Home BERITA Lectio Divina 05.07.2023 – Pilih: Yesus atau Babi

Lectio Divina 05.07.2023 – Pilih: Yesus atau Babi

0
Roh Jahat keluar dari orang itu dan masuk ke sekawanan babi by Vatican News.

Rabu. Pekan Biasa XIII (H)

  • Kej. 21:5.8-20.
  • Mzm. 34:7-8.10-11.12-13.
  • Mat. 8:28-34.

Lectio

28 Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu. 29 Dan mereka itu pun berteriak, katanya: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?”

30 Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi sedang mencari makan. 31 Maka setan-setan itu meminta kepada-Nya, katanya: “Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu.” 32 Yesus berkata kepada mereka: “Pergilah” Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air.

33 Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan setibanya di kota, diceriterakannyalah segala sesuatu, juga tentang orang-orang yang kerasukan setan itu. 34 Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, merekapun mendesak, supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Meditatio-Exegese

Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya

Inilah saat paling menggembirakan dalam sejarah hidup Abraham, saat kelahiran anak yang dinanti-nantikan bersama Sara, isetrinya. Saat ini pula Allah memenuhi janji padanya (Kej. 15:8; 17:19-21).

Anak yang dijanjikan Allah dinamai Ishak, orang ketawa. Nama ini mengingatkan peristiwa ketidak percayaan Abraham-Sara setahun lalu, saat Allah menjanjikan seorang anak pada mereka (Kej. 17:7; 18:15).

Namun, kini mereka berdua benar-benar tertawa, karena Allah membuka rahim Sara dan membuatnya bahagia (Kej. 21:6). Seluruh penghinaan dan orang yang mentertawakannya seolah mendapatkan malu, seperti yang dilakukan budaknya, Hagar, setelah dihampiri Abram (bdk. Kej. 16:4).

Hari-hari buruk telah berlalu. Abraham-Sara selalu berpegang pada janji-Nya, sperti diungkapkan pemazmur, “Ingatlah firman yang Kaukatakan kepada hamba-Mu, oleh karena Engkau telah membuat aku berharap. Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janji-Mu menghidupkan aku.” (Mzm. 119:49-50).

Segera Abraham melaksanakan perintah Allah. Ia menyunat anaknya pada saat berumur 8 hari. Ketaatan iman Abraham makin tumbuh hingga saat ia diminta mengurbankan anaknya di gunung Moria (Kej. 22).

Setelah kelahiran Ishak, Sara mengusir Hargar dan Ismail untuk kedua kali, melengkapi kisah yang dimulai dalam Kej. 16. Alasan yang disampaikan Sara sangat legalistik, sesuai dengan hukum pewarisan pada saat itu, yakni: pewaris adalah anak dari isteri sah, bukan dari budak.

Tentang relasi Hagar-Sara, Santo Paulus menyingkapkan tentang dua jenis perjanjian (bdk. Gal 4:21-31). Perjanjian Sinai dilambangkan oleh perempuan budak, Hagar. Sedangkan Perjanjian Baru dilambangkan oleh Sara, istri yang mendeka dan melahirkan anak yang dijanjikan Allah.

Santo Paulus menulis  (Gal 4:31), “Karena itu, Saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak dari budak perempuan, tetapi dari perempuan merdeka.”, Itaque, fratres, non sumus ancillae filii sed liberae.  

Tentang kisah Hagar di gurun, Santo Yohanes Chrusostomus mengisahkan tentang belas kasih Allah. Ia mengajarkan, “Kapan pun Allah menghendaki, saat kita benar-benar kesepian, dalam ancaman bahaya, atau, bahkan saat tidak harapan untuk bertahan hidup, kita tidak tidak membutuhkan bantuan apa pun.

Gadara

Yesus dan para murid-Nya menyeberangi Danau Galilea untuk pergi ke daerah Gadara, tempat tinggal sekelompok kecil orang Yahudi. Ia memperhatikan domba yang hilang dari umat Israel (Mat. 15:24).

Di daerah yang tidak mengenal Allah itu Santo Matius menyingkapkan kuasa Yesus atas setan  yang ditampilkan dalam tiga hal. Pertama, kuburan, tempat tinggal orang mati. Kematian mengalahkan hidup.

Selanjutnya, babi dipandang sebagai binatang najis. Kenajisan atau ketidak sucian memisahkan manusia dari Allah. Akhirnya, samudera yang bergolak melambangkan kekacauan sebelum penciptaan (Kej 1:2). Sedangkan Santo Markus masih menambahkan satu unsur lagi: legion (Mrk. 5:9).

Santo Matius  menampilkan dua orang kerasukan setan yang keluar dari kuburan untuk menjumpai Yesus (Mat. 8:28).  Keduanya melambangkan kuasa kejahatan yang muncul dari dunia orang mati atau maut.

