Home BERITA Lectio Divina 09.01.2021 – Ia Harus Makin Besar, Aku Harus Makin Kecil

Lectio Divina 09.01.2021 – Ia Harus Makin Besar, Aku Harus Makin Kecil

0
Yohanes Pembaptis. (Ist)

Sabtu. Hari Biasa Sesudah Epifani (P)

  • 1Yoh. 5:14-21
  • Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b
  • Yoh. 3:22-30

Lectio

22 Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. 23 Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, 24 sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara.

25 Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. 26 Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: “Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya.”

27 Jawab Yohanes: “Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga. 28 Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.

29 Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. 30 Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”

Meditatio-Exegese

Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki

Yohanes Pembaptis dan Yesus menunjukkan cara hidup baru dalam menghayati relasi dengan Allah, sesama dan alam semesta. Tetapi, setelah mengikuti Yohanes Pembaptis dan dibaptisnya, Yesus meninggalkan anak Zakharia dan Elisabet.

Kedua sepupu itu menarik begitu banyak orang, terutama kaum miskin, terpinggirkan dan tertindas untuk bergabung dalam gerakan mereka.

Yesus, pengkhotbah baru, sepertinya mengambil manfaat dari kehadiran Yohanes Pembaptis. Ia mempesona lebih banyak orang dan membaptis lebih banyak pengikut. Maka, terjadilah perselisihan pendapat antara murid Yohanes dan murid Yesus tentang penyucian, yakni: makna baptis.

Terkait dengan perselisihan itu, seorang murid Yohanes menyampaikan kepada gurunya tentang apa yang dilakukan Yesus, “Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya” (Yoh. 3:26).

Yohanes menanggapi dengan jawaban yang sangat indah. Jawabannya menyingkapkan kebenaran iman yang dihayatinya. Yohanes berusaha keras membantu muridnya untuk menilai apa yang dilakukan Yesus secara objektif. Ia mengemukan tiga alasan.

Pertama, tidak ada seorang pun mendapatkan anugerah tanpa pekenanan Allah. Jika Yesus melakukan pembaptisan, maka Ia pasti telah menerima kuasa dan tugas dari Allah (Yoh. 3:27); sebab itu, para muridnya harus ikut bersuka cita, bukan merasa cemburu.

Kedua, anak Zakharia dan Elizabet, yang selalu makan belalang dan madu hutan, menegaskan bahwa ia bukanlah Mesias, Kristus, Yang Diurapi; ia hanya mempersiapkan kedatangan-Nya (Yoh. 3:28). Dan, terakhir, menggunakan adat perkawinan di Palestina pada waktu itu, ia menjelaskan tentang peran yang diembannya.

Di rumah sang mempelai perempuan, ia dan para pengikutnya hanyalah sahabat mempelai laki-laki yang duduk di dekatnya dan mendengarkannya. Yang dimaksud dengan mempelai laki-laki adalah Yesus.

Sahabat mempelai adalah Yohanes dan semua orang yang menjadi muridnya. Dan mempelai perempuan adalah Gereja yang didirikan-Nya.

Yohanes sangat mengenal suara Yesus, Sang Mempelai Laki-laki. Maka, semua harus meninggalkannya dan hadir di hadapan-Nya untuk mendengarkan sabda-Nya. Saat itulah suka citanya menjadi penuh.

Yohanes tidak menginginkan apapun. Tugas perutusannya hanya mengantar Sang Mempelai Laki-laki pada mempelai perempuan.

Kalimat terakhir yang diucapkannya merangkum seluruh tugas perutusan yang ia emban (Yoh. 3:30), “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”, Illum oportet crescere, me autem minui.

Murid Yesus dan murid Yohanes

Pada akhir abad pertama Masehi di Palestina dan Asia Kecil tinggal tersebar komunitas bangsa Yahudi. Mereka hidup dalam perantauan, mengungsi setelah pemberontakan yang gagal dan ditumpas oleh Jenderal Titus pada tahun 70.

Di antara mereka pasti ada yang pernah menjalin relasi dan menjadi mruid Yohanes Pembaptis, bahkan dibaptisnya (Kis 19:3). 

Diamati sekilas, gerakan Yohanes dan Yesus sepertinya mirip satu dengan yang lain. Keduanya meminta para pengikut untuk bertobat dan mewartakan datangnya Kerajaan Allah (bdk. Mat. 3:1-2; 4:17).

Gerakan pembaharuan rohani kedua tokoh itu pasti menimbulkan kebingungan baik di antara pengikut Yohanes maupun Yesus. Di tengah kebingungan ini, kesaksian Yohanes memiliki peran kunci untuk mengurai kerumitan. 

Injil Yohanes mencatat kesaksian Yohanes dan kesaksiannya bukan kesaksian dusta (Yoh. 1:20), “Aku bukan Mesias”, Non sum ego Christus.

Dan untuk Sang Mesias, Yesus Kristus, setiap anggota jemaat Kristiani harus mengambil peran seperti yang dilakukan Yohanes, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh 3:30).

Katekese

Kristus adalah Mempelai Laki-laki bagi Gereja-Nya.  Santo Ambrosius dari Milan, 339-397:

“Hal ini bermakna bahwa Ia sendirilah Mempelai Laki-laki bagi Gereja (Yoh 3:29). Ia menjadi pengharapan segala bangsa dan para nabi melepaskan kasut dari kaki mereka ketika mempersembahkan padanya persekutuan dari anugerah perkawinan. Dialah Sang Mempelai Laki-laki; aku adalah sahabat  Mempelai Laki-laki.

Aku bersuka cita karena Ia datang, karena Ia mendengar kidung pesta perkawinan, karena sekarang kita tak lagi mendengar penghukuman berat yang ditimpakan pada pendosa, penyiksaan berat atas nama hukum; tetapi pengampunan atas kesalahan, seruan suka cita, suara kegembiraan, dan luapan kebahagiaan saat pesta perkawinan” ( dikutip dari On The Patriarchs 4.22).

Oratio-Missio

  • Tuhan, buatlah aku makin rendah hati dan kobarkanlah hatiku untuk ambil bagian dalam memperkenal nama-Mu dimulai dari tempatku tinggal dan hidup. Amin.
  • Apa yang perlu aku lakukan agar aku menjadi saksi-Nya yang benar?

Illum oportet crescere, me autem minui – Ioannem 3:30

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version