Home BERITA Lectio Divina 29.07.2023 – Kebangkitan dan Kehidupan

Lectio Divina 29.07.2023 – Kebangkitan dan Kehidupan

0
Ya Tuhan, aku percaya Engkaulah Kristus, Putera Allah, by Vatican News.

Sabtu. Peringatan Wajib St. Marta, Maria, dan Lazarus (P)

  • Kel. 24:3-8
  • Mzm. 50:1b-2.5-6.14-15
  • Yoh. 11:19-27

Lectio

19 Banyak orang Yahudi telah datang menemui Maria dan Marta, untuk menghibur mereka berkaitan dengan saudaranya itu. 20 Ketika mendengar bahwa Yesus sudah datang, Marta pergi dan menyambut-Nya, tetapi Maria tetap tinggal di rumah.

21 Marta berkata kepada Yesus, “Tuhan, seandainya waktu itu Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak akan mati. 22 Akan tetapi, sekarang ini aku tahu bahwa apa pun yang Engkau minta dari Allah, Allah akan memberikannya kepada-Mu.”

23 Yesus berkata kepadanya, “Saudaramu akan bangkit.” 24 Marta menjawab Dia, “Aku tahu ia akan bangkit pada hari kebangkitan pada akhir zaman.” 25 Yesus berkata kepadanya, “Akulah kebangkitan dan kehidupan; siapa pun yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,

26 dan setiap orang yang hidup dan percaya kepada-Ku takkan pernah mati. Apakah kamu percaya akan hal ini?” 27 Marta berkata kepada-Nya, “Ya Tuhan, aku percaya bahwa Engkaulah Kristus, Anak Allah, yang datang ke dunia.”

Meditatio-Exegese

Inilah darah perjanjian yang diadakan Tuhan dengan kamu

Pengesahan perjanjian lazim dilakukan dengan menggelar ibadat atau pesta makan. Musa mengadakan ibadat dan pesta untuk mengesahkan Perjanjian Sinai.

Peristiwa ini sangat penting dalam sejarah keselamatan. Pengesahan Perjanjian Sinai menjadi pralambang kurban Kristus, yang dimeteraikan dalam Perjanjian Baru.

Pengesahan perjanjian dilakukan dalam dua tahap. Pertama, pengesahan diikuti Musa dan para tua-tua bangsa (Kel. 24:1-2.9-11). Kemudian, diikuti seluruh umat (Kel. 24:3-8).

Nabab dan Abihu adalah iman dari keturunan Harun (Kel. 6:33; 28:1; Im. 10:1-2). Para tua-tua Israel adalah orang-orang yang diperintahkan untuk membantu Musa mengatur, mengorganisir umat. Musa, para imam dan para tua-tua naik ke puncak gunung untuk mengikuti upacara pengesahan Perjanjian.

Hanya Musa diijinkan mendekati Allah (Kel. 24:2). Yang lain menyaksikan kemegahan Bait-Nya dan keagungan ujung jubah-Nya seperti penglihatan Nabi Yesaya (bdk. Yes. 6:1-10). Namun, mereka diijinkan untuk ikut perjamuan di meja yang sama dengan Allah (Kel. 24:11).

Perjamuan agung seperti itu biasa dilakukan para raja saat menjamu tamu agung. Raja Babel, Ewil-Merodakh menjamu Raja Yehuda, Yoyakhin, setelah ia dibebaskan dari tawanan dan diampuni (bdk. 2 Raj. 25:27-30).

Tetapi, perjamuan dalam bingkai ibadat selalu menunjukkan relasi mesra antara Allah dan pemimpin umat. Terlebih, kedua belah pihak memiliki tanggungjawab yang sama atas perjanjian yang disahkan.

Upacara perjamuan dengan umat dilaksanakan di kaki gunung. Musa bertindak sebagai pengantara. Tetapi, pelaku utama adalah Allah dan umat-Nya. Upacara itu sendiri dibagi dalam dua bagian: pembacaan dan penerimaan segala peraturan dari Allah. Disusul kurban persembahan untuk mensahkan perjanjian itu.

Penerimaan perjanjian dilaksanakan dengan megah, saat umat menjawab, “Segala firman Tuhan akan kami lakukan dan akan kami dengarkan.” Umat, yang telah lebih menyatakan kesanggupan melaksanakan dan mendengarkan firman Tuhan (Kel. 19:8), mengulanginya setelah Musa membertahukan firman-Nya (Kel. 24:3) dan sebelum pemercikan darah, tanda pengesahan perjanjian. 

