Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Renungan Harian Lectio Divina 24.6.2024 – Namanya adalah Yohanes

Lectio Divina 24.6.2024 – Namanya adalah Yohanes

0
Namanya Yohanes, by Giovanni Baronzio, c. 1320-1350.

Senin. Hari Minggu Biasa XII, Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis (P)

  • Yes. 49:1-6
  • Mzm.1-3.13-14ab.14c-15
  • Kis.13:22-26
  • Luk.1:57-66.80

Lectio

57 Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan iapun melahirkan seorang anak laki-laki. 58 Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.

59 Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, 60 tetapi ibunya berkata: “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” 61 Kata mereka kepadanya: “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.”

62 Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. 63 Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: “Namanya adalah Yohanes.” Dan merekapun heran semuanya.

64 Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. 65 Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea.

66 Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia. 80 Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.

Meditatio-Exegese

Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya

Sanak keluarga dan tetangga heran dan kagum akan karya Allah pada keluarga Zakharia. Ia menganugerahi keluarga imam itu seorang anak lelaki saat Elizabet berusia lanjut. 

Bagi komunitas iman yang didirikan Yesus, Gereja, peristiwa kelahiran Yohanes mengingatkan akan rencana Allah yang disingkapkan pada Nabi Maleakhi, nabi terakhir dalam Perjanjian Lama. Sang nabi bernubuat tentang Elia yang akan datang dan dipenuhi oleh Yohanes Pembaptis.

Sabda-Nya melalui Nabi Maleakhi (Mal. 4:6), “Ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya.”, et convertet cor patrum ad filios et cor filiorum ad patres eorum.

Pemberitahuan tentang kelahiran Yesus mengawali suka cita pemenuhan janji Allah akan keselamatan pada umat-Nya (Luk. 1:26-38). Sukacita itu mengalir dan membanjiri hati Elizabet atas kabar gembira yang dibawa Maria (Luk. 1:41).

Santo Lukas mengungkapkan (Luk 1:41), “Ia dipenuhi Roh Kudus.”, επλησθη πνευματος αγιου, eplesthe pnuematos hagiou, repleta est Spiritu Sancto.

Menanggapi sukacita sepupunya, Ibu Maria mengumandangkan “Kidung Kemuliaan Bagi Allah”, Magnificat anima mea Dominum, karena Ia telah melaksanakan karya keselamatan yang agung bagi umat-Nya. 

Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin

SantoLukas menggunakan kata χρονος, chronos, tempus (Latin), waktu, untuk menyingkapkan peristiwa manusiawi. Peristiwa persalinan ini tidak hanya melulu peristiwa yang dialami oleh Elizabet. Tetapi melalui peristiwa itu Allah juga hendak menyingkapkan rencana keselamatan-Nya.

Kelahiran Yohanes Pembaptis mengawali saat keselamatan. Saat Sang Mesias hadir di rumah Keluarga Zakharia, bayi Yohanes melonjak kegirangan di rahim ibunya (Luk. 1:44).

Kelak, ia mengidentifikasi diri sebagai sahabat mempelai laki-laki (Yesus), yang bersukacita dan bergembira karena pada saat perkawinan dengan mempelai perempuan, Gereja (Yoh. 3:29).

Ia harus dinamai Yohanes

Saat anak Zakharia-Elizabet hendak diberi nama ‘Zakharia’, seperti nama ayahnya, ibunya, Elizabet, menolak. Ia berpegang pada perintah Allah untuk menamai anaknya: Yohanes (Luk. 1:13).

Yohanes bermakna: Allah selalu ingat. Allah tidak pernah ingkar akan perjanjian yang ditetapkan-Nya. Janji keselamatan selalu dipenuhi-Nya.

Nama Yohanes berakar dari kata Yohanan, Allah yang berbelas kasih. Belas kasih-Nya dinyatakan ketika Ia melawat umat-Nya, seperti dijanjikan-Nya pada para nabi-Nya yang kudus (Luk. 1:67-70). Maka, nama anak itu menyingkapkan tugas perutusan yang harus diembannya seumur hidup.

