Home BERITA Lectio Divina 19.12.2022 – Yohanes Mempersiapkan Jalan bagi Sang Mesias

Lectio Divina 19.12.2022 – Yohanes Mempersiapkan Jalan bagi Sang Mesias

0
Malaikat Allah menampakkan diri pada Zakharia, by Vatican News

Senin. Hari Biasa Khusus Adven (U)

  • Hak. 13:2-7.24-25a
  • Mzm. 71:3-4a.5-6ab.16-17
  • Luk. 1:5-25 

Lectio (Luk. 1:5-25)

Meditatio-Exegese

Jangan takut

Dalam mempersiapkan kedatangan Sang Juruselamat, Allah melakukan tindakan luar biasa : menganugerahkan anak yang mereka rindukan kepada dua orang perempuan mandul. Samson di Perjanjian Lama (Hak. 13) dan Yohanes Pemandi (Luk. 1:5-25). Keduanya dipanggil untuk menyalakan harapan dan pembebasan pada saat kegelapan dan kesulitan melanda umat Allah. 

Pada masa lalu hingga sekarang kehadiran Allah sering menimbulkan ketakutan pada banyak manusia. Mengatasi ketakutan, Allah selalu bersabda, “Jangan takut.” Dan Pesan pertama yang diucapkan Malaikat pada Zakharia, “Jangan takut, hai Zakharia.”, Ne timeas, Zacharia.  

Kemudian Malaikat itu melanjutkan, “Sebab doamu telah dikabulkan.” (Luk 1: 13).Kalimat yang diucapkan Malaikat berbentuk kalimat pasif, dikabulkan, exaudita. Dalam terang iman, Allah mengabulkan atau mendengarkan doa Zakharia.

Sebagai sosok yang menghayati Perjanjian Lama, Zakaria percaya pada Allah, walau imannya kurang mendalam. Maka setelah penampakan Malaikat, Zakharia menjadi bisu. Ia harus mendidik diri untuk mendengarkan sabda Allah.

Isterimu  akan melahirkan seorang anak laki-laki

Di masa tuanya, Zakharia dan Elisabet merindukan seorang anak. Dan Allah mengabulkan permohonan mereka. Malaikat itu menyampaikan tugas penting yang akan diemban oleh yang harus mereka namai Yohanes.

“Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya.” (Luk 1: 15). Pesan ini bermakna bahwa anak yang masih dalam kandungan adalah pribadi yang disucikan bagi Allah dan melaksanakan tugas perutusanNya.

Tugas perutusan Yohanes adalah mempersiapkan jalan bagi Sang Mesias. Ia mengambil peran Nabi Elia untuk memulihkan hidup umat yang telah rusak. Elia memulihkan iman umat kepada Allah, setelah dirusak oleh raja Ahab dan permaisuri kafirnya, Izebel (bdk. 1Raj. 18:20-46).

Tentang Yohanes, Santo Lukas menulis, “Ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.” (Luk 1: 16-17).

Yohanes menyiapkan hidup umat baru bagi Sang Mesias, suatu umat yang melandaskan diri pada relasi akrab seperti relasi dalam keluarga. Sendi hidup keluarga yang dirusak oleh daya kekuatan setani dipulihkan menjadi hidup keluarga seperti Keluarga Kudus Nazaret; pembangkangan kepada kehendak Allah menjadi ketaatan kepada kehendak-Nya, dan keadilan.

Kelak, orang akan mengakui Yohanes sebagai nabi (Mrk. 11:31). Sekian tahun kemudian Paulus menemukan orang-orang yang pernah dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di Efesus (Kis. 19:3).

Dan Elizabet, yang mengandung di masa tuanya, menyembunyian diri di rumah selama lima bulan. Ia keluar rumah untuk menyongsong kedatangan Ibu Maria, Ibu Tuhan, yang datang untuk melayaninya.

“Ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.” (Luk 1: 17).

Katekese

Lahir untuk bernubuat, dibunuh karena kebebaran. Santo Maximus dari Turin (meninggal antara 408-423):

“Saya tak tahu apa yang hal yang terpenting yang harus saya katakan – bahwa ia [Yohanes Pembaptis] dilahirkan dengan cara yang mengagumkan atau dipenggal dengan cara yang lebih mengagumkan. Karena ia dilahirkan atas sebuah nubuat dan dibunuh karena kebenaran.

Melalui kelahirannya ia mewartakan kedatangan Sang Juruselamat; dan melalui kematiannya ia mengecam perkawinan sedarah yang dilakukan Herodes Antipas (Mat4:3-12). Orang yang kudus dan benar ini, yang dilahirkan dengan cara tidak biasa karena janji Allah,  layak di hadapan Allah karena ia meninggalkan dunia ini melalui kematian yang tidak biasa.

Ia harus bersaksi atas nama Allah dengan mengesampingkan hidupnya sendiri, yang ia terima sebagai karunia Allah. Maka, Yohanes melakukan segala hal yang dikehendaki Allah, karena ia dilahirkan dan mati demi karya Allah.” (dikutip dari Sermon 5.1-.2)

Oratio-Missio

Tuhan, kobarkan harapan dan pembaharuan dalam diri tiap anggota Gereja. Perbaharuilah dan kuatkan tiap keluarga Katolik. Dan bantulah aku untuk mengasihi dan  melayani keluargaku. Amin.

  • Apa yang aku lakukan untuk membantu Yohanes menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak baginya?

Ne timeas, Zaccharia, quoniam exaudita est deprecatio tua – Lucam 1:13

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version