Home BERITA Lectio Divina 25.08.2022 – Ia Datang tanpa Pemberitahuan

Lectio Divina 25.08.2022 – Ia Datang tanpa Pemberitahuan

0
Sisa-sisa pesta pora, by Kalf, Willem, 1619-93, National Gallery, London

Kamis. Hari Biasa. Pekan Biasa XXI (H)

  • 1Kor. 1:1-9
  • Mzm. 145:2-3.4-5.6-7
  • Mat. 24:42-51

Lectio

42 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. 43  Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.

44 Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” 45 “Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? 46 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.

47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. 48 Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: 49 Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk,

50 maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, 51 dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.”

Meditatio-Exegese

Berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang

Setelah memperingatkan akan mentalitas munafik, Santo Matius mengajak tiap murid yang dibinanya mempersiapkan kedatangan Yesus. Tiap pribadi diundang untuk menyongsong Dia dengan sikap yang pantas.

Mempersiapkan kedatangan-Nya sama dengan sikap berjaga-jaga menyambut Tuhan. Waktu kedatangan-Nya tidak diketahui.

Santo Matius menggunakan ungkapan ωρα, hora, bermakna: saat, waktu yang telah ditentukan. Ungkapan lain yang digunakan dalam Perjanjian Baru : ημερα, hemera, hari. Saat atau hari Tuhan, dies Domini datang menurut keputusan yang ditentukan-Nya.

Ia datang pada saat yang tidak disangka-sangka, seperti kedatangan pencuri. Lima kali kedatanan-Nya  dilukiskan dalam Perjanjian Baru sebagai kedatangan tanpa pemberitahuan dan tak disangkasangka (Mat. 24: 43; 1Tes. 5: 2; 2 Ptr. 3:10; Why. 3: 3; 16:15).  

Di luar Bapa-Nya, tidak ada yang tahu, “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja.” (Mrk. 13: 32; Mat. 24:36). 

Ia mendesak setiap orang, laki-laki dan perempuan, di setiap zaman, untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya menyongsong kedatanganNya pada “saat kami mati dan pada saat pengadilan terakhir untuk seluruh umat manusia”.

Ia bersabda (Mat. 24:44), “Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”, Ideo et vos estote parati, quia, qua nescitis hora, Filius hominis venturus est.  

Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang

Banyak orang, dari masa awal Gereja Perdana hingga saat ini, terbelenggu dengan pikiran bahwa hari Tuhan segera datang. Mereka mengira Ia akan datang pada tahun 100. Sebagian salah memahami pesan Santo Paulus tentang kedatangan Tuhan (bdk. 1Tes. 4:13-18; 2Tes. 2:2).

Karena alasan itulah, mereka tidak mau bekerja lagi selama berminggu-minggu. Kata mereka, “Mengapa harus bekerja, jika Yesus segera datang kembali?” (2Tes. 3:11). Karena mengira bahwa Yesus akan datang segera, mereka lalai dalam bekerja.

Maka Paulus menegur, “Barang siapa yang tidak bekerja, ia tidak berhak atas makanan.” Orang lain lagi berperilaku ganjil, seperti orang gila: terus memandang ke atas langit hanya untuk memastikan Yesus datang dari langit atau tidak (bdk. Kis. 1:11). Yang lain mengecam dan marah karena Ia menunda kedatangan-Nya (2Ptr. 3:4-9).

Secara umum orang Kristen pada waktu itu percaya bahwa Yesus akan segera datang untuk melaksanakan pengadilan terakhir dan mengakhiri sejarah dunia yang tidak adil. Ia segera menegakkan langit dan bumi baru. Ia akan datang dalam waktu dekat, satu atau dua generasi lagi.

Banyak orang juga percaya Yesus akan segera turun dari kemuliaan di surga (1Tes. 4:16-17; Mrk. 9:1). Yang lain, lelah menanti kedatangan-Nya hanya berkata, “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu?” (2Ptr. 3:4).

Pada saat jemaat mengalami kebingungan tentang kedatangan Tuhan, Petrus mengingatkan jemaat untuk terus berjaga-jaga, karena saat itu tidak diketahui. Maka, ia menasihati, “Saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapanNya, dalam perdamaian dengan Dia.” (2Ptr. 3:14).

Dan Santo Paulus menasihati, “Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik.” (2Tes. 3:13).

