Home BERITA Lectio Divina 21.12.2021 – Diberkatilah Engkau

Lectio Divina 21.12.2021 – Diberkatilah Engkau

0
Maria mengunjungi Elizabet, by De Champaigne Phillipe, 1643.

Selasa. Pekan Adven IV (U)

  • Kid. 2:8-14/Zef.3:14-18a
  • Mzm. 33:2-3.11-12.20-21
  • Luk. 1:39-45

Lectio

39 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. 40 Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. 41 Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus,

42 lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. 43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? 44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.

45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”

Meditatio-Exegese

Berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke rumah Zakharia

Ibu Maria selalu bersikap siap sedia untuk melayani. Setelah malaikat Allah memberitahu tentang kehamilan Elisabet (Luk. 1:36),  ia segera mempersiapkan diri dan langsung pergi ke rumah Keluarga Zakharia di daerah Yedea.

Ia pergi untuk membantu dan melayaninya. Jarak tempuh perjalanan kira-kira 100 km dari Nazaret ke Yudea, sekitar 4 hari perjalanan. Ia memulai karya pelayanan demi umat Allah.

Melalui peristiwa hidup sehari-hari Allah selalu menyingkapkan Kabar Sukacita dan kehadiran-Nya di tengah umat. Ia selalu hadir dalam perjumpaan dua ibu rumah tangga yang saling mengunjungi dan membantu, kehamilan, kelahiran, mendidik anak, memeluk anak yang sakit dan kegiatan manusiawi yang seolah kelihatan remeh temeh.

Keluarga dan rumah tangga selalu menjadi tempat dan sarana yang tepat untuk mengenali kehadiran-Nya. Santo Lukas menulis kisah ini untuk membantu mengenali kehadiran Allah dalam peristiwa hidup sehari-hari.

Diberkatilah engkau

Ibu Maria diberkati karena menjadi Ibu Tuhan. Tetapi, ternyata, seperti nubuat Simeon, ia akan mengalami kepiluan yang luar biasa (Luk. 2:35), “suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri.” et tuam ipsius animam pertransiet gladius.

Kelak, ia akan memandang kematian Puteranya di kayu salib (Yoh. 19:25) dan menguburkan-Nya (Mat. 27:57-61;  Mrk 15:42-47; Luk 23:50-56a; Yoh. 19:38-42). Santo Anselmus, guru agung dan Uskup Agung Canterbury, 1033-1109, mengajarkan, “Tanpa Anak Allah, tidak ada satu pun diciptakan; tanpa Anak Maria, tiada satu pun ditebus.”   

Ibu Maria menerima mahkota suka cita dan mahkota duka cita. Suka citanya tidak terkikis oleh duka cita. Suka citanya selalu membuncah, karena iman, harapan dan kasih yang kokoh akan Allah setia pada janji-Nya.   Yesus bersabda, “Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu.” (Yoh. 16:22). 

Anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet penuh dengan Roh Kudus

Ketika Ibu Maria mengucapkan salam dan Elisabet membalas salamnya, ia mengenali kehadiran Sang Mesias dalam rahim Ibu Maria. Isteri Zakharia dan anaknya dipenuhi Roh Kudus dan suka cita, karena menyadari bahwa saat pemenuhan janji keselamatan semakin dekat.

Yohanes Pembaptis sejak dalam kandungan menunjuk bahwa kedatangan Sang Mesias dan ia bersuka cita. Ibunya pun bersuka cita seperti yang diwartakan Nabi Zefanya karena Tuhan akan memberi kemenangan.

Musuh lama, dosa dan maut, pasti dikalahkan-Nya, “TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai, seperti pada hari pertemuan raya.” (Ze. 3:17-18a).

Dan suka cita Elizabet dan anaknya, “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.”, Benedicta tu inter mulieres, et benedictus fructus ventris tui (Luk. 1:42) selalu menjadi kidung indah dalam doa Salam Maria.

Elisabet melambungkan pujian (Luk. 1:45), “Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”, Et beata, quae credidit, quoniam perficientur ea, quae dicta sunt ei a Domino.  

Pujian itu tidak hanya ditujukan pada Ibu Maria. Tetapi juga ajakan kepada seluruh umat: untuk percaya pada Sang Sabda. Ia selalu membawa kehidupan dalam rahim Ibu Maria, dan dalam rahim atau hati setiap orang yang menerima-Nya dengan penuh iman.

Katekese

Yohanes bernubuat dari dalam rahim. Maximus dari Turin, wafat antara 408-423:

“Sebelum lahir, Yohanes sudah bernubuat dan, sementara masih dalam rahim ibunya, menyambut kedatangan Kristus dengan gerakan yang menunjukkan suka cita; karena ia belum dapat mengungkapkan dengan mulutnya.

Saat Ibu Elizabet menyambut Ibu Maria, “Sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.”

Maka, Yohanes kegirangan sebelum ia lahir. Sebelum matanya dapat melihat seperti apa rupa dunia, dia dapat mengenali Tuhan, Penguasa dunia, dengan rohnya.

Tentang hal ini, saya yakin bahwa nubuat ini benar, “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau” (Yer. 1:5).

Maka, seharusnya kita tidak perlu heran karena, setelah Herodes memenjarakannya, ia terus mewartakan Kristus pada para muridnya dari dalam penjara, bahkan, ketika ia masih tinggal di dalam rahim ibunya, ia mewartakan Tuhan yang sama melalui gerakan yang dibuatnya.” (Sermon 5.4)

Oratio-Missio

Tuhan, penuhilah aku dengan Roh Kudus-Mu dan anugerahilah aku dengan suka cita untuk lebih giat menemukan-Mu dalam diri sesamaku. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk semakin sadar akan kehadiran Allah dalam hidupku?

Et beata, quae credidit, quoniam perficientur ea, quae dicta sunt ei a Domino  – Lucam 1: 45  

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version