Home BERITA Lebih Dekat dengan Kongregasi Suster OSA: Wajah Suster Misionaris dan Jejak Warisannya...

Lebih Dekat dengan Kongregasi Suster OSA: Wajah Suster Misionaris dan Jejak Warisannya (5)

0
Pesta perayaan 60 tahun misi Kongregasi Suster OSA di Indonesia kurun waktu 1949-2009. (Dok OSA)

KEBERADAAN Kongregasi Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah –biasa disebut Suster Augustinian atau OSA—sungguh tidak bisa dipisahkan dari sejarah awal misi suster OSA di wilayah reksa pastoral Keuskupan Ketapang, Kalbar.

Pada tanggal 6 Desember 1949 di Tanah Kayong (baca: Ketapang) di Kalimantan Barat inilah, lima orang suster muda OSA dari Negeri Belanda tiba menapakkan kakinya mendarat di Pelabuhan Ketapang.

Kelima suster “noni-noni” Belanda itu adalah:

  1. Sr. Euphrasia Laan OSA.
  2. Sr. Maria Paulo Admiraal OSA.
  3. Sr. Desideria Op Den Kelder OSA.
  4. Sr. Prudentia Borst OSA.
  5. Sr. Mathea Bakker OSA.

Adalah Moeder Sr. Agneta OSA selaku Pemimpin Umum Kongregasi OSA Negeri Belanda yang berprakarsa mengutus kelima suster muda OSA itu pergi ke Indonesia dan akhirnya berhasil mendarat di Ketapang, Kalbar.

Mereka datang sebagai tenaga misionaris OSA.

Biara Susteran OSA menempati rumah sewaan di masa awal misinya di Ketapang yang dimulai sejak 6 Desember 1949. (Dok OSA/Repro MH)

Kini, hasil kerja kelima suster misionaris awal yang dirintis di Ketapang mulai tanggal 6 Desember 1949 itu telah membuahkan hasil panen yang melimpah.

Antara lain dengan adanya jejak-jejak keberadaan para suster Kongregasi Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA) yang bisa ditemukan di beberapa wilayah reksa pastoral gerejani yakni di:

  1. Keuskupan Ketapang (Kalbar).
  2. Keuskupan Malang (Jatim).
  3. Keuskupan Manokwari-Sorong (Papua Barat).
  4. Keuskupan Agung Semarang (Jateng).
  5. Keuskupan Agung Pontianak (Kalbar)
  6. Keuskupan Surabaya (Jatim).
  7. Keuskupan Sintang (Kalbar).
  8. Keuskupan Sanggau (Kalbar)
  9. Keuskupan Palangka Raya (Kalteng).

Inilah wajah-wajah para suster OSA dari Nederland yang pernah berkarya di Indonesia sebagai misionaris.

Kita pandangi wajah mereka, terutama mengulik semangat besar mereka yang telah rela meninggalkan zona nyaman bisa hidup tenang di Nederland, namun bersiap sedia dikirim ke “Tanah Misi” guna menyemai bibit-bibit panggilan hidup bakti Kongregasi Suster OSA di Indonesia.

Sr. Desideria Op Den Kelder OSA adalah salah satu suster pionir pertama berkarya di Ketapang sejak 6 Desember 1949 hingga tahun 1980.
Sr. Mathea Bakker OSA datang ke Indonesia sebagai anggota tim perintis misi OSA ke Indonesia mulai 6 Desember 1949. Pada tahun 1975, ia meninggalkan Indonesia dan kembali ke Nederland. (Dok OSA0
Sr. Prudentia OSA ikut mendarat di Ketapang tanggal 6 Desember 1949 dan setelah bertahun-tahun berkaya di Indonesia, maka pada tahun 1979 kembali ke Negeri Belanda. (Dok OSA)
Sr. Maria Paulo Admiraal OSA termasuk suster perintis OSA ke “Tanah Misi” di Ketapang. Ia datang di Tanah Kayong tanggal 6 Desember 1949 dan baru meninggalkan Indonesia tahun 1984. (Dok OSA)
Sr. Euprasia Laan OSA datang menginjakkan kaki pertamanya di Ketapang pada tanggal 6 Desember 1949 dan pada tahun 1991 meninggalkan Indonesia untuk kembali ke Negeri Belanda. (Dok OSA)