Kurban bakaran sudah dilakukan sejak jaman kuna. Altar didirikan secara khusus untuk kepentingan ini (Kel. 24:4; bdk. Kel. 20:25). Dua belas tugu mungkin didirikan mengelilingi altar. Laki-laki muda, bukan iman, ditunjuk untuk mempersembahkan kurban bakaran dan pemercikan darah hewan kurban, inti upacara itu.

Darah hewan kurban dibagi menjadi dua bagian: satu untuk altar yang mewakili Allah dan bagian lain untuk umat. Pembagian itu bermakna kedua pihak setia melakukan seluruh perintah dalam Perjanjian.

Upacara pemercikan darah mungkin memiliki makna lebih dalam, karena darah melambangkan hidup (Kej. 4:10), yang menjadi hak milik Allah.

Darah hanya digunakan untuk mereciki altar dan menyucikan umat yang dikuduskan bagi-Nya, seperti para imam (bdk. Kel. 29:19-22).

Ketika Musa memericiki umat dengan darah kurban, ia menyucikan mereka, menjadikan mereka milik Allah dan menjadikan ‘kerajaan imam’ (Kel. 19:3-6).

Maka perjanjian itu tidak hanya mencakup kesediaan dan kesetiaan melaksanakan ketetapan Allah.

Tetapi juga hak untuk menjadi satu bangsa yang kudus, yang dimiliki Allah. Pada Perjamuan Terakhir, ketika menetapkan Ekaristi, Yesus menggunakan istilah yang sama, ‘darah Perjanjian’.

Dengan cara itu, Ia menunjuk pada umat Allah yang baru, yang telah ditebus, yakni: ‘umat yang kudus bagi Allah’ (bdk. Mat. 26:27 dan ayat paralel; 1Kor. 11:23-25).

Konsili Vatikan II mengajarkan tentang hubungan antara  Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, khususnya tentang Gereja sebagai umat Allah yang benar, “Ia memilih bangsa Israel menjadi umat-Nya, mengadakan perjanjian dengan mereka, dan mendidik mereka langkah demi langkah, dengan menampakkan diri-Nya serta rencana kehendak-Nya dalam sejarah, dan dengan menguduskan mereka bagi diri-Nya.

Tetapi itu semua telah terjadi untuk menyiapkan dan melambangkan perjanjian baru dan sempurna, yang akan diadakan dalam Kristus, dan demi perwahyuan lebih penuh yang akan disampaikan melalui Sabda Allah sendiri yang menjadi daging. […]

Perjanjian baru itu diadakan oleh Kristus, yakni wasiat baru dalam darah-Nya (lih. 1Kor. 11:25). Dari bangsa Yahudi maupun kaum kafir Ia memanggil suatu bangsa, yang akan bersatu-padu bukan menurut daging, melainkan dalam Roh, dan akan menjadi umat Allah yang baru.” (Konstitusi Dogmatik tentang Gereja Terang Bangsa-Bangsa, Lumen Gentium, 9).

Akulah kebangkitan dan kehidupan

Kesedihan pasti melanda seluruh keluarga ketika salah seorang anggota meninggal dunia. Ketika Marta, saudari Lazarus dan sahabat dekat Yesus, mendengar bahwa Yesus datang untuk melawat, ia segera pergi keluar menjumpai Yesus di tengah perjalanan.

Apa yang mendorongnya meninggalkan suasana berkabung di rumah untuk menjumpai Yesus? Apakah ia hanya sekedar mencari sahabat untuk curhat dan penghiburan? Atau ingatkah dia akan harapan bahwa Allah memulihkan kehidupan dalam Yesus? 

Injil Keempat  menampilkan mukjizat pembangkitan Lazarus dari kematian. Injil Sinoptik juga menampilkan kisah yang sama – Matius mengisahkan Yesus membangkitkan anak perempuan Jairus  (Mat. 9:18-19.23-25) dan anak laki-laki janda dari Nain (Luk. 7:11-15).

Namun penulis Injil keempat mengisahkan kebangkitan dengan cara yang sangat berbeda. Penginjil membangun latar belakang kisah terlebih dahulu (Yoh. 11:1-16); disusul percakapan dengan saudari-saudari Lazarus (Yoh. 11:17-37). Dan, diakhiri dengan laporan tentang pembangkitan Lazarus dari kematian setelah empat hari dikubur (Yoh. 11:38-45).

