Cuaca Hari Selasa (21/02/2023) pagi itu masih hujan. Namun tidak mengurangi semangat 175 anak-anak TK Santo Markus, Cililitan, Jakarta Timur untuk datang ke Gereja Katedral Jakarta. Didampingi para guru mereka begitu antusias dan gembira datang ke tempat bersejarah ini. Apalagi ini baru pertama kalinya. Dari Katedral, mereka melanjutkan kunjungan ke Masjid Istiqlal.
Kardinal Kagum
Di Katedral, Kardinal Ignatius Suharyo didampingi Humas Gereja Katedral menyambut anak-anak di selasar Maria sambil memberi salam tos.
“Saya sudah 14 tahun di Keuskupan Agung Jakarta, tetapi baru kali ini mendapat tamu Anak-anak TK sebanyak ini,”ujar Bapa Uskup Agung Jakarta.
Bapa Uskup menyatakan kekagumannya pada anak-anak saat melihat mereka berdoa dengan mata terpejam. Ketika ditanyakan ke tiga orang wakil, Mireccle, Grace, dan Yeru mereka menjawab bahwa mereka sedang bicara dengan Tuhan, karena itu tutup mata saat berdoa.
“Berdoa dengan mata tertutup itu artinya kita hendak memusatkan perhatian 100 persen untuk Tuhan. Menutup mata, tidak menengok kiri atau kanan karena akan mengganggu yang lain juga,”ujar Kardinal.
Kardinal berpesan agar anak-anak juga mendoakan orangtua karena mereka sangat mencintai anak-anak. Selain itu, anak-anak juga diharapkan mendoakan para Bapak dan Ibu Guru Yayasan Santo Markus yang mengasuh mereka setiap hari dengan cinta.
Usai wawan hati dengan Kardinal anak memberi kenang-kenangan lukisan hasil karya mereka dan masing-masing kelas foto bersama Bapa Uskup.
Mereka juga menyempatkan diri untuk mengunjungi museum, Gua Maria dan jalan-jalan mengelilingi area Katedral.
Beduk Raksasa
Seusai mengunjungi Katedral, para siswa mengunjungi Masjid Istiqlal, tempat yang bersejarah juga. Di sini, mereka disambut Humas dan Kepala Bagian Informasi Masjid Didi Hardian. Atas nama Imam Besar Masjid Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, didi menyampaikan salam hangat atas kedatangan anak-anak TK Santo Markus beserta para guru yang hadir.
Rombongan diajak berkeliling Masjid dan melihat beduk raksasa, panjang 3 meter dan berdiameter 2,7 meter dan berusia 300 tahun. Beduk yang dibuat dari kayu meranti merah ini menggunakan kulit sapi jantan dan betina di dua bagian yang dipukul.
Istiqlal, menurut Didi merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia yang mampu menampung 200.000 jemaah. Masjid terbesar pertama Al-Masjidil-ḥarām dan Masjid Nabawi terbesar kedua. Masjid Istiqal dibangun pada 24 Agustus 1961 dan selesai pada 22 Februari 1978 dengan arsitektur bernama Fedrich Silaban, seorang nasrani berasal dari Tapanuli Utara.
Masjid Istiqlal dibangun dengan dua material utama, yaitu stainless steel dari Jerman dan batu marmer dari Gunung Tulungagung, Jawa Timur. Masjid Istiqal memiliki kubah dengan diameter 45 meter yang memberi simbol sebagai tahun kemerdekaan Indonesia dan memiliki dua belas tiang. Lima lantai sebagai simbol dari Pancasila.