Home BERITA Lectio Divina 07.12.2022 – Datanglah kepada-Ku

Lectio Divina 07.12.2022 – Datanglah kepada-Ku

0
Aku memberimu kelegaan by Vatican News.

Rabu. Hari Biasa. Pekan Adven II (U)

  • Yes. 40:25-31.
  • Mzm. 103:1-2.3-4.8.10.
  • Mat. 11:28-30. 

Lectio

28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”

Meditatio-Exegese

Marilah kepadaKu

Undangan Yesus erat terkait dengan Kitab Nabi Yesaya dan Kitab Kebijaksanaan. Nabi Yesaya bernubuat dan melukiskan Hamba Yahwe yang dirindukan umat. Ia dilukiskan seperti seorang murid.

Ia selalu mencari kata-kata tepat untuk membangkitkan semangat mereka yang putus asa. Tiap hari ia menajamkan telinga untuk mendengar sabda Allah.

Nubuat nabi,  “Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.” (Yes. 50:4).

Sang Mesias selalu mengundang manusia untuk memandang Allah yang selalu bersedia menopang hidup manusia, termasuk dalam kesusahannya, seolah-olah ditinggalkan Tuhan.  Yang benar adalah manusia meninggalkan-Nya.

Nabi Yesaya meyakinkan bahwa “Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,

tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yes. 40:29-31).

Teks ini selalu hidup di hati umat seperti nyanyian masa kecil. Selalu menjadi madah kenangan. Dan Yesus mengubah gema kenangan menjadi harapan. “Marilah kepada-Ku.”

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku

Kebijaksanaan ilahi dilambangkan sebagai gadis cantik dan seorang ibu yang selalu meminta anaknya untuk mendekati dan meraihnya. Sang Maha Bijaksana dapat ditemui, setiap saat, bahkan hampir-hampir tanpa usaha. Ia senantiasa bersabda.

Hanya diperlukan sikap batin untuk taat padanya-Nya dan melunakkan hati untuk pengajaran-Nya. Akhirnya, ketika menerima Sang Maha Bijaksana, manusia dianugerahi damai sejahtera.

“Aku telah membuka mulutku dan berbicara, perolehlah semuanya tanpa bayaran. Tundukkanlah tengkukmu di bawah kuk, dan hendaklah hatimu menerima pengajaran. Dekatlah dia untuk ditemui. Lihatlah dengan mata kepala sendiri bahwa hanya sedikit saja aku berikhtiar, namun telah kutemukan banyak istirahat.” (Sir. 51:25-27).

Yesus menggemakan ajakan untuk setia dan dianugerahi purificatio, pax, atau requies – istirahat atau damai sejahtera atau ketenangan, “Tundukkanlah tengkukmu di bawah kuk dan kutemukan banyak istirahat.” (Sir. 51:26.27).

Bajak atau kereta umumnya ditarik oleh dua ekor sapi atau keledai. Yesus tidak membiarkan manusia sendirian menarik sendiri bajak atau kereta hidupnya.

Ia juga mengenakan kuk atau gandar yang menghubungkan tubuh dengan batang kayu penarik kereta. Maka, Ia mengajak pula untuk belajar dari-Nya makna taat melaksanakan kehendak Dia yang mengutus-Nya.

Ditulis dalam Surat kepada Jemaat Ibrani sabda-Nya, “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya.” (Ibr. 5:8).

Karena itulah, Yesus tidak pernah menampilkan diri sebagai Mesias yang kuat dan perkasa, mulia dan kuasa, raja dan penakluk, seperti diajarkan para ahli Kitab.

Ia adalah Hamba Yahwe yang lemah lembut dan rendah hati. Ia menyambut semua dengan kelembutan, dan siapa pun, terutama yang miskin.

Sabda-Nya (Mat. 11:29), “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.”, Tollite iugum meum super vos et discite a me, quia mitis sum et humilis corde, et invenietis requiem animabus vestris

Katekese

Rahmat-Nya menopang kita. Bapa Gereja tanpa nama dari Gereja Yunani.  

“Kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan” … Nabi mengatakan hal ini tentang beban para pendosa, “sebab kesalahanku telah menimpa kepalaku; semuanya seperti beban berat yang menjadi terlalu berat bagiku” (Mzm. 38:4). …

“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati”. Betapa menggembirakan beban yang menguatkan bahkan sangat meringankan mereka yang memikulnya!

Karena beban dari penguasa dunia sedikit demi sedikit menghancurkan kekuatan para pembantu mereka. Tetapi beban Kristus justru membantu mereka yang menanggungnya.

Rahmat-Nya menopang kita. Kita tidak lagi membantu rahmat, tetapi rahmat dianugerahkan untuk membantu kita.” (Incomplete Work on Matthew, Homily, the Greek Fathers).

Oratio-Missio

Tuhan, nyalakanlah dalam hatiku kasih akan diri-Mu dan bantulah aku menemukan jalan-Mu. Gantilah kuk di hatiku  yang suka memberontak pada-Mu, agar aku lebih menyukai melakukan kehendak-Mu. Amin.

  • Apa yang perlu kulakukan ketika aku memukan diriku sendiri diterpa kesulitan, pengejaran, penganiayaan dan imanku terancam?  

Tollite iugum meum super vos et discite a me, quia mitis sum et humilis corde, et invenietis requiem animabus vestris – Matthaeum 11:29

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version