Home BERITA Lectio Divina 08.04.2023 – Ia Telah Bangkit

Lectio Divina 08.04.2023 – Ia Telah Bangkit

0
Ia telah bangkit dari mati, by Vatican News

Sabtu Malam: Malam Paskah (P)

  • Kej. 1:1-2:2 (Kej. 1:1,26-31a)
  • Kel. 14:15-15:1
  • Yes. 55:1-11
  • Rm. 6:3-11
  • Mat. 28:1-10

Lectio (Mat. 28:1-10)

Meditatio-Exegese

Jadilah terang

Yesus bangkit dan tidak mati lagi. Santo Paulus menegaskan, “Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.” (Rm 6:4-5).

Penciptaan baru dirayakan di Hari Raya Paskah. Pada awal kisah penciptaan, disingkapkan dua hal penting: tujuh hari dan terang. Allah menciptakan alam semesta dalam rentang waktu tujuh hari, sebagai simbol kepenuhan, tidak terputus oleh waktu.

Yesus bersabda, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” (Yoh. 5:17).

Pada awal penciptaan, Allah bersabda (Kej 1:3), “Jadilah terang.”, Fiat lux. Terang itu menghalau kegelapan. Terang membawa kehidupan (Yoh. 1:4),  “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.”, In ipso vita erat, et vita erat lux hominum

Saat Allah menciptakan terang, Ia menciptakan dunia sebagai tempat tumbuh kembangnya pengenalan akan diriNya dan kemerdekaan. Dunia juga menjadi tempat tumbuh kembangnya kasih dan kebaikan.

Sebaliknya, kegelapan selalu melawan terang. Kejahatan selalu menyembunyikan pengenalan akan diri Allah, kebenaran, kasih dan kebaikan. Terlebih, kejahatan tidak berasal dari Allah, maka ia selalu mengingkari Allah.

Dihadapkan dengan kejahatan, kegelapan, manusia selalu ditantang untuk percaya. Santo Yohanes menegaskan (Yoh. 1:5),  “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.”, et lux in tenebris lucet, et tenebrae eam non comprehenderunt.

Namun,  manusia lebih memilih kegelapan dari pada terang. Mereka tidak mau mengenal Allah, yang membawa kehidupan. Sesaat pembebasan yang mukjizati dari belenggu Mesir, umat lebih memilih menyembah lembu emas dari pada setia pada Yahwe. Raja Ahaz lebih memilih mengurbankan anak-anaknya bagi dewa kafir, Baal, dari pada mendengarkan sabda Yahwe. 

Beberapa ungkapan doa Paus Fransiskus menyingkapkan sisi gelap hidup bersama, antara lain karena: pengabaian akan kebenaran, fundamentalisme dan terrorisme, perilaku buruk pelayan Allah, pejabat yang korup, perdagangan senjata dan perang. Berikut beberapa penggalan seruan doa Bapa Suci.

O Salib Kristus, kini kami menjumpai Engkau dalam diri mereka yang cerdik pandai, tetapi miskin hidup batin. Cerdik pandai mengajarkan kematian, bukan kehidupan. Mereka tidak mengajarkan belas kasih dan hidup, tetapi mengancam dengan hukuman dan kematian. Mereka menyalahkan orang-orang jujur.

O Salib Kristus, kini kami menjumpai Engkau dalam diri pelayan yang tidak setia. Mereka mengejar bagi diri mereka sendiri ambisi pribadi yang sia-sia dan terus mengingkari kesucian martabat mereka.

O Salib Kristus, kini kami juga menjumpai Engkau dalam diri mereka yang keras hati dan mudah mengadili orang lain. Mereka keras hati dan siap menghukum hingga sampai titik untuk siap merajam, tanpa mempertimbangkan dosa dan kesalahan diri sendiri. 

O Salib Kristus, kini kami menjumpai-Mu dalam ungkapan fundamentalisme dan tindak terorisme yang dilakukan oleh pengikut segolongan agama. Mereka melecehkan nama Allah dan menggunakan nama suci untuk membenarkan kekerasan yang mereka lakukan. (https://rcadc.org/prayer-pope-francis-good-friday/)

Pada malam Paskah, malam penciptaan baru, Gereja menghadirkan misteri cahaya dengan menggunakan lambang sederhana: Lilin Paskah. Lilin inilah cahaya yang selalu hidup dengan mengorbankan dirinya.

Lilin menyala terus sepanjang ia mampu membakar dirinya sendiri. Maka, Gereja menghadirkan misteri Kristus dengan sangat indah.

Ia mengorbankan diri-Nya sendiri agar kegelapan sirna. Ia adalah Terang yang menyala dalam kegelapan dan kegelapan tidak menguasaiNya (Yoh. 1:5). Dan dalam Dia, Sang Terang, ada hidup (Yoh. 1: 4).

