Home BERITA Lectio Divina 11.06.2022 – Kerajaan-Nya Sudah Dekat

Lectio Divina 11.06.2022 – Kerajaan-Nya Sudah Dekat

0
Paulus dan Barnabas di Lystra, by Circle of Jan Sanders van Hemessen, paruh pertama abad ke-16.

Sabtu. Pekan Biasa X. Peringatan Wajib Santo Barnabas, Rasul (M).

  • Kis. 11:21b-26;13:1-3
  • Mzm. 98:2-3ab.3c-4.5-6
  • Mat. 10:7-13

PW S. Barnabas, Rasul

Lectio

7 Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. 8 Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. 9  Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu.

10 Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. 11 Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat.

12 Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. 13 Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 

Meditatio-Exegese

Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman

Barnabas berlatar belakang Yahudi dari suku Lewi. Ia lahir dan tumbuh dewasa di Siprus. Namanya bermakna ‘anak penghiburan’ (Kis. 4:36). Setelah tinggal di Yerusalem, ia termasuk salah satu yang mengimani Yesus setelah peristiwa kebangkitan-Nya. Dari kemurahan hatinya, ia menjual seluruh miliknya dan mempersembah pada para Rasul untuk kebutuhan Gereja (Kis. 4:37).

Barnabaslah yang menerima, menyambut dan menghantar Paulus untuk bertemu dengan para Rasul di Yerusalem. Ia menceritakan pada mereka perubahan sikap hidup Paulus, yang semula menganiaya jemaat dan masih ditakuti hingga saat pertemuan itu (bdk. Kis. 9:27).

Saat diutus ke Antiokhia, Syria, ia menjumpai Paulus yang sedang mengolah pengalaman rohaninya  di Tarsus, kota kelahirannya. Di kota ini Barnabas menghabiskan waktu setahun, karena ia diutus untuk memberitakan Injil ke kota-kota yang sangat penting, termasuk Tarsus, sebab ia dikenal sebagai nabi dan guru (bdk. Kis. 13:1).   

Selanjutnya, Paus Benediktus XVI mengisahkan, “Maka, pada saat menerima pertobatan pertama orang-orang dari bangsa asing, Barnabas sadar bahwa saat Saulus telah tiba. Setelah Paulus menyelesaikan retret agung di kota kelahirannya sendiri, ia pergi ke sana untuk mencari murid Gamaliel itu.

Maka, pada saat yang penting ini, Barnabas memulihkan nama baik Paulus dan menerimanya di dalam Gereja. Dengan kata lain, ia mengembalikan Paulus ke haribaan Gereja untuk menjadi Rasul bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi.  

Gereja Antiokhia mengutus Barnabas bersama Paulus untuk menyebarkan Injil. Tugas ini dikenal sebagai perjalanan misi pertama. Perjalanan ini sebenarnya menjadi tugas perutusan Barnabas, karena ia bertanggung jawab atas tugas ini dan Paulus bergabung untuk membantunya sebagai rekan sekerja.

Mereka mengunjungi daerah: Siprus dan Anatolia Tengah dan Selatan yang sekarang menjadi wilayah Turki, dengan kota-kota: Attalia, Perga, Antiokhia di Pisidia, Ikonium, Lystra dan Derbe (bdk. Kis 13-14).

Bersama Paulus, ia kemudian ambil bagian dalam Konsili Yerusalem untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi umat selama tugas perutusan mereka.

Para Rasul dan Penatua lain memutuskan untuk menghentikan praktek sunat, agar hal ini tidak menjadi tanda identitas umat Kristen di kemudian hari (bdk. Kis. 15:1-35).

Dengan cara inilah, akhirnya, mereka secara resmi meresmikan Gereja dari segala bangsa, suatu Gereja tanpa sunat. Karena kita menjadi anak-anak Abraham hanya dengan cara mengimani Kristus. 

Kedua pribadi ini, Paulus dan Barnabas, berselisih pendapat pada awal perjalan misi ke dua. Karena Barnabas bersikukuh mengajak Yohanes yang disebut Markus untuk menemani mereka. Sementara Paulus menentang pendapat itu, karena anak muda itu meninggalkan mereka selama perjalan pertama (bdk. Kis. 13:13; 15:3640).

Memang, pasti ada perselisihan pendapat, ketidak sepakatan di antara para kudus. Dan bagi saya hal ini tidak mencemaskan, karena kita tahu bahwa orang-orang kudus tidak pernah ‘berasal dari Surga’. Mereka adalah orang biasa seperti kita, yang juga mengalami masalah yang rumit.

Kesucian tidak tidak pernah mencakup perbuatan yang jauh dari kesalahan atau dosa. Kesucian meningkatkan kemampuan kita untuk menyesal, untuk bertobat, dan tekat untuk memulai lagi, khususnya untuk rekonsiliasi dan mengampuni.” (General Audience, Rabu, 31 Januari 2017).

Kerajaan Surga sudah dekat

Inti Kabar Suka Cita, Injil (Mat 10:7), adalah: Kerajaan Surga sudah dekat, Appropinquavit regnum caelorum. Yesus mengutus para murid untuk pergi dan berbicara atas namaNya dan melakukan kegiatan pelayanan atas kuasaNya. BagiNya Kerajaan Surga sudah hadir di sini dan sekarang ini, hic et nunc.