Membuka Novisiat OSA

Tahun 1949 adalah awal misi Kongregasi OSA Negeri Belanda ke Indonesia. Namun, tahun-tahun berikutnya masih ada gelombang kedatangan beberapa suster OSA lainnya –juga dari Nederland– yang masuk ke Indonesia.

Yang paling menggembirakan tentu saja, semakin banyak “puteri daerah”  memutuskan diri mengikuti jejak para suster OSA misionaris ini dengan melamar menjadi Aspiran, lalu menjadi Postulan, dan akhirnya Novis.

Sr. Clementina Bokshoorn OSA berkarya di Indonesia sejak tahun 1952 dan pada tahun 1968 kembali ke Negeri Belanda. Ia menjadi Magistra Novis kurun waktu tahun 1952-1968. (Dok. OSA)
Sr. Adriana Weeber OSA memulai karyanya di Indonesia sebagai suster misionaris kiriman dari Nederland kurun masa tahun 1954-1959. (Dok OSA)
Sr. Norbetha van der Meer OSA berkarya di Indonesia  kurun waktu tahun 1950-1988.
Sr. Yoanita Dekker OSA berada di Indonesia kurun waktu tahunn 1957-1991. (Dok OSA)
Sr. Luca Ruigrok OSA berkarya di Indonesia kurun waktu 1957-1986.
Sr. Loretta Rombauts berada dan berkarya di Indonesia kurun waktu tahun 1957-1988.
Sr. Parvula Krijt OSA berkarya di Indonesia kurun waktu tahun 1970-1971.
Sr. Carina Kester OSA pernah menjadi Magistra Novis kurun waktu tahun 1968-1974.
Sr. Laetentia de Koning OSA berada di Indonesia kurun waktu tahun 1965-1980.
Sr. Maria Ancilla Borst OSA berkarya kurun waktu tahun 1972-1979.
Sr. Marie Anne Kras OSA berada dan berkarya di Indonesia kurun waktu tahun 1978-1996 (Dok OSA)
Sr.Maranatha Stooker OSA berkarya di Indonesia dalam hitungan beberapa bulan saja; mulai Juli hingga November 1973.
Sr. Dionne Appelman OSA berada di Indonesia kurun waktu tahun 1979-2003. (Dok OSA)
Sr. Laetitia Augustijn OSA berkarya di Indonesia kurun waktu tahu 1968-1994. (Dok OSA)

Novisiat OSA “Thagaste” berdiri pada tahun 1955.

Sejak itu, semakin banyak remaja puteri dari banyak daerah menyatakan berminat ingin menjadi anggota Kongregasi  Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA). Mereka itu datang bukan  hanya dari wilayah Kabuaten Ketapang saja.

Beberapa calon suster OSA itu datang dari Pontianak, Sanggau, Sintang, Jawa, Flores, Sumatera, Sulawesi, Papua, dan bahkan juga dari Sabah, Malaysia Timur.

  • Tahun 2008, Novisiat OSA “Thagaste” pindah lokasi dari Kota Ketapang ke sebuah bangunan rumah pinjaman di Jl. Nurali, Kota Pontianak.
  • Tahun 2010, bangunan baru Novisiat OSA “Thagaste” akhirnya berdiri tegak di Siantan Hulu, Pontianak.
Para suster OSA misionaris dari Negeri Belanda di Ketapang dan para suster muda Indonesia generasi pertama tahun 1955 didikan Novisiat OSA “Taghaste” di Kota Ketapang. (Dok OSA)
Dewan Pimpinan Kongregasi OSA tahun 1996-2001. Tampak dari ki-ka: Sr. Lucia Wahyu OSA, Sr. Monica OSA, Sr. Albertina OSA, Sr. Agustini OSA, dan Sr. Maria Goretti OSA. Pemimpin Umum Kongregasi OSA saat itu adalah Sr. Albertina OSA. Mereka mendapat peneguhan dari Pastor Jeroen Stoop CP. (Dok OSA/Repro MH)
Sr. Albertina OSA menjadi Pemimpin Umum Kongregasi OSA Indonesia kurun waktu tahun 1998-2002.

