Home BERITA Lectio Divina 23.02.2023 – Ia Menanggung Derita, Ditolak, Dibunuh, tetapi Dibangkitkan

Lectio Divina 23.02.2023 – Ia Menanggung Derita, Ditolak, Dibunuh, tetapi Dibangkitkan

0
Memanggul salib setiap hari dan mengikuti Aku, by Vatican News

Kamis. Setelah Rabu Abu (U). Peringatan Wajib Santo Polykarpus, Uskup dan Martir 

  • Ul. 30:15-20.
  • Mzm. 1:1-2.3.4.6.
  • Luk. 9:22-25.

Lectio

22 Dan Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” 23 Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.

24 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. 25 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?

 Meditatio-Exegese

Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak

Sengsara, panggilan untuk memanggul salib dan mengikuti- Yesus, menjadi pusat perhatian Santo Lukas dalam memberitakan Injil. Maka, ia tidak menuliskan tradisi yang mengisahkan nubuat Yesus tentang Gereja yang hendak didirikan-Nya (Mat. 16:17-19), penolakan Petrus (Mat. 16:22; Mrk. 8:32) dan kemarahan Yesus atas penolakan Petrus (Mat. 16:23; Mrk. 8:33).

Pada perikop sebelumnya, Yesus bertanya tentang  identitas diri-Nya menurut orang banyak. Orang banyak, οχλοι, ochloi bermakna: kumpulan orang yang sangat cair, tidak solid atau tidak memiliki komitmen untuk sehati dan sejiwa (Luk. 9:18). Maka Yesus bertanya pada para murid (Luk 9:20), “Menurut kamu, siapakah Aku ini?”, Vos autem quem me esse dicitis?

Petrus pun menjawab, “Mesias dari Allah”, Christum Dei. Pengakuan itu disusul larangan untuk memberitahukan kepada siapa pun hingga saatnya tiba (Luk. 9:21). Para murid dilaran memberitahukan identitas-Nya, karena Yesus menghindari identifikasi yang keliru tentang ke-Mesias-an yang dihayati-Nya.

Pengenalan mereka atas Yesus sangat beragam. Orang banyak memandang Yesus seperti tokoh hebat pada masa lalu, misalnya Yohanes Pembaptis, Elia, atau seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit (Luk. 9:19).

Untuk menghindari salah paham, Yesus tidak mengenakan gelar Mesias. Ia memilih gelar Anak Manusia. Gelar ini tidak hanya menunjukkan kemuliaan dan kuasa yang diberikan Yang Maha Tinggi pada-Nya, seperti dalam penglihatan Nabi Daniel (Dan 7:13-14).

Tetapi juga, Ia sedang memenuhi nubuat Nabi Yesaya: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik (Luk. 7:22; bdk. Yes. 35:5-6; 61:1).

Terlebih, sebagai Hamba Tuhan, Ia akan dibunuh demi keselamatan umat-Nya (Yes. 42-53), “karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak” (Yes. 53:12b).

Menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku

“Setiap orang yang mau mengikut Aku.” (Luk. 9:23) bermakna menjadi murid-Nya. Orang yang ingin menjadi murid-Nya perlu memenuhi syarat: menyangkal diri – mengabaikan kepentingan dan dorongan tidak teratur yang mengarah pada menjadikan dirinya lebih penting dari Allah.

Menyangkal diri berarti menaati kehendak Allah, seperti diungkapkan Ibu Maria (Luk. 1:38), “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu”, Ecce ancilla Domini; fiat mihi secundum verbum tuum.

Salib merupakan cara penghukuman mati paling kejam untuk para penjahat dan pemberontak pada masa Kekaisaran Romawi. Sabda-Nya, “memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” (Luk. 9:23).

Setiap penjahat yang akan disalib harus memikul palang salibnya sendiri, patibulum. Memikul salib bermakna bersedia menerima perlakuan: disingkirkan, diabaikan dan, bahkan, diserahkan kepada manusia, seperti Yesus sendiri, karena ketidak adilan.

Santo Paulus menulis, “Dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia” (Gal. 6:14). Salib menjadi konsekuensi yang harus ditanggung setiap murid Kristus, karena setiap orang berkomitment menerima Kabar Suka Cita dan mewartakan Allah sungguh berbelas kasih. Komitmen ini harus dipegang setiap hari atau terus menerus, tidak ada anggapan bahwa suatu saat akan melepaskannya.

Mengikuti Yesus setiap hari diungkapkan Santo Lukas melalui kata kerja ακολουθειτω, akoloutheito, dengan penanda present tense, bermakna selalu, tak kunjung putus. Sabda-Nya (Luk. 9:23), “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku”, Si quis vult post me venire, abneget semetipsum et tollat crucem suam cotidie et sequatur me.

Apa yang dianggap keuntungan bagi dunia selalu bersifat sementara dan tidak layak untuk hidup kekal. Tiap pribadi yang menyangkal kenikmatan dan puja-puji dunia dianugerahi perlindungan Yesus Kristus pada Hari Penghakiman, hari kedatangan-Nya dalam kemuliaan. 

Katekese

Allah memanggil kita untuk bertobat. Santo Augustinus, Uskup dari Hippo, 354-430:

“Allah memanggil kita untuk membuat koreksi diri dan mengundang kita masing-masing untuk mendapatkan pengampunan-Nya. Ia memanggil kita melalui anugerah yang mengagumkan dari ciptaan-Nya; dan Ia memanggil kita dengan menganugerahkan waktu sepanjang hidup.

Ia menanggil kita melalui pembaca sabda dan pengkhotbah. Ia memanggil kita melalui daya dari akal budi yang tersembunyi di dalam diri kita. Ia memanggil kita dari dapur api penghukuman. Dan Ia menanggil kita melalui belas kasih-Nya yang menghibur hati kita masing-masing.” (Commentary on Psalm 102, 16).

Oratio-Missio

Tuhan, aku mempersebahkan tanganku untuk melakukan kehendak-Mu. Aku mempersembahkan kakiku agar Engkau dapat berjalan. Aku mempersembahkan bola mataku agar mampu melihat seperti yang Engkau lakukan. Aku mempersembahkan mulutku untuk mewartakan sabda-Mu.

Aku mempersembahkan budiku agar Engkau memberi pertimbangan pada akal budiku. Aku mempersembahkan rohku agar Engkau berdoa dalam diri-Ku.

Di atas segalanya, aku mempersembahkan hatiku agar Engkau mengasihi di dalam diriku, Bapa-Mu, dan seluruh manusia. Aku mempersembahkan seluruh diriku agar Engkau tumbuh di dalam diriku, agar Engkaulah, ya Yesus, Tuhanku, yang hidup, berkarya dan berdoa di dalam diriku. Amin. (Prayer from The Grail terjemahan bebas).

  • Mana yang kita pilih: menyangkal diri dan dunia atau menyangkal Yesus?

Si quis vult post me venire, abneget semetipsum et tollat crucem suam cotidie et sequatur me – Lucam 9:23

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version