Home BERITA Lectio Divina 07.10.2023 – Aku Hamba-Nya

Lectio Divina 07.10.2023 – Aku Hamba-Nya

0
Aku ini hamba Tuhan, ego sum ancilla Domini, by Patricia Brintle.

Sabtu. Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Ratu Rosario (P)

  • Kis. 1:12-14.
  • Mzm. Tanggapan: Luk. 1:46-47.48-49.50-51.52-53.54-55.
  • Luk. 1:26-38       

Lectio

26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, 27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. 28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”

29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. 30 Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.

32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” 34 Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”

35 Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. 36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.

37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” 38 Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Meditatio-Exegese

Engkau yang dikaruniai

Tiap pribadi merindukan hidup yang penuh rahmat. Malaikat Gabriel masuk rumah Maria dan menyampaikan salam (Luk. 1:28), Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”, Ave, gratia plena: Dominus tecum

Untuk menjadi Ibu Sang Juruselamat, Maria senantiasa disertai Allah. Ia membuka hatinya untuk tidak menolak kehendak-Nya. Maka, seturut tradisi suci di antara para anggota Gereja Perdana untuk menghormati Ibu Maria sebagai yang setia pada Allah dan tak bernoda, Maria Immaculata.

Santo Irenius, Uskup Lyon, 130-200, menulis, “Karena ketaatannya pada Allah, ia membawa keselamatan bagi dirinya dan seluruh umat manusia …

Kekusutan yang disebabkan oleh ketidaktaatan Hawa diurai oleh ketaatan Maria. Apa yang diikat oleh Hawa melalui ketidakpercayaannya, diurai oleh Maria melalui imannya pada Allah.” (Adversus haeres 3.22.4). 

Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan

Melalui Malaikat Gabriel Allah mengundang Ibu Maria ambil bagian dalam karya penebusan-Nya. Ia memiliki otonomi dan kemerdekaan untuk menerima atau menolak undangan-Nya.

Malaikat Gabriel berkata, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.” (Luk. 1: 30-32)

Undangan itu sama dengan dengan undangan kepada manusia pertama, “Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kej. 2:16-17).

Menanggapi panggilan itu dalam hati Ibu Maria sempat muncul keraguan (Luk. 1:34). Tetapi ketika Malaikat Gabriel menyentuh hatinya dengan menyingkapkan peran kuasa Roh Kudus dan tanda kehadiran Allah dalam peristiwa Elisabet, sanaknya, yang sedang mengandung, ia dengan tegas menerima tugas perutusan Allah.

Jawaban Ibu Maria mengejutkan. Ia bersedia ambil bagian dalam karya Allah. Ia menaati dan dan mengimani-Nya. Imannya diungkapkan, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan”, Ecce ancilla Domini.

Kemudian, jawaban itu disusul dengan kesediaan untuk melaksanakan perintah Allah tanpa keraguan dan penundaan (Luk 1: 38), “Jadilah padaku menurut perkataanmu itu”, fiat mihi secundum verbum tuum.

Jawaban Ibu Maria berbeda dengan Hawa, yang melihat buah pengetahuan itu seolah-olah baik dan memakannya. Akibat yang ditimbulkan oleh ketidaktaatan adalah terpisahnya relasi dengan Allah yang ditandai dengan menyembunyikan diri dari Allah dan ketelanjangan (Kej. 3:10). Akibat ketaatan Ibu Maria adalah penebusan.

Katekese

Allah meminjam tubuh Maria untuk menghantar manusia menuju kemuliaan. Pengarang tak dikenal dari Gereja perdana Yunani :

“Menampakkan diri padamu sebelum kelahiran, Malaikat Gabriel datang dan berdiri di hadapanmu, perawan, dan memberi salam dengan berkata, “Bersuka citalah, bumi yang telah lama tidak ditanami; bersuka citalah, semak yang menyala-nyala tetapi tetap tak terbakar oleh api; Bersuka citalah, kedalaman yang terselami;

Bersuka citalah, jembatan yang menghantar ke surga; Bersuka citalah, tangga yang menjulang tinggi yang dilihat oleh Yakub; Bersuka citalah tempayan ilahi tempat menyimpan manna; Bersuka citalah, kutukan dosa telah dihancurkan; Bersuka citalah, Allah telah menebus dosa Adam, Tuhan besertamu!”

“Engkau menampakkan diri padaku dalam bentuk manusia,” kata perawan tak bernoda pada pemimpin bala tentara sorga. ‘Bagaimana engkau berbicara padaku tentang hal yang mengatasi kekuatan manusiawi? Karena engkau telah berkata bahwa Allah akan menyertaiku dan akan berdiam di rahimku.

Bagaimana aku menjadi tempat kediamannya yang lapang dan menjadi tempat yang kudus sehingga ia bisa mengendarai kerub? (Mzm. 18:10) Jangan membuatku terkagum-kagum dengan tipuan; karena aku tak lagi mengenal kesenangan, aku pun belum menikah. Bagaimana mungkin aku mengandung seorang anak?’

“Lalu malaikat yang tak berbadan manusia itu menjawab, “Ketika Allah menghendaki demikian, hukum kodrat takluk. Dan apa yang di luar jangkauan pikiran manusia dapat dimengerti. Percayalah bahwa apa yang kukatakan pedamu adalah benar, ya Ibu yang kudus dan tak bernoda.”

Dan ia berkata-kara dengan suara nyaring, “Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu. Dan aku akan mengandung Dia yang tanpa badan, yang menjadi daging dariku. Semoga melalui percampuran ini Ia menghantar manusia menuju ke kemuliaannya yang lama, karena hanya Dialah yang memiliki kuasa untuk melaksanakan penebusan itu.” (Stichera Of The Annunciation)

Oratio-Missio

Bapa, Engkau menganugerahkan pada kami kelimpahan rahmat, belas kasih dan pengampunan melalui Putera-Mu. Bantulan aku untuk menghayati hidup yang penuh rahmat, seperti Ibu Maria, yang selalu percaya pada janji-Mu dan tak ragu menjawab “ya” untuk melaksanakan kehendak-Mu. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk setia menjadi hamba-Nya?

Ecce ancilla Domini, fiat mihi secundum verbum tuum – Lucam 1:38

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version