Home BERITA Kurang Percaya

Kurang Percaya

0
Yesus menghardik angin dan danau, by John Koshy

Puncta 04.07.23
Selasa Biasa XIII
Matius 8: 23-27

SIAPA yang percaya jika Leicester City mampu menjuarai Liga Inggris pada Premier League 2015-2016? \Klub bola yang tidak terkenal itu mampu menghadapi raksasa-raksasa Liga seperti Manchester United, Arsenal, Liverpool dan The City.

Ada banyak kalangan meragukan penunjukan pelatih Claudio Ranieri pada awalnya. Namun semangat dan kegigihan Ranieri ditunjukkan kepada para pemain.

“Jangan takut, tidak ada yang mustahil dalam sepak bola. Kita bisa mencapai puncak,” katanya meyakinkan para pemainnya.

Kemenangan demi kemenangan akhirnya mereka peroleh. Kebersamaan dan kepercayaan antar pemain dan pelatih membuat The Foxes mencapai puncak klasemen Liga Inggris dan mereka menjadi juara.

Berbeda dengan pengalaman para murid Yesus, mereka juga seperti sebuah tim sepak bola yang sedang mengarungi perjalanan.

Mereka naik di atas perahu bersama Yesus. Di tengah danau mereka menghadapi badai besar sebagai musuh yang harus dihadapi.

Namun mereka ketakutan dan panik. Mereka ditimbus gelombang karena ada angin ribut yang mengamuk. Mereka ketakutan dan membangunkan Yesus, “Tuhan, tolonglah kita binasa.”

Yesus menghardik angin itu dan danau pun menjadi tenang. Mereka heran dan tidak percaya tentang apa yangsedang terjadi.

Mereka berkata, “Orang apakah Dia ini sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”

Para murid kurang percaya pada Yesus. Mereka ketakutan menghadapi bahaya yang mengancam.

Padahal Yesus ada bersama-sama dengan mereka. Yesus pernah berkata, “Mengapa kamu takut, hai orang yang kurang percaya?”

Bersama Yesus kita tidak perlu takut. Kita bisa mengandalkan Dia sebagai Tuhan yang menguasai alam semesta. Yang penting percaya kepada-Nya. Yakinlah bahwa Tuhan selalu menyertai kita.

Yesus pernah berkata kepada para murid, “Aku akan menyertai engkau sampai kepada akhir zaman.”

Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Jika kita berani percaya dan mengandalkan kuasa-Nya.

Jika kita ragu-ragu, kita bisa belajar dari isteri Lot yang tidak percaya dan menoleh ke belakang. Lalu dia berubah menjadi tiang garam.

Apa yang disabdakan Tuhan adalah kebenaran, jangan pernah kita meragukannya.

Siang-siang naik pohon kelapa,
Kelapa muda sungguh enak dagingnya.
Janganlah takut dan ayo percaya,
Tuhan selalu ada menyertai kita.

Cawas, jangan takut

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version