Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Renungan Harian Lectio Divina 06.01.2023 – Setia pada Sang Anak

Lectio Divina 06.01.2023 – Setia pada Sang Anak

0
Aku membaptis dengan air, by Giovanni Domenico Tiepolo

Hari Biasa Masa Natal. Hari Sabtu Imam (P)

  • 1Yoh. 5:5-13
  • Mzm. 147:12-13.14-15.19-20
  • Mrk. 1:7-11 atau Luk. 3:23-38 (alternatif)

Lectio

7 Inilah yang diberitakannya: “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. 8 Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.”

9 Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. 10 Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. 11 Lalu terdengarlah suara dari surga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”

Meditatio-Exegese

Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku

Yohanes Pembaptis lahir kira-kira enam bulan sebelum kelahiran Yesus. Karena orang Yahudi tak diizinkan tampil di muka umum sebelum berusia tiga puluh tahun, Yesus memulai karya pelayanan-Nya kira-kira enam bulan setelah sepupu-Nya mulai berkarya.

Yohanes menubuatkan akan kepenuhan tujuan karya pelayanan sepupunya yang berasal dari Nazaret. Tentu, Yesus mendatanginya untuk dibaptis dan memulai karya-Nya sendiri yang telah dirintis oleh anak Imam Zakharia dan Ibu Elizabet.

Yohanes menyebut Anak Maria sebagai yang lebih berkuasa. Digunakan ungkapan ισχυροτερος, ischyroteros, bermakna: orang yang lebih berkuasa atau lebih kuat. Di kemudian hari, Yang Lebih Berkuasa mengalahkan dia yang kuat, setan (bdk. Mrk. 3:23-27).

Di hadapan Yesus, Yohanes bersikap seperti budak yang bertugas melepaskan tali sepatu dan membawanya ke tempat penyimpanan saat sang tuan masuk ke kuil pemujaan atau ruang pesta. Ia rendah hati, seperti terungkap (Mrk. 1:7), “Membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak.”, cuius non sum dignus procumbens solvere corrigiam calceamentorum eius.

Yohanes memandang pembaptisan oleh Yesus sangat penting, karena serentak Ia menganugerahkan Roh Kudus dan hidup baru. Gereja mengajarkan, Pembaptisan adalah kelahiran menuju hidup baru di dalam Kristus. Menurut kehendak Tuhan ia perlu untuk keselamatan seperti Gereja itu sendiri, dalamnya orang digabungkan oleh Pembaptisan.” (Katekismus Gereja Katolik, 1277)

Orang yang dibaptis menerima bermacam-macam buah atau rahmat pembaptisan: “pengampunan dosa asal dan semua dosa pribadi; kelahiran untuk hidup baru, yang olehnya manusia menjadi anak angkat Allah, anggota Kristus dan kenisah Roh Kudus.” (Katekismus Gereja Katolik, 1279).

Datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea   

Kapan peristiwa pembaptisan Yesus oleh Yohanes tidak dicatat rinci dan rigid. Penanda waktu hanya mengacu pada saat Yohanes mewartakan dan menyerukan pertobatan.

Karyanya juga mengacu pada hari-hari akhir masa hidup Yesus yang tersembunyi di Nazaret. Masa itu juga mengacu pada usia Yesus yang menginjak genap tiga puluh tahun. Inilah saat seorang pria Yahudi diizinkan untuk mengajar.

Selama hidup tersembunyi dari muka umum, Yesus mengikuti orang tua-Nya, Bapak Yusuf dan Ibu Maria, tinggal di Nazaret. Di desa ini keluarga ini mencari perlindungan dari ancaman wangsa Herodes setelah peristiwa pembunuhan bayi dan pengungsian mereka ke Mesir.

Karena berasal dari desa itu, Yesus pun dipanggil sebagai Orang Nazaret (bdk. Mat. 2:23). Desa yang tak dikenal pun dianggap tidak memiliki peran apa pun dalam sejarah keselamatan dan Sang Juruselamat tidak mungkin berasal dari desa itu (bdk. Yoh. 1:46).

Yesus harus berjalan jauh untuk menjumpai sepupu-Nya yang sedang melayani Allah di tepi Sungai Yordan. Tradisi setempat menunjuk wadi di dekat Sukot. Tetapi pendapat lain menyatakan Yesus dibaptis di sebuah wadi di dekat Yerikho, wilayah yang lebih mudah dijangkau dan berjarak kira-kira 100 kilometer dari Nazaret.

Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan

Dalam teks Terjemahan Baru, ungkapan εὐθύς, euthus, atau statim, dalam Vulgata, dengan makna segera, tidak eksplisit diterjemahkan. Penulis Injil sering menggabungkan ungkapan ini dengan kata dan untuk menunjukkan peristiwa yang terus berlangsung, tanpa terputus, sehingga harus dibaca, “Segera pada saat Ia keluar dari air. (Mrk. 1:10).

Tak hanya Yesus, tetapi juga Yohanes, menyaksikan langit yang terkoyak. Orang banyak di sekeliling mereka berdua mungkin memahami peristiwa adi koderati sedang berlangsung.

Dalam peristiwa itu, misteri Tritunggal Mahakudus disingkapkan. Santo Bede menulis, “Sang Putera dibaptis, Roh Kudus turun dalam bentuk seekor merpati dan suara Bapa didengarkan telinga. Roh Kudus tinggal pada-Nya. Tetapi tidak hanya pada saat pembaptisan-Nya, tetapi pada saat Ia menjelma menjadi manusia.” (In Marci Evangelium expositio, in loc).

Pada peristiwa pembaptisan, Bapa bersabda (Mrk. 1:11), “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”, Tu es Filius meus dilectus; in te complacui.

Sepanjang karya pelayanan Yesus di Palestina, suara Bapa dari surga diperdengarkan tiga kali.

  • Pada saat pembaptisan-Nya: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” (Mrk 1:11);
  • Pada saat Ia berubah rupa, transfigurasi: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” (Mrk. 9:7)
  • Di Bait Allah pada Pekan Suci: “Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi.” (Yoh. 12:28)

Santo Thomas Aquinas menulis, “Roh Kudus turun dari surga dan dapat dilihat dalam bentuk kodrati. Ia melayang-layang di atas Kristus ketika dibaptis. Maka kita percaya pada-Nya yang turun secara tak kelihatan di atas siapa pun juga yang dibaptis setelah-Nya.” (Summa Theologiae, III, q. 39, a. 6 dan 3).

Katekese

Yang Ilahi dan manusiawi diperdamaikan. Tulisan diatas namakan Santo Hippolytus, 170-236:

Saudara dan saudariku yang terkasih, tahukan kalian betapa kita akan kehilangan banyak berkat bila Tuhan mengabaikan seruan dan menolak pembaptisan Yohanes? Pintu surga pasti telah tertutup karena alasan ini.

Tempat yang di atas tidak mungkin kita jangkau. Kita mungkin turun ke tempat yang lebih bawah, dan tidak mungkin naik ke atas.

Jadi, berkat dapat kita terima tidak hanya karena Tuhan dibaptis, tetapi Ia juga menciptakan dunia yang baru. Ia mengangkat yang yang diperbudak menjadi anak angkat-Nya (bdk. Rm. 8:15).

Segera ‘langit terkoyak bagi-Nya’. Pendamaian antara yang kelihatan dan Yang Kelihatan terjadi. Seluruh bala tentara surga dipenuhi dengan sukacita, penyakit di bumi disembuhkan, yang rahasia disingkapkan, yang bertentangan diubah menjadi bersaudara.

Karena kalian telah mendengar sabda, “Ia melihat langit terkoyak.” Dan tiga mukjizat terjadi – penampakan Bapa yang abadi, Anak, dan Roh Kudus secara bersama-sama pada saat pembaptisan Anak.

Pada saat pembaptisan Kristus, Sang Mempelai, tepatlah bahwa pintu surga terbuka dengan segala kemuliaan dan kemegahannya. Maka, ketika Roh Kudus turun dalam rupa burung merpati, dan suara Bapa didengarkan di mana-mana, tepatlah bahwa ‘pintu-pintu surga telah ditinggikan’.” (The Discourse On The Holy Theophany 6)

Oratio-Missio

Tuhan, penuhilah hatiku dengan Roh Kudus dan tuntunlah aku untuk selalu setia menepati janji baptisku. Amin.

  • Mengapa aku sering tinggi hati di hadapan-Nya dan ingkar pada janji baptisku?

Tu es Filius meus dilectus; in te complacui – Marcum 1:11

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version