Home BERITA Lectio Divina 16.06.2020 – Kasihilah dan Berdoalah untuk Musuhmu

Lectio Divina 16.06.2020 – Kasihilah dan Berdoalah untuk Musuhmu

0
Kasihilah dan Berdoalah untuk musuhmu by Christian Week

Selasa (H)

  • 1Raj. 21:17-29
  • Mzm. 51:3-4,5-6a,11,16
  • Mat. 5:43-48

Lectio

43  Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 44  Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. 45  Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

46  Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 47  Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? 48  Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”  

Meditatio-Exegese

Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu

Yesus mengutip sepenggal ayat dari Perjanjian Lama, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN” (Im. 19:18). Ia kemudian menambahkan kutipan, “bencilah musuhmu.” (Mat. 5:43). Kutipan tidak ditemukan dalam Perjanjian Lama, tetapi rupanya berasal dari pengajaran para guru agama.

Tidak begitu jelas musuh seperti apa yang harus dibenci. Sebagai bangsa, kaum Yahudi waktu itu memiliki musuh utama, yakni: Kekaisaran Romawi. Namun, dalam pergaulan antar manusia, musuh bisa menjadi siapa saja.

Kasihilah musuhmu dan berdoalah

Yesus mengembalikan perintah “membenci musuh” menjadi  mengasihi musuh. Ia membalikkan hukum ciptaan manusia kepada Hukum Tuhan untuk menghapus segala jenis permusuhan.

Tertulis dalam Hukum Tuhan, Apabila engkau melihat lembu musuhmu atau keledainya yang sesat, maka segeralah kaukembalikan binatang itu. Apabila engkau melihat rebah keledai musuhmu karena berat bebannya, maka janganlah engkau enggan menolongnya. Haruslah engkau rela menolong dia dengan membongkar muatan keledainya.” (Kel 23:4-5).

Tuntutan Yesus sederhana apabila seseorang merawat binatang milik musuh, hendaklah ia mengasihi juga pemilik binatang itu.

Santo Matius menggunakan kata kerja αγαπατε, agapate, dari kata dasar agapao, kasihilah. Tindakan mengasihi rupanya tidak hanya melibatkan gerak batin yang tidak terlihat; orang harus berjuang mengalah gelegak batin yang menyebabkan permusuhan, “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat” (Mat 15:19). 

Tetapi juga tindakan nyata untuk mewujudkan kasih itu. Perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati menjajdi contoh inspiratif (Luk. 10:30-37). Maka, sabda-Nya dalam Mat 5:44, ”Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”, Diligite inimicos vestros et orate pro persequentibus vos.  

Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?

Bila pemahaman tentang kasih hanya disempitkan kepada orang-orang yang bersahabat, tindakan kasih itu tidak banyak bermakna. Tindakan kasih harus mengatasi segala hambatan, seperti Bapa melakukannya.

“Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” (Mat 5:45). Terlebih, Yesus tidak hanya membenarkan ajaran-Nya dengan perkataan, tetapi juga dengan perbuatan.

Seorang prajurit menganyam tanaman duri menjadi mahkota dan menancapkan di kepala-Nya. Orang lain lagi mengambil sebatang paku, menancapkan di tangan-Nya, dan memakunya dengan keras di palang salib. Darah mengucur deras. Para serdadu bayaran itu hanya melaksanakan perintah atasan. Mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan, atau apa yang sedang berlangsung. Mereka terus saja mengerjakan apa yang diperintahkan.

Saat tubuh-Nya digantung di kayu salib, semua orang mengejek-Nya. “Jika Engkau adalah Mesias, selamatkanlah diri-Mu dan turunlah dari situ!” Ia tidak bergeming. Racun kebencian yang merobek-robek hidup manusia, yang adalah citra Allah (Kej 1:27), tidak mampu menghancurkan kasih dan hidup Yesus.

Kasih-Nya mengalir dan menenggelamkan kebencian, dosa dan maut. Dan saatnya tiba, kepada mereka yang menganiaya, Yesus berkata (Luk 23:34), “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”, Pater dimitte illis non enim sciunt quid faciunt.

Haruslah kamu sempurna

Yesus mengajak setiap orang untuk membaharui diri dan hidup seperti yang ditunjukkanNya. Sabda-Nya, ”Haruslah kamu sempurna” (Mat 5:48). Menjadikan hidup menjadi hidup yang sempurna atau kudus seperti teladan Yesus. Inilah syarat untuk memasuki Kerajaan Allah. Maka, bila ingin memasuki Kerajaan Allah, Ia bersabda, “Ikutlah Aku!”, Sequere me.

Katekese

Berdoalah untuk mereka yang mengejar-kejar kamu. Santo Yohanes Chrysostomus, 347-407 :

“Karena Kristus tidak hanya meminta untuk mengasihi, tetapi juga untuk mendoakan musuhmu. Apakah kamu melihat berapa banyak langkah yang telah Ia naiki dan bagaimana ia telah menempatkan kita pada puncak kebajikan?

Tandailah, mulai dari awal. Langkah pertama adalah tidak memulai dengan ketidakadilan. Langkah kedua, setelah seseorang memulai, ia tidak boleh membela diri dengan membalas dalam bentuk yang sama. Yang ketiga, menolak untuk membalas dengan serangan setimpal kepada orang yang melukai kita; maka, kita tetapi bersikap tenang.

Yang keempat, bahkan, kamu berani menanggung sendiri, walau menderita karena kesalahan orang lain. Kelima, tunjukkan keberanianmu lebih dari para yang bisa dituntut orang yang berlaku buruk padamu.  Yang keenam, menolak untuk membenci orang yang telah menganiayamu.

Yang ketujuh, bahkan, kamu harus mengasihi orang yang berbuat demikian padamu. Yang kedelapan, bahkan, kamu harus berbuat baik untuk yang orang itu. Dan, yang kesembilan, kamu harus mendoakan musuhmu  pada Tuhan sendiri.     

Maka, apakah kamu sudah paham dengan keluhuran hati orang Kristiani? Maka, ganjaran yang diperoleh pun juga amat mulia” (dikutip dari The Gospel Of Matthew, Homily 18.4)

Oratio-Missio

  • Ya Allah yang berbelas kasih, kami mohon : penuhilah hati kami dengan rahmat Roh KudusMu; dengan kasih, suka cita, damai, kesabaran, kelembutan hati, kebaikan, kesetiaan, kerendahan hati dan pengendalian diri.  Ajarilah kami untuk mengasihi mereka yang membenci kami; berdoa bagi mereka yang berlaku curang pada kami; agar kami dapat menjadi anak-anakmu yang Kau kasihi, ya Bapa, Pencipta matahari yang terbit untuk orang baik dan jahat, mengirim hujan untuk yang jujur dan curang. Dalam kesulitan anugerahilah kami rahmat untuk menjadi sabar; dalam kelimpahan jadikanlah kami rendah hati; ajarilah kami menjaga pintu bibir kami; dan ajarilah kami untuk tidak memberhalakan kesenangan duniawi, tetapi jadikanlah kami haus akan hal-hal sorgawi. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin. (dikutip dari Doa Santo Anselmus, 1033-1109, terjemahan bebas).
  • Apa yang perlu kulakukan untuk mengasihi musuhku?

Estote ergo vos perfecti, sicut Pater vester caelestis perfectus est – Matthaeum 5: 48

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version