Zakharia menuliskan nama anaknya itu di batu tulis dan disaksikan dengan rasa heran oleh seluruh sanak keluarga dan tetangganya. Ia menulis (Luk. 1:63), “Namanya adalah Yohanes.”, Ioannes est nomen eius.

Batu tulis itu mempralambangkan tulisan yang dipasang di kayu salib. Pontius Pilatus, Gubernur Romawi itu, menuliskan tugas pengutusan yang diemban Yesus Kristus: Yesus, Orang Nazaret, Raja Orang Yahudi (Yoh. 19:19). Tulisan itu memicu kekaguman sekaligus kegusaran.

Hampir dalam segala hal Yohanes berperan sebagai pendahulu Yesus. Santo Lukas menuliskan peran yang diemban anak Zakharia, “Menjelang kedatangan-Nya Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis.

Dan ketika Yohanes hampir selesai menunaikan tugasnya, ia berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari padaku.

Membuka kasut dari kaki-Nyapun aku tidak layak. Hai saudara-saudaraku, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.” (Kis. 13:24-26)

Sejak dalam kandungan, kelahiran, hidup dan kematiannya, Yohanes mempersiapkan jalan bagi Yesus. “Menjadi apakah anak ini nanti?”  “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun.” (Luk. 1:66; Yoh. 1:23).

Ia bukan Mesias yang dinanti-nantikan (Yoh. 1:20). Ia hanya mempersiapkan jalan bagi-Nya, bersaksi agar tiap orang bertobat dan membuka diri pada Dia yang akan datang kemudian. Ia hidup di gurun, tubuh dewasa dan kuat.

Ia hidup di gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel (Luk. 1:80). Saat itu ia  bersaksi tentang kebenaran (Yoh. 1:34), “Ia inilah Anak Allah.”, hic est Filius Dei.

Katekese

Antara Yohanes dan Yesus. Santo Ephrem, Orang Siria, Bapa Gereja, 306-373:

“Pada masa tua, Elizabeth melahirkan nabi terakhir dari para nabi. Maria, perawan muda itu melahirkan Tuhan para malaikat. Anak perempuan Harun melahirkan si suara di padang gurun (Yes. 63: 9). Tetapi puteri Daud melahirkan bagi Allah yang perkasa di bumi.

Yang mandul melahirkan dia yang mengurangi beban dosa, tetapi Perawan melahirkan Dia yang menghapus dosa dunia (Yoh 1:29). Elizabeth melahirkan anak yang mendamaikan umat melalui pertobatan. Tetapi Maria melahirkan Anak yang menyucikan bumi yang penuh dosa.

Yang lebih tua menyalakan pelita di rumah Yakub, ayahnya; dan pelita ini sendiri adalah Yohanes (Yoh. 5:35). Sedangkan yang lebih muda menyalakan Surya Kebenaran  (Mal. 4:2) untuk semua bangsa.

Malaikat itu memberi kabar Zakharia bahwa dia yang dipenggal karena mewartakan tentang Dia yang disalibkan dan yang dibenci akan mewartakan Dia yang tidak sukai. Dia yang membaptis dengan air mewartakan Dia yang membaptis dengan api dan Roh Kudus (Mat. 3:11).

Terang, yang tidak benderang, mewartakan Surya Keadilan. Orang yang dipenuhi Roh memberitakan Dia yang memberi Roh. Imam yang memanggil dengan sangkakala mewartakan Dia yang akan datang dengan bunyi terompet di akhir zaman.

Suara itu mewartakan Sang Sabda, dan orang yang melihat burung merpati mewartakan Dia yang dihinggapi burung merpati, seperti kilat di hadapan petir.” (Commentary On Tatian’s Diatessaron 1.31).

Oratio-Missio

Tuhan, Engkau membawa pelita harapan dan keselamatan bagi dunia yang hanyut dalam dosa, putus asa dan derita. Semoga karunia-Mu memulihkan harapan dan sukacita umat-Mu, atas kemenangan-Mu terhadap dosa dan maut. Amin.

  • Apa yang perlu kulakukan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya?

Et postulans pugillarem scripsit dicens, ”Ioannes est nomen eius” – Lucam 1:63

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version