Rabu. Pekan Biasa XII (H)
- Kej. 15: 1-12.17-18.
- Mzm. 105: 1-2.3-4.6-7.8-9.
- Mat. 7: 15-20.
Lectio
15 “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. 16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. 18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, atau pun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”
Meditatio-Exegese
Buah anggur, semak duri, buah ara, rumput duri
Apa yang mau disingkapkan Yesus dengan menggunakan lambang anggur, semak duri, buah ara dan rumput duri?
Sejenis semak duri ternyata menghasilkan buah, yang bila dilihat dari jauh, mirip dengan buah anggur. Rumput duri tertentu juga menghasilkan bunga yang bentuknya, dari kejauhan, mirip dengan buah ara.
Dari jaman dulu hingga kini dan di sini, hic et nunc, warta yang kita ‘dengar’ mungkin serupa dengan kebenaran. Padahal, ketika diteliti lebih rinci dan mendalam, benar-benar keliru. Hoax.
Nabi palsu atau guru palsu terus bertambah, tidak pernah berkurang, sejak sebelum Kitab Suci ditulis.
Mereka “menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.” (Mat. 7:15).
Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka
Bagaimana membedakan antara nabi atau guru yang benar dengan yang palsu? Yesus menghubungkan kebenaran dengan buah yang baik.
Sesuatu dinyatakan benar bila bebas dari kerusakan, kebusukan, atau penyakit.
Sesuatu dinyatakan baik bila sehat. Buah yang baik dihasilkan dari hidup yang baik – hidup menurut tuntunan kebenaran moral dan karakter mulia.
Nabi Yesaya mengingatkan, “Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit.” (Yes 5: 20).
Buah-buah kepalsuan mengubah agama yang menjadi ‘candu’ yang hanya menghibur. Gereja tidak lagi menyuarakan kehendak Allah. Ia menghilangkan salib dari Kekristenan.
Gereja kehilangan makna ketika menghapus ajaran-ajaran Yesus yang menyingkapkan pengadilan Allah dan tuntutan perbahan radikal atas perilaku serta sistem hidup bersama yang tidak adil.
Dan, ia mendorong orang untuk menghindari refleksi atas dosa.
Bagaimana menolak kepalsuan dalam hidup pribadi? Hiduplah dengan benar – benar di hadapan Allah, sabda-Nya dan karunia-Nya. Dan berperilaku benar.
Mereka yang benar di hadapan Allah tidak penah mengandalkan dirinya sendiri. Ia mengandalkan Allah yang menjamin seluruh kebutuhannya.
Buah yang dihasilkan murid-Nya dapat dikenali melalui iman, harapan, dan kasih, keadilan, kebijaksanaan, keberanian untuk membela kebenaran dan pengendalian diri.
Sabda-Nya (Mat 7:20), “Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” Igitur ex fructibus eorum cognoscetis eos.
Katekese
Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu. Santo Yohanes Chrysostomus, 547-407:
Yesus mengingatkan akan apa yang terjadi pada para leluhur yang tertarik pada nabi-nabi palsu. Bahaya yang sama kita hadapi sekarang ini seperti apa yang mereka alami pada masa-masa lalu.
Ia mengingatkan akan pengalaman para leluhur agar tidak putus asa menghadapi jutaan kesulitan yang menghadang di tengah jalan yang sempit dan sukar.
Ia mengingatkan bahwa pentinglah para murid untuk berpegang pada keyakinan dan hidup tidak seperti yang dipikirkan dan dilakukan orang kebanyakan.
Tiap orang harus menjaga diri tidak hanya terhadap babi dan anjing; tetapi juga terhadap binatang yang lebih buas dan berbahaya: serigala.
Mereka akan menghadapi tidak hanya kekhawatiran yang bergolak di dalam diri sendiri; tetapi juga kesulitan dan tantangan di luar.
Namun mereka tidak putus asa. Yesus bersabda, “Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Tidak ada apa pun yang terjadi baik baru maupun asing.
Ingat musuh lama selalu dan selama-lamanya mengajarkan kepalsuan seolah-olah itu benar.” (dikutip dari The Gospel Of Matthew, Homily 23.6)
Oratio-Missio
Tuhan, semoga aku selalu menghasilkan buah yang baik bagiMu dan menolak apa yang selalu menghasilkan buah yang buruk. Bantulah aku untuk tumbuh dalam iman, harapan, kasih, kebenaran, keadilan, keberanian dan pengendalian diri. Amin.
- Apa yang perlu kulakukan agar kepalsuan tidak menguasai hidupku dan komunitasku?
Igitur ex fructibus eorum cognoscetis eos – Matthaeum 7: 20