.
Walaupun secara militer serdadu Spanyol berhasil menundukkan suku Indian, namun para misionaris Fransiskan tidak mudah untuk mentobatkan suku Indian. Mereka berusaha dengan keras dengan mempelajari bahasa Aztec dan membiasakan dengan dialek bahasa itu yang sangat sulit untuk lidah Eropa. Dan usaha itu ada hasilnya, beberapa orang Aztec percaya dan mau dibaptis. Dan pada tahun 1532 (13 tahun setelah Cortés mendarat) terjadi sesuatu yang aneh atau luar biasa (tidak biasa maksudnya) pada diri salah seorang yang telah dibaptis itu yang bernama Juan Diego.
Peristiwa itu terjadi di perbukitan yang benama Tepeyac di atas danau biru di kota Tenochtitlàn yang sekarang menjadi Mexico City. Apa yang terjadi itu dipercaya oleh bangsa atau penduduk Aztec yang telah percaya kepada agama Katolik sebagai “suatu penampakan Bunda Maria.” Dan peristiwa penampakan itu diberi nama oleh orang-orang Spanyol: Bunda Maria dari Guadalupe.
Dalam penampakan itu Bunda Maria menampilkan kebudayaan Spanyol dan Aztecs bersama-sama, karena Bunda Maria nampak sebagai “mestizo” (of mixed race – perpaduan dua bangsa) – seperti kita lihat dalam penampilan Bunda Maria pada penampakan yang keempat kepada Juan Diego dalam pakaian jubah sederhana yang menutup sampai di pundak yang dikenal dengan nama “tilma”. Lukisan dan teks yang berasal dari abad 16 itu semua adalah bukti peninggalan yang menjelaskan bahwa setelah terjadinya peristiwa penampakan itu maka 8 juta orang Indian Amerika kemudian menjadi katolik.
Pada abad ke-20 Paus Pius ke XI menyatakan bahwa Bunda Maria Guadalupe menjadi Ratu Meksiko dan Pelindung Amerika Latin dan Filipina. Dan Paus yang kemudian, Pius XII menyatakan Bunda Maria dari Guadalupe menjadi Pelindung seluruh Benua Amerika.
Dan sekarang pada abad ke-21 ini Paus pertama dari benua Amerika Latin itu mempersembahkan misa bersama umat di Guadalupe. Paus Fransiskus meneguhkan devosi itu dengan mengenakan mahkota emas dan perak kepada Bunda Maria Guadalupe.
Penampakan itu terjadi bagaimana dan peristiwanya seperti apa mungkin hanya Juan Diego yang tahu dan Paus Fransiskus secara terus terang menyatakan bahwa peristiwa itu dipelajari dan dipelajari terus menerus.
Mungkin secara rasional dan sekular orang bisa menafsirkan bahwa hal itu adalah tehnik penginjilan saja dari bangsa Spanyol dan misionaris Fransiskan. Kalau melihat bahwa Bunda Maria juga ditampilkan dalam perpaduan budaya Aztec dan Spanyol, maka bisa timbul kecurigaan bahwa kisah itu direkayasa oleh misionaris spanyol untuk mentobatkan suku Indian.
Namun fakta historis yang tidak bisa disangkal adalah bahwa peristiwa itu yang diceritakan dan diceriterakan terus menerus, bukan hanya dari tempat yang satu ke tempat yang lain di seluruh Meksiko, melainkan juga dari generasi ke generasi telah mewarnai iman bangsa itu. Peristiwa Guadalupe telah membimbing bangsa Aztec untuk sampai kepada iman katolik sampai sekarang dan seluruh Amerika Latin kebanyakan beragama katolik. Dan fakta yang tidak bisa disangkal sekarang adalah bahwa iman katolik seorang anak yang tumbuh dan berkembang di Amerika Latin, tepatnya di Argentina, kini telah menjadi Paus di Roma. Secara langsung atau tidak langsung peristiwa Paus Fransiskus berdoa dengan menatap mata Madona Guadalupe adalah peristiwa iman yang sederhana dan indah.
Iman kepada Allah yang Mahakuasa dan terasa jauh, sehingga bisa diberi banyak nama oleh banyak agama dan kepercayaan itu, menjadi lebih sederhana kalau melalui perantara-perantara. Orang Katolik memakai perantara Yesus Kristus dari Nazaret yang menampakkan wajah Allah. Devosi kepada Bunda Maria juga menjadi perantara yang sederhana untuk sampai kepada Allah.
Kredit foto: Ist