Yesus, Terang, juga memberi kehangatan seperti api bagi mereka dekat pada-Nya (Yoh. 21:9). Maka, barang siapa dekat padaNya, ia akan memperoleh keselamatan, kehangatan kasih dan belas kasih. Di luar Dia, hanya ada gegelapan, seperti yang dialami Yudas setelah menutup pintu ruang Pejamuan Malam terakhir.

Pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu

Hanya ada satu nama hari dalam satu di kalender Yahudi, Sabat. Hari lain disebut sebagai hari pertama, kedua, ketiga dan seterusnya setelah Sabat.

Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus terjadi pada hari pertama sesudah Sabat pada pekan suci Hari Raya Roti Tak Beragi (Im. 23:9-13). Hari ini harus terus menerus diperingati sepanjang masa (Im. 23:14).

Dan, pagi-pagi benar pada hari Minggu itu, Allah juga bersabda, “Jadilah terang.” Fiat Lux. Maka, hari itu menjadi hari pertama  penciptaan baru karena kebangkitan Yesus Kristus.

Maria yang lain yang pergi ke makan bersama Maria Magdalena kemungkinan ibu Yakobus (bdk. Mat. 27:56). Salome juga pergi bersama dengan dua orang perempuan lain (Mrk. 16:1).

Santo Lukas merinci yang pergi ke makam: Maria Magdalena, Yohana, isteri Kuza, Maria ibu Yakobus dan perempuan lainnya (Luk. 24:10). Mereka pergi dengan langakah gontai, wajah lesu dan penuh duka.

Mereka hendak mencucurkan air mata, menangis, dan meratap. Putus asa. Mereka pergi ke makam dengan harapan dan mimpi yang terkoyak, hancur berkeping-keping.

Mereka ke makam untuk mengenang apa yang telah terjadi. Mereka ke makam membawa ingatan dan mencoba memahami apa yang terjadi pada Pribadi yang mereka kenal dalam sekejap.  

Mereka melihat makam karena mengira bahwa Yesus mati. Tiada seorang pun pergi ke makam ketika seseorang yang sangat dikasihi masih hidup. Pergi ke makam hanya dilakukan ketika yang dikasihi mati.

Minggu Paskah tidak hanya terkait dengan kepergian para perempuan itu ke makam. Tetapi juga terkait dengan peristiwa di Jumat Agung. 

Setelah Yesus wafat di salib, Yusuf dari Arimatea menurunkan jenazah-Nya, mengkafani dengan kain lenan dan meletakkan-Nya di makam baru. dan, akhirnya, menggulingkan batu penutup makam (Mat. 27:59-60).

Maria Magdalena dan Maria yang lain duduk dan menyaksikan segala yang terjadi dari depan makam (Mat. 27:61). Juga mereka melihat roda batu besar menutup pintu masuk ke makam dan disegel (Mat. 27:66). 

Sebelum di pemakaman, para perempuan itu menyaksikan Yesus yang menderita dan wafat di salib. Mereka “melihat dari jauh” peristiwa penyaliban (Mat. 27:55). Mereka menonton seraya meratap.

Para perempuan dan murid-Nya lupa akan apa yang diajarkan Yesus tentang kebangkitan-Nya (Mat. 16:21; 17:23; 20:19; 26:32). Ia tak pernah mengajarkan akan penyaliban-Nya tanpa mengajarkan juga kebangkitan-Nya. Penyaliban dan kebangkitan selalu seiring, seperti dua sisi sekeping mata uang.

Yesus wafat dan Yesus bangkit. Yesus disalib dan Yesus dibangkitkan. Ia mencurahkan darah di kayu salib dan meninggalkan makam kosong. Apa yang terjadi di Bukit Tengkorak, Kalvari, bukan akhir kisah Yesus.

Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit

Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi meminta Pilatus menempatkan prajurit Romawi untuk menjaga kubur Yesus dan menyegel dengan segel kekaisaran (Mat. 27:62-65). Mereka memastikan Yesus tetap terkunci dalam kubur.

Yang mereka kehendaki sama dengan yang dikehendaki kegelapan. Mereka tidak ingin Yesus dan para murid-Nya mewartakan bahwa Ia adalah Anak Allah. Mereka melarang para murid bersaksi tentang kebangkitan-Nya membuktikan bahwa Ia dibenarkan

kita mengimani bahwa Ia akan datang untuk menghakimi yang hidup dan yang mati. Dunia yang kelam tidak mau menerima kebenaran akan kebangkitan-Nya. 