Seperti orang mati, keduanya tidak memiliki tujuan, arah, kendali diri, dan menghancurkan. Kuasa yang merasuki dua orang itu membutakan nurani, menghilangkan kemampuan mengendalikan diri dan menghancurkan otonomi pribadi – kebebasan.

Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah?

Satu legion Romawi terdiri dari 6000 prajurit dan menimbulkan ancaman, ketakutan bagi penduduk Palestina. Kekacauan yang ditimbulkan oleh satu legion sungguh tak terbayangkan.

Pada zaman sekarang pun, masih kita saksikan kisah pilu kejahatan dan kerusakan massal yang ditimbulkan oleh tangan penguasa yang kerasukan setan dan bala tentara mereka.

Kehadiran satu legion pasukan Romawi menjadi simbol penindasan dan eksploitasi atas kaum miskin, termasuk para pengikut Yesus. Maka kemenangan Yesus atas setan, legion merupakan lambang kemenangan mereka yang ditindas, disingkirkan dan diperas.

Legion selalu menjadi simbol ideologi politik, ekonomi, keamanan, sosial dan budaya yang terus bertransformasi dalam pelbagai bentuk hingga saat ini. Mereka pasti akan melawan Kerajaan-Nya.

Kata mereka (Mat 8:29), “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?”, Quid nobis et tibi, Fili Dei? Venisti huc ante tempus torquere nos?

Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu

Di hadapan Yesus setan tidak memiliki kekuasaan dan kekuatan lagi. Mereka memiliki kuasa untuk merasuki babi hanya dengan seijin Yesus.

Saat mereka merasuki babi, segera mereka terjun masuk ke kegelapan samudera dan mati tenggelam. Babi merupakan lambang kenajisan yang menghambat manusia bersatu dengan Allah.

Dan samudera merupakan lambang kekacauan yang ada sejak sebelum dunia dijadikan dan terus mengancam hidup. Sulit menangkap makna mengapa setan yang merasuki babi-babi itu menceburkan diri ke samudera.

Tetapi pesan Injil sangat jelas: di hadapan Yesus semua kuasa kejahatan bertekuk lutut, takluk. Setiap orang yang percaya pada Yesus telah mengalahkan kejahatan dan setan.

Beberapa abad sebelumnya, pemazmur mengajak untuk percaya pada keselamatan yang dijanjikan Allah, “Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu… Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu.” (Mzm 91:7,9).

Merekapun mendesak, supaya Ia meninggalkan daerah mereka

Penjaga babi bergegas ke kota dan bercerita kepada semua orang tentang yang mereka alami dan lihat tentang Yesus. Maka semua orang berbondong hendak bertemu dengan-Nya.

Kelompok kecil orang Yahudi di tengah orang asing mungkin mengira kalau Yesus adalah anggota Sanhedrin, Majelis Agama Yahudi. Maka rombongan itu segera diminta pergi dari Gadara.

Mereka ternyata lebih memilih tinggal bersama babi, lambang kenajisan. Babi, kenajisan, ternyata lebih penting dari pada pribadi yang telah dipulihkan.

Hanya seorang yang menghadap Yesus, yakni: orang yang semula kerasukan setan. Ia kini telah berpakaian pantas, dan sembuh (Mrk. 5:15).

Katekese

Kristus mengalahkan pasukan setan. Santo Petrus Chrysologus, 400-450 :

“Yesus berkata kepada mereka, “Pergilah”. Hewan dengan bau yang menyengat hidung diusir pergi, bukan karena kehendak setan, tetapi untuk menunjukkan betapa liar dan ganasnya setan-setan itu bagi manusia.

Mereka tak henti-hentinya berusaha mencari cara untuk menghancurkan dan merasukan semua agar mereka bertindak, bergerak dan hidup dengan cara setani. Setan mencari kematian manusia.

Perseteruan lama ini berakar sangat dalam di dalam amarah dan kebencian yang terpendam dalam hati manusia. Setan tidak pernah menyerah begitu saja tanpa mereka dikalahkan dengan paksa.

Mereka mendatangkan celakan pada mereka yang diperbudak. Maka, hewan yang berbau menyengat ini diusir agar hati menjadi bersih dari setan. Mereka hanya diizinkan merasuki babi, bukan manusia.

Kejahatan kitalah yang menjadikan setan menguasai kita untuk bertindak jahat. Serupa pula, karena kuasa iman kita menjerat leher setan. Mereka menyerahpada kita karena dikalahkan Kristus.” (Sermons 16.8)

Oratio-Missio

Tuhan, bebaskan aku agar aku mengasihi-Mu dengan sepenuh hati, budi dan jiwaku. Bantulah aku untuk berjalan dalam kasih dan kekudusan. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk menjauh dari kenajisan?

Et ecce tota civitas exiit obviam Iesu, et viso eo rogabant, ut transiret a finibus eorum – Matthaeum 8:34

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version