Home BERITA Lectio Divina 27.12.2022 – Melihat dan Percaya

Lectio Divina 27.12.2022 – Melihat dan Percaya

0
Yohanes bersandar pada Yesus, by pematung tak dikenal, Swabia/Lake Constance, c. 1320–1330_

Selasa. Pesta Santo Yohanes, Rasul dan Penulis Injil (P)

  • 1Yoh. 1:1-4
  • Mzm. 97:1-2.5-6.11-12
  • Yoh. 20:2-8

Lectio

2 Maria Magdalena berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.” 3 Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur.

4 Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. 5 Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam.

6 Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, 7 sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung.

8 Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.

Meditatio-Exegese

Masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya

Tak mudah menerima pengalaman akan kebangkitan Yesus Kristus. Gereja Perdana membutuhkan proses yang melelahkan, perlahan dan panjang untuk memaknai pengalaman ini.

Proses itu seumpama pohon sesawi/mostar yang tumbuh makin kuat. Pertama-tama dimulai pertumbuhan akar tunggang yang menghujam ke bumi dan diikuti pertumbuhan akar serabut. Kemudian, disusul batang, cabang, ranting dan dedaunan yang tumbuh subur.

Pada mulanya tidak banyak orang percaya pada kesaksian mereka yang mengalami kehadiran Yesus yang hidup (Mat. 28:17; Mrk. 16:11.13,14; Luk. 24:11.36.41; Yoh. 20,25). Namun, karena pengalaman akan kebangkitan diungkapkan dalam bentuk penampakan rupaya mengusir ketidakpercayaan manusia.

Peristiwa kebangkitan, akhirnya, menantang manusia untuk melihat kemungkinan kemenangan hidup atas kematian.

Dari antara para murid Yesus, kaum perempuanlah yang lebih setia pada-Nya daripada para murid pria. Kaum perempuanlah yang pertama percaya akan Kabar Sukacita tentang kebangkitan  (Mat. 28:9-10; Luk. 24:4-11; Yoh. 20:11-18).

Sesaat setelah mendengar kabar dari Maria Magdalena bahwa kubur telah kosong, Petrus dan murid terkasih segera berlari ke makam. Penulis Injil secara unik mengisahkah tentang murid yang lain yang berlari lebih cepat daripada Petrus dan tiba lebih dulu di makam; tetapi tidak masuk.

Sebaliknya, Petrus langsung masuk ke makan. Memeriksa dengan teliti seluruh isi makan, ia mendapati “kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung.” (Yoh 20:6-7).

Tidak ada kisah tentang reaksi Petrus yang telah masuk lebih dahulu dari murid yang lain itu. Pada akhirnya, Injil menambahkan, “Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati.” (Yoh. 20:9).

Ungkapan ini mengandung makna bahwa Perjanjian Lama, seperti dipahami para murid saat itu, belum mampu menjelaskan secara lengkap peristiwa Yesus.

Perjanjian Lama membutuhkan terang untuk memahami kepenuhan janji Allah akan Hamba Yahwe.

Terang itu datang ketika murid yang dikasihi “melihat dan percaya”, vidit et credidit (Yoh. 20:8). Melihat dan percaya membuka selumbar yang menutup mata hati untuk memahami isi Perjanjian Lama dengan sepenuhnya, seperti dialami para murid di Emaus (Luk. 24:13-35).

Santo Yohanes pertama-tama harus menemukan makam kosong, sebelum bertemu dengan Tuhan pada sore itu bersama dengan para murid lain yang berkumpul di ruang atas, karena takut pada penguasa Yahudi (Yoh. 20:19-23).

Yohanes menjadi saksi mata akan hidup, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup.” (1Yoh. 1:1).

Yohanes bersaksi tentang apa yang telah ada sejak semula. Inilah Firman hidup, Yesus, Firman yang menjadi manusia. Tetapi juga Yesus yang sabda-Nya diwartakan oleh para nabi dan diwartakan oleh Gereja-Nya sampai kedatangan-Nya kembali.