Saat malaikat turun dari langit untuk menggulingkan batu penutup makam, gempa hebat terjadi (Mat. 28:2). Para prajurit Romawi gentar ketakutan dan wajah mereka seperti wajah orang mati (Mat. 28:4). Para perempuan itu menggigil ketakutan (bdk. Mat. 28:5).

Pada hari Minggu Kebangkitan Tuhan semua gemetar di hadapan-Nya. Pilatus dan para prajurit, yang nampak berkuasa, bertekuk lutut, setelah meterai kekaisaran pecah berkeping-keping (bdk. Mat. 27:66). 

Tidak ada satupun dari para perempuan dan para murid menyiapkan hati untuk menerima warta malaikat (Mat 28:5-6), “Aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu.  Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya”, Scio enim quod Iesum, qui crucifixus est, quaeritis. Non est hic: surrexit enim, sicut dixit. Venite, videte locum, ubi positus erat.

Namun, dalam keadaan hati dan jiwa tergoncang, karena gempa, makam kosong dan pesan malaikat, mereka harus mewartakan kepada para murid.

Mereka diberi pesan, “Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu.” (Mat 28:7). 

Goncangan hati dan jiwa mereka diteduhkan ketika di tengah jalan mereka dijumpai Yesus. Mereka mengenal suara-Nya, sama seperti Ia mengenal suara mereka. Sadar akan kehadiran-Nya, mereka mendekat, memeluk kaki dan menyembah-Nya.

Pada mereka Ia bersabda, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku” (Mat 28:10). 

Para prajurit yang menjaga makam Yesus saat malaikat menggulingkan batu penutup makam segera pergi ke kota. Mereka melaporkan apa yang terjadi kepada para imam kepala.

Para pemuka agama membungkam mulut para prajurit. Mereka harus  menyebarkan kabar bohong bahwa para murid Yesus telah mencuri jenazah-Nya saat mereka tertidur. Sejumlah besar uang menjadi upah atas penyebaran kabar bohong.

Santo Augustinus, Uskup dari Hippo, menulis, “Dengan licik kalian bersaksi akan siapa yang tertidur? Kalianlah sebenarnya yang tertidur ketika hanya itulah yang kalian beritahukan pada kami.” (Enarrationes in Psalmos, 63, 15).

Para Rasul, setelah mereka berjumpa dengan Yesus, makan dan minum bersama-Nya, mewartakan kebenaran ini tanpa lelah (Kis. 2:32): “Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi”, Hunc Iesum resuscitavit Deus, cuius omnes nos testes sumus.

Bapa Suci Fransiskus menggemakan pesan Paskah, “Malam ini memanggil kita untuk mewartakan: Yesus Yang bangkit. Kristus hidup. Kebenaran ini membuat Maria Magdalena dan Maria yang lain bergegas.

Inilah yang membuat mereka segera pulang untuk mewartakan kabar kebangkitan-Nya (Mat. 28:8). Inilah yang membuat mereka menghapus kesedihan dan duka cita di wajah mereka. Mereka kembali ke kota untuk menjumpai para murid lain.

Nah, seperti dua perempuan itu, kita telah melihat makam. Maka, saya meminta kalian untuk kembali ke kota bersama mereka.

Mari kita semua menapaki kembali langkah kita dan mengubah raut wajah kita. Mari kita kembali bersama mereka untuk mewartakan berita suka cita.

Di seluruh tempat di mana beban berat seolah tiada akhir; di mana kematian seolah menjadi satu-satunya jalan keluar. Mari kita kembali untuk mewartakan, berbagi hidup, menyingkapkan kebenaran: Tuhan hidup.

Ia hidup dan Ia menghendaki untuk bangkit kembali dalam seluruh wajah yang telah mengubur harapan, mengubur mimpi dan mengubur martabat. Jika kita tidak membiarkan Roh Kudus memimpin kita di jalan ini, maka kita bukan lah orang-orang Kristiani.

Maka, mari kita pergi. Mari kita biarkan diri kita dikejutkan oleh fajar yang baru dan kebaruan yang dihanya dianugerahkan oleh Kristus.

Semoga kelembutan hati dan kasih-Nya membimbing langkah kita. Semoga detak jantung-Nya memperkuat detak jantung kita yang melemah.” (Easter Vigil in the Holy Night 15 April 2017; Francis vatican.va).

Oratio-Missio

Tuhan, Engkau wafat supaya aku hidup dalam Kerajaan-Mu. Kuatkan imanku agar aku mengenal kuasa kebangkitan-Mu dan berharap untuk memandang wajah-Mu sepanjang masa. Amin. 

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk menjadi saksi kebangkitan-Nya di tengah himpitan kesukaran dan pandemi?

Nolite timere vos! Scio enim quod Iesum, qui crucifixus est, quaeritis. Non est hic: surrexit enim, sicut dixit – Matthaeum 28:5-6

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version