Home BERITA Lectio Divina 03.04.2021 – Dia Tidak di Sini

Lectio Divina 03.04.2021 – Dia Tidak di Sini

0
Lectio Divina 03.04.2021 – Dia tidak ada di sini by Amormeus

Sabtu. Upacara Malam Paskah (P)

  • Kej. 1 :1- 2:2.
  • Kel. 14:15-15:1
  • Yes. 55:1-11
  • Rm. 6:3-11
  • Mrk. 16:1-7

Lectio

1 Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. 2 Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur. 3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?”

4 Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling. 5 Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Mereka pun sangat terkejut,

6 tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: “Jangan takut. Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia.

7 Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu.”

Meditatio-Exegese

Jadilah terang

Penciptaan baru kita rayakan di hari raya Paskah. Kita merayakan Yesus yang bangkit dan tidak mati lagi. Ia membuka pintu menuju hidup baru. Pada awal penciptaan, Allah bersabda (Kej 1:3), “Jadilah terang.”, Fiat lux.

Terang itu menghalau kegelapan. Tetapi, manusia lebih memilih kegelapan. Mereka tidak mau mengenal Allah, yang membawa kehidupan.

Sesaat setelah peristiwa pembebasan yang mukjizati dari belenggu Mesir, umat lebih memilih menyembah lembu emas daripada setia pada Yahwe.

Raja Ahaz lebih memilih mengorbankan anak-anaknya bagi dewa kafir, Baal, daripada mendengarkan sabda Yahwe. 

Tersingkap, dalam doa Bapa Suci Fransiskus, sisi gelap hidup bersama: pengabaian akan kebenaran, fundamentalisme  dan terorisme, perilaku buruk pelayan Allah, pejabat yang korup, perdagangan senjata.

”O Salib Kristus, kini kami menjumpai Engkau dalam diri mereka yang cerdik pandai, tetapi miskin hidup batin, sarjana yang mengajarkan kematian, bukan kehidupan; mereka tidak mengajarkan belas kasih dan hidup, tetapi mengancam dengan hukuman dan kematian dan mereka yang menyalahkan orang-orang jujur.

O Salib Kristus, kini kami menjumpai Engkau dalam diri pelayan yang tidak setia, yang, walau mengejar bagi diri mereka sendiri ambisi pribadi yang sia-sia, terus mengingkari kesucian martabat mereka.

O Salib Kristus, kini kami menjumpaimu dalam ungkapan fundamentalisme dan tindak terorisme yang dilakukan oleh pengikut segolongan agama yang melecehkan nama Allah dan menggunakan nama suci untuk membenarkan kekerasan yang mereka lakukan.” (https://rcadc.org/prayer-pope-francis-good-friday/).

Saat Allah menciptakan terang, Ia menciptakan dunia sebagai tempat tumbuh kembangnya pengenalan akan diri-Nya dan kemerdekaan. Dunia juga menjadi tempat tumbuh kembangnya kasih dan kebaikan.

Sebaliknya kejahatan selalu menyembunyikan pengenalan akan diri Allah, kebenaran, kasih dan kebaikan.

Karena kejahatan tidak berasal dari Allah, ia selalu mengingkari Allah. Dihadapkan dengan kejahatan dan kegelapan, manusia selalu ditantang untuk percaya Terang membawa kehidupan.

Nabi Yesaya menantang setiap murid Tuhan untuk terus mencari Tuhan. Ia selalu merentangkan tangan dan hati-Nya untuk manusia.

Santo Yohanes menulis (Yoh 1:5), “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.”, et lux in tenebris lucet, et tenebrae eam non comprehenderunt.

Setelah lewat hari Sabat

Pagi-pagi benar pada hari Minggu itu, Allah juga bersabda, “Jadilah terang.”, Fiat Lux. Hari sesudah Sabat adalah hari pertama minggu itu.

Pada hari itu komunitas Kristiani mengenangkan dan merayakan kebangkitan Tuhan. Hari ini disebut hari Tuhandies Domini (bdk. Mrk 16: 2.9; Kis 20: 7).

Ungkapan yang lebih tua adalah pada hari ketiga, die tertia. Hari itu dihitung mulai dari penguburan-Nya (Luk. 24:7.46; Kis. 10: 40; 1Kor. 15: 4).

Santo Hieronimus menulis, “Setelah duka cita pada  hari Sabat, hari suka cita terbit, hari penuh suka cita yang dinyalakan oleh Terang teragung dari  segala terang, karena pada hari ini kita menyaksikan kemenangan Kristus yang bangkit.” (dikutip dari Comm. in Marcum, in loc.).

Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome

“Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini? Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin,” kata seorang murid-Nya (Mrk 14:3-5), sesaat sebelum minyak narwastu yang mahal dituangkan di kaki Yesus. Saat itu Ia disambut seorang perempuan tanpa nama di rumah Simon, Si Kusta. 

Yesus menanggapi dengan ungkapan menyentak hati, “Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku.” (Mrk 14:8). Ia menubuatkan akan apa yang segera terjadi pada-Nya.

Maria Magdalena, Maria Ibu Yakobus dan Salome bertindak di luar nalar sehat. Mereka kembali ke kubur Yesus.

Dengan rempah dan minyak yang telah dibeli dan persiapkan, mereka hendak menghormati jenazah Yesus. Tindakan ini sebenarnya kewajiban para imam (1 Taw 9:30).  

