Home BERITA Lectio Divina 03.12.2020 – Pergilah ke Seluruh Dunia dan Beritakanlah Injil

Lectio Divina 03.12.2020 – Pergilah ke Seluruh Dunia dan Beritakanlah Injil

0
Ilustrasi - Bola dunia.

Kamis. Pesta Santo Fransiskus Xaverius (U)

  • 1Kor. 9:16-19,22-23
  • Mzm. 117:1,2
  • Mrk. 16:15-20

AC Eko Wahyono

Lectio

15  Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. 16  Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. 17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,

18  mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” 19  Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke surga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.

20  Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

Meditatio-Exegese

Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka

Kesebelas rasul tidak begitu saja percaya pada penampakan Yesus seperti diwartakan Maria Magdalena (Mrk. 16:9-11) dan dua orang murid lain yang mengalami penampakan sepanjang perjalanan ke luar kota (Mrk. 16:12-13). Santo Markus menggambarkan mereka tidak percaya dan berhati degil, σκληροκαρδιαν, sklerokardian, skleros (keras karena menjadi kering), kardia (hati); sedangkan dalam Latin Vulgata, duritiam cordis, duritia (kekerasan, hardness ), cor (hati).

Ketidak percayaan dan kekerasan hati mereka dicela Yesus. Beberapa kali Santo Markus menyinggung tentang sikap itu, karena, pertama, mereka adalah Rasul yang dipilih Yesus sendiri (Mat. 10:1-4; Mrk. 3:13-19; Luk. 6:12-16). Maka, mengreka menginginkan untuk mengalami sendiri pengalaman penampakan itu. Dan ternyata, setelah mengalami sendiri, sirnalah penolakan mereka.

Mereka sekarang menjadi saksi independen, tidak tergantung dari orang lain. Selanjutnya, Santo Markus menekankan bahwa iman pada Yesus diwartakan melalui pewartaan iman oleh mereka yang bersaksi tentangNya. Dan terakhir, setiap orang hendaklah terus setia pada iman akan Yesus, walau diragukan oleh kesebelas rasul-Nya sekali pun!

 Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk

Yesus memberi mandat kepada para rasul dan pengganti mereka serta seluruh umat untuk pergi ke seluruh dunia dan memberitakan Injil kepada segala makhluk. Ungkapan yang digunakan Santo Markus: κοσμον, kosmon, dari kata kosmos (alam semesta) dan παση τη κτισει, pasei tei ktisei (kepada segala makhluk).

Maka, cakupan pewartaan menurut Santo Markus tidak hanya kepada segala bangsa (bdk. Mat. 28:19; Luk. 24:47), tetapi juga kepada  segala makhluk hingga ke seluruh penjuru semesta. Bagi Santo Markus Yesus yang bangkit dari kematian adalah Tuhan seluruh alam semesta, kosmos. Dialah Raja alam raya (bdk. Kol. 1:15-20; Ef. 1:10).

Para pewarta Injil diberi mandat untuk mewartakan Injil. Barang siapa menerima pewartaan Injil, berani percaya kepada Sang Penebus, ia dibaptis. Ia diangkat menjadi anak Allah dan anggota Gereja.

Namun, yang menolak untuk percaya, ia akan dihukum. Sabda-Nya (Mrk. 16:15-16), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. 

Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.”, Euntes in mundum universum praedicate evangelium omni creaturae. Qui crediderit et baptizatus fuerit, salvus erit; qui vero non crediderit, condemnabitur.

Kepada para murid yang mewartakan InjilNya, Ia memberi tanda, sebagai berikut.

Mengusir setan-setan demi nama-Nya: setiap pewarta harus berjuang melawan kuasa kejahatan yang menghancurkan hidup; melawan takhyul, perjudian dan hiburan tidak sehat; dan berlaku adil, jujur serta menegakkan hak asasi manusia (bdk. Janji Baptis, Puji Syukur, 98). 

Berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru: setiap pewarta harus mulai berkomunikasi dengan cara yang baru. Kadang mereka berjumpa dengan orang yang berbahasa ibu berbeda, maka dituntut kemampuan berbicara dalam bahasa mereka. Tetapi, yang paling paripurna adalah bahasa kasih.

Santo Paulus menegaskan, “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.” (1Kor. 13:1).

Racun maut tidak membuat celaka: kasak-kusuk, kesaksian palsu, berita bohong/hoax dan fitnah dalam pelbagai bentuk menghancurkan hidup bersama dalam komunitas. 