Menjadi mandiri

Tanggal 9 Agustus 1992, Kongregasi Suster OSA Indonesia menjadi mandiri dan secara organisasi terpisah dari Kongregasi Suster Augustinessen di Heemstede, Negeri Belanda.

Dengan demikian, Kongregasi Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA) sejak tanggal itu menyandang status baru sebagai Kongregasi Diosesan, Keuskupan Ketapang, Kalimantan Barat.

Meski sudah menjadi mandiri, namun komunikasi dan hubungan baik dengan “Biara Induk” OSA dan komunitas para suster St. Augustinessen di Heemstede. Negeri Belanda, tetap terjalin.

Vandel Kongregasi Suster OSA dari Heemstede Nederland. (Mathias Hariyadi)

Untuk hal ini, selalu dilakukan kunjungan berkala antara Indonesia dan Negeri Belanda di mana ada anggota delegasi DPP Suster OSA Belanda dan anggota DPP Suster OSA Indonesia saling melakukan kunjungan secara timbal balik.

DPP OSA Indonesia pergi mengunjungi Biara Induk OSA di Heemstede dan sebaliknya mereka datang mengunjungi Indonesia. Setiap kali para anggota delegasi DPP Indonesia berkunjung ke Nederland, mereka juga lalu menyempatkan diri  untuk mengunjungi Biara Induk OSA di Dendermonde, Belgia.

Mengapa harus ke Belgia?

Ini karena dari Dendermonde di Belgia itulah, awal kisah berdirinya Biara Induk di Heemstede “berasal”; lalu dari Biara OSA di Heemstede ini pula, lalu OSA Indonesia lahir.

Singkatnya, keberadaan Kongregasi Suster OSA itu awalnya berasal dari Belgia, lalu “melahirkan” Biara Induk OSA lain di Heemstede Negeri Belanda. Dari Nederland inilah, baru kemudian Kongregasi OSA lahir di Indonesia.

Afiliasi ke Ordo Santo Augustinus

Kabar gembira itu terus berlanjut. Pada tanggal 9 Agustus 1992, Kongregasi Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA) Indonesia diterima afilisiasinya dengan Ordo Santo Augustinus (OSA).

Surat pernyataan afiliasi resmi Kongregasi Suster OSA dengan Ordo Sancti Augustini (Ordo OSA) dari  Generalat OSA Roma. (Mathias Hariyadi)

Sejak tanggal itu pula, Kongregasi OSA Indonesia menjadi anggota keluarga besar Ordo Santo Augustinus (Ordo Sancti Augustini, OSA) yang berpusat di Roma, Italia.

Dengan terpautnya Kongregasi Suster OSA pada Ordo Sancti Augustini tersebut, maka setiap kali ada kegiatan rutin Ordo OSA kami juga ikut melibatkan diri. Beberapa kegiatan Ordo OSA  yang juga melibatkan Kongregasi Suster OSA Indonesia di antaranya:

  • Agustus 2010: Pertemuan Kaum Muda St. Augustinus Sedunia.
  • Program reguler setiap dua tahun sekali: Asia-Pacific Augustinian Conference (APAC)
  • Program reguler setiap tiga tahun sekali: Tahun 2011 berlangsung pertemuan Pimpinan OSA se Asia Pasifik di India. (Berlanjut)

Membumikan “Duc in Altum”, Sambut 70 Th Karya Misi OSA di Keuskupan Ketapang (1)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version