Senin (H)
- Mi. 6:1-4,6-8
- Mzm. 50:5-6,8-9,16bc-17,21,23
- Mat. 12:38-42
Lectio
Mat. 12:38-42
38 Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu.” 39 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.
40 Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.
41 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus.
42 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo.”
Meditatio-Exegese
Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus
Yesus sedang bertukar pendapat dengan para pejabat majelis agama. Kali ini Ia bertukar pendapat dengan ahli Taurat dan kaum Farisi, yang meminta tanda pada-Nya.
Yesus telah membuat mukjizat: menyembuhkan orang kusta (Mat. 8:1-4), pembantu perwira Romawi (Mat. 8:5-13), ibu mertua Petrus (Mat. 8:14-15), orang sakit dan kerasukan (Mat. 8:16).
Ia juga telah menenangkan danau yang bergolak karena badai (Mat. 8:23-27), mengusir setan (Mat. 8:28-34), dan banyak tanda heran lainnya.
Tetapi, tanda-tanda heran itu belum cukup meyakinkan bagi para pemimpin agama. Mereka tidak mampu menangkap makna di balik tanda heran.
Mereka menghendaki sesuatu yang luar biasa. Tentu keyakinan para pemimpin agama berbeda dengan umat biasa, yang memandang Yesus sebagai Hamba Yahwe (Mat. 8:17; 12:17-21).
Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda
Para pemuka agama itu berkata, “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu.” Mereka menghendaki Yesus membuat mukjizat untuk membuktikan apakah Ia benar-benar utusan Allah sesuai dengan gagasan dan harapan mereka. Mereka menghendaki kepastian dari-Nya.
Mereka ingin memaksakan paham mereka sendiri tentang Mesias yang dinantikan. Wawasan pikir mereka telah beku, sehingga tiada keterbukaan hati untuk melihat dan menimbang tanda-tanda heran yang telah dibuat Yesus. Maka, mereka tidak tahu apa-apa tentang karya Yesus.
Menanggapi permintaan mereka, Yesus bersabda (Mat. 12:39), ”Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda.”Generatio mala et adultera signum requirit.
Ungkapan yang digunakan adalah ‘mala et adultera’ untuk menerangkan kata angkatan. Kedua kata sifat itu bermakna: ‘jahat’ dan ‘seperti sundal.’
Sabda Yesus sangat keras mengecam para ahli Taurat dan kaum Farisi. Ia menggemakan kemarahan Nabi Hosea pada umat Israel, “sebab ibu mereka telah menjadi sundal; dia yang mengandung mereka telah berlaku tidak senonoh.” (Hos 2:4).
Mereka menulikan diri dari sabda Allah; membutakan diri terhadap perilaku sesuai sabda-Nya; dan melakukan segala yang jahat dengan membabi buta.
Injil Markus, ternyata, melukiskan kesedihan hati Yesus karena permintaan atas tanda ini (Mrk 8: 12). Hati-Nya terluka karena mata hati mereka telah buta dan tidak mau disembuhkan.
Mereka yang buta pasti tidak melihat. Tanda yang mereka terima hanyalah tanda Yunus.
Sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus
Dengan tanda Yunus Yesus sebenarnya mau menyingkapkan misteri wafat dan kebangkitanNya. “Kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.
Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam” (Mat. 12:40).
Inilah tanda yang harus mereka baca sebagai bukti sahih akan pribadi, tugas perutusan dan pengajaran Yesus.
Santo Paulus mengakui bahwa Yesus Kristus “telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci.” (1Kor. 15:3-4).
Rumus Santo Paulus ‘sesuai dengan Kitab Suci’ terus bergema sepanjang sejarah Gereja melalui Credo Nicea-Konstantinopel, pengakuan iman yang digunakan dalam teks Misa.
Tentang pralambang Yunus, Tuhan juga bersabda secara singkat, setelah membuat mereka mengerti Kitab Suci.
Kata-Nya kepada mereka (Luk 24:45-46), “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, Sic scriptum est, Christum pati et resurgere a mortuis die tertia.
Apa yang membuat orang bertobat adalah kesaksian, bukan mukjizat. “Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus.” (Mat. 12:41).
Penduduk Niniwe bertobat karena kesaksian Yunus. Maka, mereka mengecam ketidak percayaan para pemuka agama Yahudi, “dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!”
Sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!
Pertobatan orang Ninive juga terkait erat dengan kisah ratu dari Selatan yang menemui Salomo, karena hikmatnya. “Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga” (Mat 12:42).
Para pemuka agama Yahudi gagal mengenali bahwa yang mereka ajak bicara adalah Kristus, Hikmat Allah (1Kor. 1:24).
Katekese
Salib sebagai batu sandungan. Guru tanpa nama dari Gereja Perdana.
“Apakah tanda Yunus itu? Salib sebagai batu sandungan. Maka, yang menyelamatkan bukanlah pengetahun mereka yang menentang iman, tetapi mereka yang percaya akan ajaran yang benar pasti diselamatkan. Karena salib Kristus menjadi batu sandungan bagi mereka yang menentang pengajaran akan keselamatan.
Santo Paulus memberi saksian ini, “Tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.” (1Kor. 1:23-24).
Mengapa orang Yahudi mencari tanda dan orang Yunani mencari kebijaksanaan? Allah telah menunjukkan tanda yang menjadi batu sandungan, yaitu: salib, bagi orang Yahudi dan orang Yunani.
Maka, siapa pun yang hendak menemukan Kristus tidak melalui iman tetapi melalui kebijaksanaan akan mati karena batu sandungan kebodohan.
Siapa pun yang hendak mengenal Anak Allah bukan melalui iman tetapi melalui pamer tanda akan terjebak dalam ketidak-percayaan mereka, karena jatuh pada batu sandungan kematian-Nya.
Walaupun orang Yahudi tahu akan kematian Kristus, mereka tidak memperhitungkan sebagai mukjizat. Mereka tetap memenganggap Kristus hanya sebagai manusia biasa. Bahkan orang Kristen, tidak seperti yang seharusnya mereka percayai, enggan mewartakan Anak Allah yang tunggal, Yang Disalibkan, Yang Mahamulia, karena kematian-Nya.” (dikutip dari Incomplete Work On Matthew, Homily 30)
Oratio-Missio
- Tuhan, penuhilah hatiku dengan Roh Kudus, agar aku tumbuh dalam kebijaksanaan dan pengetahuan akan kasih dan kebenaran-Mu. Bebaskanlah aku dari sikap keras kepala dan sombong, agar aku selalu mau melakkukan kehendak-Mu. Amin.
- Apa yang perlu aku lakukan untuk tidak menolak pertobatan?
et ecce plus quam Iona hic – Matthaeum 12: 31