“Indonesia tanah air beta/Pusaka abadi nan jaya/Indonesia sejak dulu kala/Tetap dipuja-puja bangsa/Di sana tempat lahir beta/Dibuai dibesarkan bunda/Tempat berlindung di hari tua/Tempat akhir menutup mata//.
Sungguh indah tanah air beta/Tiada bandingnya di dunia/Karya indah Tuhan Maha Kuasa/Bagi Bangsa yang memujanya/Indonesia ibu pertiwi/Kau kupuja kau kukasihi/Tenagaku bahkan pun jiwaku/Kepadamu rela kuberi//.
DI dalam kapel Pontificio Collegio San Pietro Apostolo, Roma, terdengar merdu dua bait lagu Indonesia Tanah Air Beta, pada hari Minggu, 15 Oktober 2017. Lagu yang dinyanyikan ratusan rohaniwan-rohaniwati dan umat WNI yang sedang tinggal di Roma itu menutup perayaan Ekaristi IRRIKA.
IRRIKA adalah Ikatan Rohaniwan-Rohaniwati Indonesia di Kota Abadi Roma Italia. Terasa lain saat lagu itu dikumandangkan di kala berada jauh dari Tanahair.
Ekaristi dimeriahkan dengan iringan musik para frater dari Collegio Urbano. Ada Fr. Kostka (Bandung), Fr. Novrin (Jakarta), Fr. Dedy (Semarang), Fr. Patrick (Purwokerto) dan Fr. Guntur (Bogor). Hadir pula Dubes RI untuk Tahta Suci, HE Antonius Agus Sriyono beserta isteri Ny. Astuti Retno Widiati.
Ekaristi dipimpin oleh Pastor Leonardus Mali selaku Ketua IRRIKA 2017-2018 dengan didampingi oleh Pastor YB Isdaryanto SVD (Wakil Rektor Collegio San Pietro) dan Pastor Ag. Purnama MSF (Asisten Jendral MSF), serta beberapa pastor konselebran.
Didaulat menyampaikan homili, Pastor Ag. Purnama MSF mengungkapkan betapa Allah menghendaki sebanyak mungkin orang mengalami keselamatan dan kebahagiaan. Masalahnya, maukah orang menanggapi undangan keselamatan dari Allah itu.
“Allah lebih dahulu menawarkan undangan keselamatan. Kita diajak hadir dalam pesta keselamatan itu. Dalam bahasa Inggris, ada istilah responsibility. Mengandung dua kata, respon dan ability. Kemampuan menanggapi. Dan di sana juga terkandung tanggung jawab,” tegas doktor filsafat ini.
Para rohaniwan-rohaniwati yang di Roma ini, lanjut Pastor Purnama, datang ke sini untuk menanggapi undangan Tuhan melalui para Bapak Uskup dan pemimpin tarekat. Ada yang berkarya, ada yang studi, ada yang tahun sabatikal, dan menjalani tugas negara seperti Bapak Duta Besar.
“Anda semua sudah mau menerima undangan itu dengan tinggal di sini. Seperti nasihat Biksu saat tidak fokus dalam meditasi, kita diajak untuk setia dan bertekun dengan ‘meditasi’ (studi atau karya) kita di Roma ini. Untuk apa saya di sini?” tuturnya.
62 tahun IRRIKA
Pada tahun 2017 ini, Paguyuban IRRIKA berusia 62 tahun. Pada kesempatan itu, Pastor Leo Mali memperkenalkan pengurus yang baru dan para anggota IRRIKA yang baru datang ke Roma.
Ada 26 orang pastor, suster dan frater yang baru datang memulai studi di Roma. Sebelum berkat penutup, ada penyematan pin IRRIKA kepada perwakilan anggota baru. Secara simbolis, pin disematkan oleh Pastor YB Isdaryanto SVD kepada seorang pastor dan suster. Dalam pin itu, ada tulisan logo dan semangat IRRIKA ‘Fraternita, Fede, Amore’ (Persaudaraan, Iman, Kasih).
Sinergi IRRIKA dan KBRI
Dalam sambutannya, Duta Besar RI untuk Tahta Suci, HE Antonius Agus Sriyono mengapresiasi atas kehadiran IRRIKA yang ikut memberi kontribusi kepada bangsa Indonesia. Bapak Agus Sriyono mengajak pengurus IRRIKA untuk bersinergi dalam melayani WNI yang ada di Vatikan-Roma.
“Seperti semangat Mgr. Soegijapranata yang 100% Katolik 100% Indonesia, kami di KBRI akan melayani untuk 100% Indonesia, dan pengurus IRRIKA melayani untuk 100% Katolik. Hal ini seperti dua sisi dalam sekeping mata uang. Saling melengkapi,” papar Agus Sriyono yang resmi sebagai Dubes RI untuk Vatikan sejak Februari 2016.
Dari data di KBRI, tambah Agus, per Oktober 2017 ini ada 1.609 orang WNI yang tinggal di Italia. “Dari jumlah itu, paling banyak para suster. Ada 1300-an suster dan 300-an pastor, frater dan bruder. Yang tinggal di Roma hanya 200-an orang. Maka, saya mohon pengurus IRRIKA juga menyapa para rohaniwan/wati yang ada di luar kota Roma,” harap alumnus SMA de Britto Yogyakarta ini.
Pastor Leonardus Mali menyampaikan agenda Paguyuban IRRIKA selama tahun 2017-2018. “Dalam waktu dekat akan ada dialog kebangsaan di KBRI Vatikan pada 28 Oktober 2017 untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda. Kami mengundang semua anggota IRRIKA untuk hadir,” tuturnya.
Selain itu juga akan ada acara Dialog Agama antara Islam dan Katolik di Napoli pada Sabtu, 18 November 2017 dengan tema “Merawat Saling Pengertian Umat Islam dan Katolik di Indonesia”.
Narasumber yang dihadirkan adalah Zaenal Mutaqqin, dosen Tafsir, Islamolog dan kandidat doktor di UK, dan Ms. Valeria, tokoh Sant’Egidio.
Seusai misa, acara dilanjutkan makan siang bersama dengan menu Indonesia yang dibawa para peserta. Dari kita oleh kita dan untuk kita. Semangat berbagi lima roti dan dua ikan.
Secara khusus Pastor Palma Adi Hantoro dan komunitas Collegio San Pietro menyajikan menu bakso segar. Dengan memakai blangkon Pastor Palma melayani para tamu yang mengambil menu bakso. (Berlanjut)