Satu hal yang pasti, jika Yesus tidak bangkit dari kematian dan menampakkan diri pada para murid-Nya, warta tentang Dia pasti tidak sampai pada kita. Tiada satu pun mampu mengubah manusia yang bersedih hati dan putus harapan menjadi manusia yang bersemangat, penuh suka cita dan keberanian.

Kebenaran akan kebangkitan-Nya adalah kebenaran pokok iman Katolik.

Tentang kebangkitan-Nya, Santo Yohanes Chrysostomus bersaksi, “Inilah tanda Kebangkitan-Nya, karena jika mereka telah memindahkan tubuh-Nya, mereka pasti tidak melucuti apa yang dikenakan pada-Nya.

Dan jika mereka telah mencuri tubuh-Nya, mereka pasti tidak akan melipat dengan rapi kain kapan dan meletakkan di samping kain peluh. Karena Yohanes telah mengatakan bahwa sebelum peristiwa ini, Ia dikubur setelah dibubuhi dengan rempah-rempah, yang membuat kain kafan melekat erat di tubuh-Nya.

Dengan cara ini, tak seorang pun akan tertipu oleh mereka yang mengatakan bahwa tubuh-Nya dicuri. Karena, mungkinkah seorang puncuri akan menyusahkan dirinya sendiri dengan hal yang tidak perlu?”

Katekese

Rahim bumi melahirkan. Santo Hesychius dari Yerusalem, wafat kira-kira 450:

“Setelah pertama kali tersembunyi dalam rahim seorang perempuan, Ia menguduskan kelahiran manusia melalui kelahiran-Nya sendiri. Setelah tersembunyi di dalam rahim bumi, Ia memberi hidup kepada orang mati melalui kebangkitan-Nya.

Penderitaan, rasa sakit dan helaan nafas sekarang telah lenyap. Karena, siapa yang mengenal pikiran hati Allah, atau yang telah menjadi penasihat-Nya jika bukan Sang Sabda yang menjadi manusia dan dipaku di kayu salib, yang bangkit dari kematian dan yang diangkat ke surga?

Hari ini membawa Warta Sukacita: inilah hari kebangkitan Tuhan ketika, melalui kuasa-Nya sendiri,  Ia membangkitkan seluruh keturunan Adam. Karena dilahirkan demi manusia, Ia bangkit dari antara orang mati bersama mereka.

Pada hari ini firdaus dibuka oleh Yang Dibangkitkan;  Adam dipulihkan untuk hidup; dan Hawa dihibur. Pada hari ini panggilan ilahi didengar; Kerajaan Surga dipersiapkan; kita diselamatkan; dan Kristus dimuliakan.

Pada hari ini, ketika Ia menaklukkan kuasa kematian di bawah kaki-Nya, menjadikan penguasa jahan sebagai tahanan dan menghancurkan dunia orang mati, Kristus naik ke surga  sebagai Raja yang menang jaya, sebagai penguasa atas kemuliaan, dan sebagai pengendara kereta tak terkalahkan.

Ia bersabda kepada Bapa, “Inilah Aku, ya Allah, bersama dengan anak-anak yang Engkau berikan kepada-Ku” Dan Ia mendengar jawaban dari Bapa, “Duduklah di sebelah tangan kananku hingga aku membuat semua musuh-Mu bertekuk lutut di bawah kaki-Mu.” (Mzm. 110:1).

Baginya menjadi kemuliaan, sekarang dan selamanya, sampai akhir jaman. Amin.” (Easter Homily 5–6).

Oratio-Missio

Tuhan, Engkau telah mengalahkan kubur dan memulihkan hidupku. Anugerahilah aku mata iman agar aku mampu melihat kemuliaan-Mu; dan bantulah aku untuk semakin dekat dengan-Mu, dan tumbuh dalam kasih pada-Mu dan sesama. Amin.     

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk setia pada-Nya?

Tunc ergo introivit et alter discipulus, qui venerat primus ad monumentum, et vidit et credidit – Iohannem 20:8

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version