Yesus, sebenarnya, selalu hadir, tetapi sering luput dari perhatian. Ia bersabda, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat. 28:20). Ia selalu menyertai dalam setiap peristiwa hidup; menyertai dalam memperjuangkan keadilan; menegakkan perdamaian; dan mempertahankan serta membela hidup.

Manusia menantikan kepenuhannya. Tetapi, Ia menjamin bahwa Kerajaan-Nya telah tinggal di antara manusia, seperti disingkapkan dalam, misalnya: perumpamaan tentang biji sesawi, ragi dalam roti.

Maka, tiap pribadi menanti-nanti kepenuhan itu dengan harapan yang teguh akan pembebasan seluruh hidup manusia dan alam (bdk. Rm. 8: 22-25). Dan sementara manusia menanti dan ambil bagian dalam karya-Nya, ia terus meyakini bahwa Ia tinggal di antara manusia.

Yesus sudah hadir pada diri mereka yang miskin dan dalam pelbagai macam cara serta peristiwa hidup. Yang perlu diperhatikan adalah membuka mata dan hati untuk tetap teguh berperan sebagai hamba yang baik. 

Hamba itu akan menyajikan makanan pada waktunya. Menyajikan makanan sekarang dituntut di masa pandemi: membantu yang sakit, menolong yang kelaparan, menghibur yang putus asa, menemani yang kehilangan pencaharian.

Menyajikan makanan kiranya sama dengan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”(Mat. 25:40).

Yang mampu melihat dan menjumpai-Nya, layak disebut yang diberkati. Sabda-Nya (Mat. 24:46), “Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.”,Beatus ille servus, quem cum venerit dominus eius, invenerit sic facientem.

Katekese

Kamu tidak tahu saat dan hari itu. Santo Yohanes Chrysostomus, 347-407:

“Inilah yang dimaksudkan Tuhan: Jika orang biasa tahu kapan mereka akan mati, mereka pasti sangat giat mempersiapkan saat itu. Maka, agar mereka tak hanya mempersiapkan saat itu, Ia tidak memberitahukan saat atau hari itu.

Ia menghendaki setiap orang terus berjalan maju menuju saat atau hari itu. Sehingga mereka selalu berusaha keras mempersiapkan diri. Inilah alasan mengapa Ia membuat akhir hidup tiap pribadi tidak pasti.

Dalam perikop ini Ia dengan terbuka memyatakan bahwa Diri-Nya adalah Tuhan. Sebelumnya Ia tak pernah berbicara seterus terang ini. Tetapi di sini Ia nampaknya mempermalukan mereka yang tidak mau menerima keilahian-Nya.

Mereka lebih memperhatikan pencuri yang hendak mengambil uang mereka dari pada jiwa mereka. Sedangkan mereka yang memperhatikan rumah dan tidak menghendaki harta milik mereka dicuri pasti mempersiapkan diri untuk melawan pencuri.

Mereka berjaga. Mereka mempersiapkan diri menghadapi pencuri. Maka demikian juga dengan kalian. Kaliah tidak tahu kapan Ia datang. Tetapi kalian paham bahwa Ia pasti datang.

Jika kalian tidak terus menerus berjaga, kalian tidak akan pernah siap menghadapi hari itu. Kalian tidak mempersiapkan diri dengan baik. Kehancuran akan datang saat kalian tidur.

Jika orang tahu kapan pencuri datang, ia pasti mempersiapkan diri. Maka, jadilah orang yang selalu mempersiapkan diri sepanjang waktu, sehingga kalian selamat.

Setelah menyebutkan tentang pengadilan, Ia mengarahkan pikiran-Nya kepada para guru, berbicara tentang perilaku yang terhormat dan tercela. Sabda-Nya ditutup dengan peringatan, karena ia pertama-tama berbicara tentang mereka yang bertindak benar, dan mereka yang terus menerus berkubang dalam dosa.” (The Gospel Of Matthew, Homily 77.2-3)

Oratio-Missio

Tuhan, kuatkanlah iman dan harapanku. Kobarkanlah semangatku untuk melayani mereka yang mengalami kesulitan di masa sulit dan pandemi. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk mempersiapkan kedatangan-Nya?

Beatus ille servus, quem cum venerit dominus eius, invenerit sic facientem – Matthaeum 24: 46

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version