Dalam keheningan di hari Sabat mereka mempersiapkan bahan, menimbang, mencampur, meramu dan mengaduk dan mewadahi rempah dan minyak untuk dioleskan pada jenazah yang terbujur di makam. Sabtu Suci seperti rahim yang mengandung hidup. Rahim yang melindungi dan merawat makhluk baru yang hendak lahir.

Yesus orang Nazaret

Saat dalam perjalanan ke makam mereka memperbincangkan siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur. Begitu sampai di makam, mereka terkejut, karena pintu batu telah terbuka.

Saat masuk, mereka disambut seorang pemuda. Ia menyapa, ”Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit.” (Mrk 16:5).

Terkejut. Gemetar. Salam yang mereka dengar tidak biasa. Warta suka cita ditambahkan, “Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit.”

Yesus yang mereka cari sudah tidak ada di pemakaman.

Iesus Nazarenus, Yesus orang Nazaret. Nama yang sama, seperti tulisan Pontius Pilatus di papan di atas kayu salib, Iesus Nazarenus rex Iudaeorum (Yoh. 19:19).

Melalui ungkapan ini, Santo Markus bersaksi bahwa Orang yang disalib dan Orang yang bangkit dari kematian adalah orang yang sama. Tubuh-Nya yang diperlakukan secara kejam di luar batas kemanusiaa, sekarang, memiliki hidup abadi.

Surrexit, non est hic, Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Inti misteri iman Katolik: kebangkitan Kristus. Santo Paulus menulis,  “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.” (1Kor. 15:14).

Kebangkitan-Nya menyibak pengharapan yang hampir padam. “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu … Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.” (1Kor. 15:17. 19).

Kebangkitan-Nya berarti bahwa Yesus mengalahkan maut, dosa, derita dan kuasa setan. Penebusan diwujudnyatakan melalui sakramen-sakramen, khususnya Baptis dan Ekaristi.

Tentang Pembaptisan, Santo Paulus menulis, “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” (Rm. 6:4). 

Dan tentang Ekaristi, Santo Yohanes menulis, “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.” (Yoh. 6:54). Maka Kebangkitan Yesus mendorong tiap murid-Nya untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Tidak menuruti cara hidup kedagingan atau yang mengarah pada ketidakpantasan dan setani (bdk. Kol 3:1-2). 

Para perempuan itu disuruh pergi menemui Petrus dan para murid lainnya untuk menyampaikan bahwa Yesus telah bangkit dari kematian dan mendahului mereka ke Galilea, tempat Ia memulai karya pelayananNya. Di sana mereka akan berjumpa dengan-Nya.

Selama Perjamuan Malam terakhir, Yesus mengingatkan akan nubuat Nabi Zakharia,  “Kamu semua akan tergoncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai-berai.” (Mrk. 14:27, bdk. Za 13:7). Sang Gembala yang telah dibunuh di kayu salib kini telah bangkit dan hidup.

Ia sekarang memenuhi janjiNya, “Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea.” (Mrk. 14:28). Para murid-Nya adalah domba yang telah tercerai berai karena peristiwa penyaliban yang menggoncang jiwa. Sekarang, Tuhan yang telah disalibkan dan bangkit datang di antara para murid-Nya seperti gembala yang berjalan di depan kawanan domba (Mrk. 16:7).

Katekese

Tuhan Hidup. Paus Fransiskus, Buenos Aires, 17 December 1936 – sekarang:

“Malam ini memanggil kita untuk mewartakan: Yesus Yang bangkit. Kristus hidup! Kebenaran ini membuat Maria Magdalena dan Maria yang lain bergegas. Inilah yang membuat mereka segera pulang untuk mewartakan kabar kebangkitan-Nya (Mat. 28:8). Inilah yang membuat mereka menghapus kesedihan dan duka cita di wajah mereka. Mereka kembali ke kota untuk menjumpai para murid lain.

Nah, seperti dua perempuan itu, kita telah melihat makam. Maka, saya meminta kalian untuk kembali ke kota bersama mereka. Mari kita semua menapaki kembali langkah kita dan mengubah raut wajah kita. Mari kita kembali bersama mereka untuk mewartakan berita suka cita …

Di seluruh tempat di mana beban berat seolah tiada akhir; di mana kematian seolah menjadi satu-satunya jalan keluar. Mari kita kembali untuk mewartakan, berbagi hidup, menyingkapkan kebenaran: Tuhan hidup!

Ia hidup dan Ia menghendaki untuk bangkit kembali dalam seluruh wajah yang telah mengubur harapan, mengubur mimpi dan mengubur martabat. Jika kita tidak membiarkan Roh Kudus memimpin kita di jalan ini, maka kita bukan lah orang-orang Kristiani.

Maka, mari kita pergi. Mari kita biarkan diri kita dikejutkan oleh fajar yang baru dan kebaruan yang dihanya dianugerahkan oleh Kristus. Semoga kelembutan hati dan kasih-Nya membimbing langkah kita. Semoga detak jantung-Nya memperkuat detak jantung kita yang melemah.”

http://m.vatican.va/content/francescomobile/en/homilies/2017/documents/papa-francesco_20170415_omelia-veglia-pasquale.html).

Oratio-Missio

  • Tuhan, Engkau telah mengalahkan maut. Berilah aku mata iman yang tajam untuk menyaksikan kemuliaan-Mu. Dan Bantulah aku untuk selalu dekat pada-Mu, selalu mengasihi-Mu. Amin.
  • Pergilah dan katakanlah pada setiap orang : Yesus sudah bangkit!_

Surrexit, non est hic – Marcum 16:6

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version