Santo Paulus mengingatkan, “Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.” (Kol. 3:8).

Racun yang mengerikan ini dapat dihancurkan dan tidak akan berdaya bila tiap pengikut-Nya mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan.

Paus Fransiskus mengajarkan “Mendengarkan tidak pernah mudah. Sering kali lebih mudah untuk menulikan diri. Mendengarkan berarti memberi perhatian, ingin memahami, menghargai menghormati, dan mempertimbangkan apa yang dikatakan orang lain.

Mendengarkan menuntut pengorbanan diri, karena kita mencoba mengikuti teladan Musa di hadapan semak yang menyala : kira harus melepaskan kasut  ketika berdiri di “tanah yang kudus” untuk menjumpai Ia yang berbicara dengan diriku (bdk. Kel. 3:5).

Memahami makna mendengarkan merupakan rahmat yang luar biasa; rahmat itu perlu kita mohon dan, kemudian, kita berusaha keras untuk melaksanakannya.” (dikutip dari Message Of His Holiness Pope Francis For The 50th World Communications Day, 24 Januari 2016).

Mereka akan sembuh: Ketika setiap orang menyadari kehadiran Allah, saat itulah mereka bergerak untuk memperhatikan mereka yang disingkirkan, ditindas dan dibuang. Setiap pewarta harus memperhatikan pertama-tama kepada mereka yang sakit, lemah, kecil, marginal dan difabel.

Mereka tidak hanya dibebaskan dari penyakit yang menggerogoti raga, tetapi yang lebih penting adalah mereka merasa diterima dan dikasihi. Mereka diterima sebagai sesama.

Tanda-tanda itu akan terus mengiringi para pewarta hingga ke penjuru semesta, sampai Ia datang dalam kemuliaan.

Katekese

Yesus naik ke surga dengan seluruh tubuh-Nya – tubuh ilahi dan jasmani. Santo Augustinus dari Hippo, 354-430:

“Kalian telah mendengar dari Injil, “Dengan merentangkan tangan, Ia memberkati mereka. Dan tejadilah, ketika Ia memberkati mereka, Ia mulai hilang dari pandangan mata mereka, dan diangkat ke surga”.

Siapa yang diangkat ke surga? Tuhan Kristus! Siapa Tuhan Kristus? Ia adalah Tuhan Yesus. Apakah makna semua ini?

Apakah kamu akan memisahkan yang tubuh jasmani dari yang ilahi dan membuat satu pribadi Allah, seorang manusia yang lain, sehingga tidak ada lagi tritunggal dengan tiga pribadi, tetapi caturtunggal dengan empat pribadi?

Seperti kamu, manusia biasa, yang terdiri dari jiwa dan raga; demikian juga dengan Kristus, Sang Sabda, memiliki jiwa dan raga. Sang Sabda tidak terpisahkan dari Bapa.

Ia tak hanya datang pada kita, tetapi juga tidak mengabaikan Bapa. Ia menjadi manusia dalam rahim dan terus memerintah seluruh semesta.

Apa yang diangkat ke surga, jika bukan yang diambil dari dunia? Maka, daging, tubuh, tentang hal ini Ia bersabda ketika Ia berkata pada para rasul, “Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku” (Luk. 24:39).

Mari, para saudara dan saudari, kita memegang teguh kepercayaan ini; dan jika kita mendapati kesulitan karena menghadapi alasan rumit dari para filosof, mari kita berpegang pada apa yang telah dinyatakan Tuhan, dengan menerima iman  tanpa halangan.

Biarkan mereka bicara sendiri; tetapi kita tetap berpegang pada iman kita.” (dikutip dari Sermon 242,6).

Oratio-Missio

  • Tuhan, melalui anugerah Roh Kudus, Engkau memenuhi hati kami dengan semangat yang menyala-nyala dan selalu bersuka cita. Penuhilah hatiku dengan suka cita-Mu dan bantulah aku untuk senantiasa memuliakan dan bersyukur pada-Mu. Semoga aku menjadi saksi-Mu yang setia bagi sesama di sekelilingku agar mereka mengenal-Mu, yang telah mengalahkan maut dan menganugerahkan hidup abadi. Amin.
  • Apa yang perlu aku lakukan agar kesaksianku layak dipercaya?

Euntes in mundum universum praedicate evangelium omni creaturae. Qui crediderit et baptizatus fuerit, salvus erit; qui vero non crediderit, condemnabitur  – Marcum 16:15-16

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version