Kehadiran Kerajaan Allah terjadi sekarang ini dan di sini, pada saat yang penuh rahmat, καιρος, kairos  (Mrk 1: 15). Ia hadir seperti benih sesawi yang ditaburkan di tanah. Yang dibutuhkan cuma perawatan tanah, siraman air dan pemupukan, agar tumbuh dan berkembang.

Berbeda dengan Yesus, orang tidak mau mengenali dan menyadari tanda kehadiran kerajaan itu (bdk. Luk 17: 21). Kaum Farisi menanti datangnya Kerajaan Surga hingga seluruh bangsa melaksanakan hukum dengan rinci dan benar.

Sedangkan kaum Esseni, yang tinggal sebagai rahib di Qumram, mengharapkan penghancuran total seluruh kuasa jahat, agar, pada saat itulah, Kerajaan Surga ditegakkan.

Yesus tidak menghendaki para murid yang diutus-Nya berkhotbah tentang ajaran atau doktrin kegamaan, peraturan keagamaan atau peribadatan yang megah dan meriah. Ia menuntut para murid melakukan apa yang dilakukan-Nya: menyembuhkan orang sakit; membangkitkan orang mati; mentahirkan orang kusta; mengusir setan-setan.

Tindakan konkrit ini bermakna bahwa semua murid Yesus harus mau bekerja. Para murid melayani mereka yang disingkirkan dan diabaikan dalam komunitas manusia yang memilih berpihak pada Mamon atau Beelzebul.

Dengan memerangi kekuatan dan kuasa setani, penyakit, ketakutan dan penindasan, Yesus mengundang para murid untuk meyakini dimulainya jaman baru sekarang dan di sini.

Dengan cara inilah, dimulai apa yang diajarkan-Nya: Datanglah KerajaanMu; Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam Surga. Adveniat regnum Tuum; Fiat voluntas tua sicut in caelo et in terra.

Berilah salam kepada mereka

Pemberita Injil hanya diperkenankan membawa damai sejahtera. Mereka hanya memusatkan perhatian pada bagaimana Warta Gembira menyebar di antara umat mansusia.  Para pemberita Injil hanya mengabdi kepada Allah.

Mengabdi kepada Allah menjadi wujud nyata spiritualitas “miskin di dalam roh” (Mat 5:3), dan membebaskan dari kerakusan akan emas, perak atau tembaga.

Dengan tidak mengikatkan diri pada kerakusan akan harta milik, warta Kabar Gembira tidak menjadi skandal antara salam damai dan ‘salam tempel’, menuntut layanan dengan 30 keping perak (Mat 26:15).

Namun demikian, para pemberita Injil harus mendapatkan jaminan hidup wajar dari penerima warta Injil. Para pewarta Injil selalu membutuhkan doa dan dukungan melalui pemberian wajar untuk mendukung karya mereka.

Katekese

Anugerah kuasa untuk berkuasa bersama Tuhan. Santo Hilarius dari  Poitiers, Bapa Gereja, 315-367 :

“Seluruh kuasa yang dimiliki Tuhan dianugerahkan kepada para Rasul! Mereka yang dipurwarupakan dalam gambar dan keserupaan dengan Allah dalam Adam sekarang menerima gambar dan kesempurnaan yang sempurna dari Kristus.

Mereka telah diberi kuasa yang tidak ada bedanya dengan kuasa yang dimiliki Tuhan. Mereka yang pernah terikat di dunia sekarang menjadi terikat di surga.

Mereka akan mewartakan Kerajaan Surga sudah datang, agar gambar dan keserupaan dengan Allah sekarang didukung dengan kebenaran, sehingga semua orang kudus yang menjadi ahli waris surga dapat meraja bersama Tuhan.

Mereka memiliki kuasa menyembuhkan yang sakit, membangkitkan yang mati, mentahirkan yang menderita kusta dan mengusir setan. Apa pun luka dan kehancuran pada tubuh Adam yang disebabkan karena mengikuti bujukan Setan, biarkan para Rasul menghapusnya dengan ambil bagian dalam kuasa Tuhan.

Dan agar mereka memperoleh keserupaan yang penuh dengan Allah seperti dinubuatkan dalam Kitab Kejadian, mereka diminta memberikan dengan cuma-cuma apa yang terima dengan cuma-cuma  pula (Mat 10:8).

Maka anugerah yang diberikan dengan cuma-cuma harus disebarluaskan pula dengan dengan cuma-cuma.” (On Matthew 10.4)

Oratio-Missio

Tuhan, semoga suka cita dan kebenaran Injil mengubah hidupku sehingga aku mampu bersaksi tentangnya pada mereka yang tinggal di sekitarku. Kuatkanlah aku agar mampu mewartakan kebenaran dan cahayaMu ke manapun aku pergi. Amin. 

  • Apa yang perlu kulakukan untuk menghadirkan Kerajaan Allah di lingkunganku terdekat?  

Infirmos curate, mortuos suscitate, leprosos mundate, daemones eicite – Matthaeum 10: 8

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version