Home BERITA Lectio Divina 07.07.2021 – Wartakan Kerajaan Allah Sudah Dekat

Lectio Divina 07.07.2021 – Wartakan Kerajaan Allah Sudah Dekat

0
Ilustrasi: Yesus mengutus para rasul, seperti domba ke tengah kawanan serigala by newemangelization

Rabu. Pekan Biasa XIV (H).

  • Kej. 41:55-57; 42:5-7a.17-24a.
  • Mzm.33:2-3.10-11.18-19
  • Mat.10:1-7

Lectio

1 Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.

2 Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, 3 Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, 4  Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.

5 Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, 6  melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. 7 Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat.”

Meditatio-Exegese 

Yesus memanggil

Yesus memanggil para murid dan mendidik mereka selama masa pelayanan-Nya. Panggilan dan pendidikan itu bertujuan agar mereka menjadikan Yesus pusat hidup mereka. Setelah dirasa cukup saatnya, Yesus mengutus ke dua belas rasul untuk pergi dan mewartakan Kerajaan Surga sudah dekat.

Kerajaan itu adalah komunitas pria dan wanita yang mengenal Allah sebagai  Allah Tritunggal, yang penuh kasih dan kerahiman. Komunitas itu selalu menaati dan menghormati Allah dengan suka rela sebagai Tuhan dan Raja.

Yesus pun mengajarkan agar para murid memohon Allah untuk meraja dalam hidup mereka dan di dunia: Datanglah KerajaanMu dan jadilah kehendakMu di atas bumi seperti di dalam surga. 

Dalam tugas perutusan itu, Yesus memberi mereka kuasa untuk mengusir setan, menyembuhkan penyakit dan mengatasi kelemahan. Dengan kata lain, dalam tata dunia sekarang, mereka berpartisipasi dalam mewujudkan kesejahteraan umum.

Konsili Vatikan II  mengajarkan, “Kesejahteraan umum ialah: keseluruhan kondisi-kondisi hidup kemasyarakatan, yang memungkinkan baik kelompok-kelompok maupun anggota-anggota perorangan, untuk secara lebih penuh dan lebih lancar mencapai kesempurnaan mereka sendiri.

Setiap kelompok harus memperhitungkan kebutuhan-kebutuhan serta aspirasi-aspirasi kelompok-kelompok lain yang wajar, bahkan kesejahteraan umum segenap keluarga manusia” (dikutip dari Konstitusi Pastoral tentang Gereja di Dunia Dewasa Ini: Gaudium et Spes, art. 26).

Inilah nama

Daftar nama ke dua belas rasul sepertinya terkait dengan Perjanjian Lama. Nama Simon atau Simeon berasal dari keluarga Yakub (Kej. 29:33). Yakobus sama dengan Yakub (Kej. 25:26).

Yudas atau Yehuda adalah anak laki-laki Yakub (Kej. 35:23). Matius memiliki nama lain Lewi (Mrk. 2:14), yang juga salah satu anak laki-laki Yakub (Kej. 35:23).

Nama yang disandang tujuh orang rasul berasal dari nama para Bapa Bangsa: dua orang disebut Simon/Simeon; dua disebut Yudas/Yehuda; dua disebut Yakub; dan satu Lewi. Hanya satu yang memiliki nama Yunani: Filipus.

Penginjil Matius rupanya menyingkapkan Yesus membentuk umat yang baru, dilandasi oleh ikatan dengan perjanjian Allah dengan Abraham. 

Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat

Yesus mengutus para murid pergi ke wilayah sekitar Galilia. Ia memerintahkan mereka, ”Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.

Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat.” (Mat 10:5-7). Perintah-Nya mengandung tiga makna:

  • (1) jangan pergi kepada bangsa-bangsa lain;
  • (2) jangan memasuki kota-kota Samaria;
  • (3) pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.   

Memang, sepertinya ada sikap menutup diri terhadap bangsa lain dalam perintah di atas.

Namun, Santo Paulus, yang sangat kuat membela keterbukaan terhadap bangsa-bangsa asing, menyatakan persetujuannya bahwa Kabar Sukacita tentang Yesus seharusnya pertama-tama diwartakan kepada bangsa Israel, setelah itu, kepada bangsa-bangsa lain (Rom. 9:1-11, 32; bdk. Kis. 1:8; 11:3; 13:46; 15:1, 5, 23-29).

Namun, yang terjadi kemudian, di Injil yang sama, saat Yesus bercakap-cakap dengan perempuan dari Kanaan, Ia merentangkan tangan untuk menerima bangsa-bangsa lain (Mat. 15:21-29).

Kepada bangsa-bangsa lain, Ia juga memerintahkan mereka untuk mewartakan Kerajaan Surga (Mat. 10:7), ”Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat.” Euntes autem praedicate dicentes, “Appropinquavit regnum caelorum.”

Tugas perutusan para Rasul tidak hanya kepada bangsa Yahudi, tetapi juga kepada segala bangsa terus digemakan setelah Yesus bangkit dari mati.

Santo Matius menulis, ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28:19-20).

Santo Markus menulis, ”Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” (Mrk 16:15-16).

Dalam Injil dan Kisah Para Rasul, Santo Lukas menulis, ”Ada tertulis bahwa Kristus harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga.

Dan, pertobatan untuk pengampunan dosa akan dinyatakan dalam nama-Nya kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi-saksi dari semua ini.” (Luk. 24:46-48; Kis. 1:8).

Santo Yohanes meringkas seluruh perintah itu hanya dalam satu kalimat (Yoh. 20:21), ”Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”, sicut misit me Pater et ego mitto vos.

Katekese

Yesus memberi para murid bertindak atas namaNya. Santo Yohanes Chrysostomus, 347-407 :

“Jika Roh Kudus belum dianugerahkan, karena Yesus belum dimuliakan, bagaimana mungkin para murid mengusir para setan? Mereka melakukan ini karena perintah-Nya, karena kuasa Anak.

Perhatikan dengan teliti saat tugas perutusan mereka. Mereka tidak diutus pada saat mereka mulai mengikuti jejak kaki-Nya. Mereka tidak diutus hingga mereka memperoleh manfaat penuh dari tinggal bersama-Nya setiap hari.

Mereka mengusir setan hanya setelah mereka menyaksikan orang mati dibangkitkan. Laut bergemuruh diredakan. Setan diusir. Tungkai yang lumpuh dapat berjalan. Dosa diampuni. Penderita kusta ditahirkan.

Dan setelah menerima bukti yang cukup atas kuasaNya baik melalui tindakan maupun sabda-Nya, maka, hanya setelah mereka menyaksikan seluruh tindakan dan sabda-Nya, mereka diutus.

Dan Ia tidak mengutus mereka tanpa persiapan untuk melakukan tindakan yang berbahaya, karena saat itu belum ada bahaya di Palestina. Mereka hanya harus bertahan melawan serangan melalui kata-kata.

Namun, Yesus tetap mengingatkan mereka akan ancaman yang lebih besar di masa yang akan datang. Denga cara ini Ia mempersiapkan mereka akan apa yang akan dilakukan di masa depan.” (dikutip dari The Gospel Of Matthew, Homily 32.3)

Oratio-Missio

“TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.” – Mzm. 33:10-11

  • Aku sudah dipanggil-Nya, mengapa sulit bagiku menerima tugas perutusan dari-Nya?

Euntes autem praedicate dicentes, “Appropinquavit regnum caelorum”Matthaeum 10:7

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version