Sabtu, 11 September 2021
- 1Tim.1:15-17.
- Mzm. 113:1-5a.6-7.
- Luk. 6:43-49
KEBAIKAN orang itu akan tampak dalam konsistensinya. Antara apa yang keluar dari mulut dan dengan apa yang dilakukannya.
Percuma, kita bisa omong baik-baik dan indah. Namun jika perilaku kita jauh dari yang kita omongkan.
Orang munafik itu bisa kita lihat dan kita jumpai, ketika orang itu lain di bibir lain di hati. Lain omongan lain tindakannya.
“Saya bukan tidak mau mengurus ayah sendirian, tetapi saya ingin setiap anak bisa mempunyai kesempatan yang sama dalam berbakti kepada orangtua,” kata anak sulung kepada adik-adiknya.
“Jangan ketika harus membawa ayah kontrol ke dokter atau cuci darah tidak ada satu pun yang muncul, tetapi giliran acara hepi dan makan-makan semua tampak datang,” lanjutnya dengan geram.
“Saya benar-benar repot, Mbak, karena harus mengurus rumah dan beberapa waktu ini banyak tetangga yang hajatan,” kata salah satu adiknya.
“Saya juga pas banyak kerjaan di kantor, jika tidak banyak kerjaan pasti saya bisa mengantar ayah ke rumah sakit,” kata adiknya yang lain.
“Kita semua pasti bisa menyampaikan alasan, tetapi hanya siapa yang berani berkorban, siapa yang tetap mengutamakan ayah,” sahut anak sulung itu.
“Cinta itu menuntut pengorbanan, kalau kita mengatakan cinta pada ayah, apa buktinya?” lanjutnya.
“Jangan sampai kita menyesal, ketika ayah tidak ada, baru meratap dan menangis karena selama hidup belum melakukan yang terbaik bagi ayah, belum berkurban dan berbakti pada ayah,” lanjutnya lagi.
“Omong kosong, jika kita bilang sayang dengan ayah, tetapi ketika ayah memerlukan kehadiran kita, kita diam saja, bahkan menutup mata dan menutup telinga juga menutup dompet,” katanya sekali lagi.
“Saya terpaksa bicara keras dan apa adanya dengan kalian, supaya kita jadi anak yang berbakti, kita bisa konsisten antara yang kita katakan dan kita lakukan. Antara yang kita inginkan dan yang kita lakukan,” kata anak sulung itu.
Dalam Injil hari ini, Yesus menegaskan tentang konsistensi bagi pengikut-Nya.
Yesus memakai ilustrasi pohon untuk membedakan manakah murid yang konsisten dan manakah yang asbun.
Pohon yang baik pasti mengeluarkan buah-buah yang baik. Sebaliknya, pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah-buah yang buruk.
Demikian juga orang yang konsisten akan melakukan perbuatan baik karena di dalam hatinya hanya ada kebaikan, sedangkan orang jahat hanya melakukan kejahatan karena di dalam hatinya penuh kejahatan.
Yesus juga mengibaratkan mereka yang tidak konsisten bagaikan rumah tanpa fondasi yang kuat, hingga ketika datang tantangan dan rintangan akan hanyut dan rusak.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah yang aku katakan juga aku lakukan?
Aktual.