Home BERITA Lectio Divina 27.08.2022 – Cara Masuk Kerajaan-Nya

Lectio Divina 27.08.2022 – Cara Masuk Kerajaan-Nya

0
Kupercayakan pada kalian talenta, by Rembrandt Harmenszoon van Rijn, 1606-1666

Sabtu. Hari Biasa. Pekan Biasa XXI. Peringatan Wajib Santa Monika (P)

  • 1Kor. 1:26-31
  • Mzm. 33:12-13.18-19.20-21
  • Mat. 25:14-30

Lectio  (Mat. 25:14-30)

Meditatio-Exegese

Seorang mau bepergian ke luar negeri

Yesus mengubah tema khotbah panjang-Nya dari berjaga-jaga untuk menyongsong kedatangan Sang Tuan menjadi otbah tentang kedatangan-Nya yang kedua. Perikop ini menjadi perumpamaan yang terakhir.

Perumpamaan ini menyingkapkan kepercayaan sang tuan kepada hambanya. Dengan canggih Santo Matius memanfaatkan dunia bisnis untuk menyingkapkan misteri Kerajaan Allah.

Setiap pebisnis biasanya mempercayakan pengelolaan usahanya kepada orang-orang kepercayaannya setiap kali ia akan pergi jauh. Setelah kembali, ia pasti meminta setiap orang menyerahkan laporan pertanggungjawaban keuangan dan seluruh bisnis.

Santo Matius menggunakan kata κυριος, kurios, tuan, yang dipakai sebanyak 14 kali. Melalui penyerahan harta kepada masing-masing hamba sesuai dengan kemampuannya, sang tuan menguji kesetiaan dan kerajinan hamba-hambanya dalam menjalankan roda usaha.

Ia tidak hanya memberi imbalan yang sesuai bagi mereka yang setia, rajin dan dapat dipercaya; tetapi  juga menghukum mereka yang duduk malas dan tidak melakukan apapun dengan talenta yang dipercayakan sang tuan.

Satu talenta setara dengan 34 kg emas atau satu talenta setara dengan 6.000 keping uang perak/dirham (lih. pajak Bait Allah yang harus dibayar Yesus dalam Mat. 18:24-27). 

Talenta atau uang melambangkan kekayaan yang sangat banyak dalam dunia bisnis di Timur Tengah kuna. Maka, sang tuan yang mempercayakan kekayaan itu sama dengan Allah yang demikian murah hati menganugerahkan rahmat dan kebebasan pada setiap anggota jemaat yang terikat dengan perjanjian-Nya (bdk. Ul 26:18-19; Yer 11:4).

Anugerah itu diberikan sesuai dengan kesanggupan masing-masing anggota atau hamba. Ia berharap setiap anggota menggunakan dengan bijaksana untuk kemajuan KerajaanNya di dunia, Gereja.

Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu

Dua hamba yang pertama bekerja dang menghasilkan uang dua kali lipat. Pada saat tuannya kembali, mereka melaporkan, “Tuan, lima-dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima/dua talenta.”

Maka sang tuan memberi anugerah sesuai dengan apa yang mereka lakukan, kebahagiaan seperti yang dialami sang tuan. Sabda-Nya (Mat 25:21.23) Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”, intra in gaudium domini tui.

Namun hamba ketiga, yang menerima satu talenta, tidak mau kehilangan talenta itu. Ia memilih untuk menguburkannya di dalam tanah. Hamba itu disebut bodoh, karena ia abai pada hukum yang berlaku terhadap uang.

Dengan menguburkannya ia memperlakukan uang seolah seperti benih sesawi, misalnya. Sedangkan, uang memiliki hukum sendiri, yaitu: hukum ekonomi atau hukum dagang. Semakin sering diputar atau digunakan dalam transaksi jual beli, semakin ia berlipat ganda jumlahnya. 

Hamba ketiga sadar bahwa sang tuan “tidak menabur dan memungut dari tempat di mana ia tidak menanam.” Allah memanggil pria dan wanita untuk diselamatkan walau mereka ada di luar Gereja.

Dengan segenap pengetahuan, kesadaran dan kemauan, hamba yang diberi kepercayaan satu talenta tidak mengikuti kehendak tuannya. Seandainya ia tidak melakukannya sendiri, ia dapat saja mengatur supaya orang lain melakukan apa yang dikehendaki sang tuan, yang dianggapnya kejam.

“Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.” (Mat. 25:26-27).

Ketika abai, upah yang diterima adalah pencampakan ke tempat yang gelap, tempat ratap dan kertak gigi.  Dalamtradisi alkitab tempat itu disebut gehenna, dari kata Ibrani, Ge Hinnom, Lembah Hinnom, terletak di sebelah tenggara Yerusalem.

Di tempat itu, anak-anak Israel dibakar sebagai kurban untuk dewa Molokh. Kurban ini dimulai pada masa pemerintahan Salomo pada abad ke-10 sebelum Masehi dan Manasye pada abad ke-7 dan berlanjut hingga pembuangan Babel pada abad ke-6 sebelum Masehi. Akhirnya tempat ini digunakan sebagai tempat pembuangan sampah (bdk. https://www.britannica.com/topic/Gehenna).

Santo Matius menggunakan istilah ini sebanyak tujuh kali (Mat. 8:12; 13:42, 50; 22:13, 24:51 25:30; 25:30). Sabda-Nya (Mat 25:30), “Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap.”, Et inutilem servum eicite in tenebras exteriores.

Katekese

Suka cita abadi.  Santo Gregorius Agusng, , 540-604:  

“Seluruh perbuatan baik yang kita lakukan saat ini, berapapun banyaknya kita lakukan, hanyalah sedikit dibandingkan dengan ganjaran abadi kelak. Hamba yang setia harus bertanggung jawab atas banyak hal setelah mengalahkan segala macam kesulitan yang dihadapkan padanya oleh harta benda yang dapat musnah.

Ia merayakannya dalam suka cita abadi di kediaman surgawi. Ia sepenuhnya dibawa masuk ke dalam suka cita tuannya. Ketika ia dibawa masuk ke dalam rumah abadi, ia digabungkan dengan bala malaikat.

Suka cita jiwanya terletak pada kebenaran bahwa tidak ada lagi hal yang dapat memusnahkannya dan dapat membuatnya senantiasa bersedih hati.” (Forty Gospel Homilies 9.2)

Oratio-Missio

Tuhan, jadilah Penguasa hati dan budiku. Dan jadilah Tuan atas karya dan pelayananku. Bantulah aku menggunakan seluruh anugerah, talenta dan seluruh anugerah yang Engkau berikan padaku demi kemuliaan dan Kerajaan-Mu. Amin.      

  • Apa yang harus aku lakukan untuk memperoleh tempat bahagia bersama Sang Tuan?                

Euge, serve bone et fidelis. Super pauca fuisti fidelis; supra multa te constituam: intra in gaudium domini tui – Matthaeum 25: 21.23

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version