Lokasi yang dikisahkan adalah Betani, dusun yang berjarak 3 km dari Yerusalem (Yoh. 11:18). Secara istimewa, Santo Yohanes menampilkan Yesus yang sangat manusiawi. Ia berperasaan halus   (Yoh. 11:3.5.36) dan suka mengunjungi sahabat-sahabatNya, terutama, sepekan sebelum kisah sengsara-Nya.   

Dengan membangkitkan Lazarus dari kematian, Yesus menunjukkan kuasan-Nya atas kematian dan membuktikan keilahian-Nya. Membangkitkan orang mati memperkokoh iman para murid dan menyingkapkan bahwa Yesus adalah Sang Kebangkitan dan Hidup, ego sum resurrectio et vita.

Sebenarnya Yesus menyingkapkan identitas diri-Nya sebagai Yang Ilahi, sama seperti ketika YAHWE menyatakan diri kepada Musa di semak yang menyala, εγω ειμι, ego eimi, AKU ADALAH AKU (Kel. 3:14). Kecuali kaum Saduki, kebanyakan orang Yahudi percaya pada kebangkitan badan, termasuk Marta (Yoh. 11:24).    

Pembangkitan Lazarus dari kematian menjadi pralambang kebangkitan manusia di masa depan. Kristus, dengan kebangkitan-Nya yang mulia, adalah “yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.” (1Kor. 15:20; Kol. 1:18; Why. 1:5).

Namun, kebangkitan-Nya sama sekali berbeda dengan kebangkitan Lazarus, yang akan segera mati seperti manusia biasa, “karena kita tahu  bahwa Kristus yang telah dibangkitkan dari antara orang mati tidak akan mati lagi; maut tidak lagi berkuasa atas Dia.” (Rm 6: 9). 

Tentang permintaan Marta (Yoh. 11: 21-22), Santo Augustinus, Uskup Hippo, berkata bahwa Marta menungkapkan contoh doa yang penuh penyerahan diri  pada Yesus.

Ia meletakkan seluruh harapannya di tangan Yesus, karena Ia lebih tahu dengan baik tentang apa yang kita butuhkan. Maka, “Marta tidak berkata, Aku mohon pada-Mu untuk membangkitkan kembali saudaraku dari kematian.

[…] yang ia ungkapkan: Aku tahu Engkau dapat melakukannya; jika Engkau mau, lakukanlah; semua terserah pada pertimbangan-Mu apakah akan melakukan atau tidak; bukan pada pertimbanganku.” (Ioannis Evangelio, 49, 13). Ungkapan yang sama dikatakan Marta (Yoh. 11:22).

Yesus secara sepihak menyingkapkan diri-Nya sendiri sebagai Kebangkitan dan Hidup. Hidup yang ditawarkan-Nya adalah hidup dalam segala kepenuhannya (Yoh 10:10).

Dengan mengimani Yesus adalah kebangkitan dan hidup, Marta sampai pada pengakuan iman (Yoh. 11:27): “Ya Tuhan, aku percaya bahwa Engkaulah Kristus, Anak Allah, yang datang ke dunia.”, Utique, Domine; ego credidi quia tu es Christus Filius Dei, qui in mundum venisti.

Katekese

Suara kehidupan  dan sukacita yang membangkitkan si mati. Santo Athanasius dari Alexandria, 295-373: 

“Akulah sabda kehidupan yang membangkitkan orang mati. Akulah aroma yang harum yang menghalau bau busuk. Akulah suara sukacita yang menghalau kesedihan dan dukacita.. .

Akulah penghiburan bagi yang bersedih hati. Mereka yang menjadi milikKu dianugerahi sukacita. Akulah sukacita bagi seluruh dunia. Aku menghibur semua sahabatku dan bersukacita bersama mereka. Akulah roti hidup” (Yoh. 6:35).” (Homily On The Resurrection Of Lazarus).

Oratio-Missio

Tuhan, Engkaulah Kebangkitan dan Hidup. Kuatkanlah iman dan harapanku akan janjimu agar aku mampu memancarkan suka cita Injil pada sesamaku. Amin. 

  • Mengapa kebangkitan badan penting bagiku?  

Ego sum resurrectio et vita – Ioannem 11:25

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version