Rabu. Peringatan Wajib Santa Sesilia (M)
- 2Mak. 7:1.20-31
- Mzm. 17:1.5-6.8b.15
- Luk. 19:11-28
Lectio
11 Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan. 12 Maka Ia berkata: “Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali.
13 Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali. 14 Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.
15 Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. 16 Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. 17 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.
18 Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. 19 Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota. 20 Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. 21 Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur.
22 Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur. 23 Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya.
24 Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu. 25 Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina. 26 Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya.
27 Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku.” 28 Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
Meditatio-Exegese
Mereka menyangka: Kerajaan Allah akan segera kelihatan
Yesus tidak berbicara tentang pengembangan bakat, minat, atau kemampuan semaksimal mungkin. Melalui perumpamaan tentang uang mina, para murid diajak merenungkan nubuat bahwa Kerajaan Allah akan datang dalam waktu segera. Kerajaan itu akan mencapai kepenuhannya pada saat kedatangan-Nya kembali.
Perjalanan Yesus sampai di Yerikho, hanya berjarak kira-kira 27 km dari Yerusalem. Di Yerikho Ia membawa keselamatan bagi mereka yang disingkirkan – Bertimeus, si buta itu, dan Zakheus, kepala pemungut cukai.
Pada saat yang bersamaan, beberapa orang Yahudi percaya dan telah melihat tanda pada-Nya bahwa Mesias akan segera datang untuk menegakkan keadilan, kasih dan damai di bumi (bdk. Yes. 11:1-10).
Kebetulan pula di banyak kesempatan Yesus berbicara tentang Kerajaan Allah. Barangkali di antara mereka ada yang percaya bahwa Yesus akan memenuhi harapan mereka dan meluluh lantakkan penjajah Romawi di Yerusalem.
Sebaliknya, yang ada di lubuk hati Yesus berlainan dengan harapan masyarakat umum. Ia akan dimuliakan bukan sebagai raja diraja pengusir penjajah, tetapi sebagai Hamba Yahwe yang menderita sengsara dan mati di antara penjahat (Yes. 42:1-4; 50:4-6; 53:2-5; Luk. 23:33-43).
Kerajaan itu ternyata belum akan datang dalam waktu segera. Yesus seperti sang bangsawan yang pergi ke tempat yang jauh untuk dinobatkan sebagai raja. Ia pasti akan kembali, tetapi waktu dan saatnya hanya ditentukan oleh Bapa Sang Bangsawan itu (Luk .19:12).
Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri
Arkhelaus (Mat. 2:22), anak Herodes Agung, dipanggil penguasa Roma untuk dinobatkan di sana sebagai raja bawahan, setelah ayahnya mati pada 4 SM. Ternyata, ia disusul oleh utusan orang Yahudi untuk pulang. Dan kelak, kelima puluh orang itu dianggap sebagai pemberontak dan dihabisi dengan kejam (Luk. 19:12.14).
Yesus menggunakan kisah ini untuk menyingkapkan bagaimana para murid-Nya harus bertindak dalam menyongsong kedatangan-Nya. Ia memanggil 100 orang hamba, tetapi yang dikisahkan hanya ada tiga orang.
Santo Lukas sering menampilkan kisah dengan tiga pelaku: kisah orang Samaria yang dirampok (Luk. 10:25-37); kisah ayah, anak sulung dan anak bungsu (Luk 15:11-32).
Kepada masing-masing hamba sang bangsawan memberi uang 10 mina. Ia meminta mereka gunakan untuk berdagang dan menagih hasil setelah kembali (Luk. 19:13). 1 keping mina terbuat dari perak seberat 436 gram, setara dengan upah harian selama 15 tahun.
Ketika bangsawan itu datang, ia menagih uang yang digunakan untuk berdagang dan bunganya. Ada yang menghasilkan banyak – 1 mina menjadi 10; ada yang menghasilkan sedang – 1 mina menjadi 5. Kepada mereka sang tuan mengungkapkan rasa terimakasih dan memberi ganjaran luar biasa.
Ia mengganjar masing-masing dengan memberi kuasa atas 10 dan 5 kota. Nampaknya, Yesus tahu cara Herodes Agung dan Arkhelaus menggunakan uang mengelola ketaatan hamba mereka.
Akan tetapi, orang ketiga hanya membungkus mina itu dalam sapu tangan dan menanamnya dalam tanah. Si hamba menolak perintah sang bangsawan dengan dalih : “tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur.” (Luk. 19:21).
Ada kegagalan dalam memahami makna kepercayaan yang diberikan. Ia tidak mengikuti hukum yang berlaku untuk uang, tetapi menerapkan hukum pertanian untuk hal yang sama sekali baru. Akibatnya, ternyata tolok ukur atau dalih yang digunakan untuk menilai sang tuan dikenakan pada hamba itu.
Uang yang ada padanya dirampas, diberikan kepada yang dipercaya sebesar 10 mina.
Dan, akhirnya, tuan itu berkata (Luk. 19:27), “Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku.”, Verumtamen inimicos meos illos, qui noluerunt me regnare super se, adducite huc et interficite ante me!
Kelak, inilah yang akan terjadi ketika Ia datang kembali.
Katekese
Talenta dianugerahkan kepada yang setia. Santo Cyrilus dari Alexandria, 376-444:
“Bagi mereka yang percaya pada-Nya, Sang Juruselamat menganugerahkan pada mereka pelbagai macam anugerah ilahi. Benar benar sangat luar biasa perbedaan antara mereka yang menerima talenta dan mereka yang dengan sadar menolak Kerajaan-Nya.
Mereka adalah para pemberontak yang membuang kuk yang berasal dari kuasa-Nya. Sementara pada yang lain dianugerahkan kemuliaan karena melayani-Nya. Sebagai hamba yang setia, kepada mereka dipercayakan harta kekayaan Tuhan.
Mereka memperoleh sesuatu dengan melalukan perdagangan. Mereka mendapatkan pujian atas pelayanan yang dilakukan dengan setia. Maka, mereka dipandang layak menerima kehormatan abadi.” (Commentary On Luke, Homily 129).
Oratio-Missio
Tuhan, penuhilah hati dan budiku dengan Roh kemurahan hati dan kebijaksanaan, agar aku mampu menggunakan anugerah, talenta, waktu dan sumber daya lain yang Engkau percayakan padaku demi keluhuran-Mu dan Kerajaan-Mu. Amin.
- Apa yang perlu aku persiapkan untuk menyongsong kedatangan-Nya?
Verumtamen inimicos meos illos, qui noluerunt me regnare super se, adducite huc et interficite ante me. – Lucam 19:27