Home BERITA Lectio Divina 30.07.2023 – Tiada Yang Lebih Indah dan Berharga

Lectio Divina 30.07.2023 – Tiada Yang Lebih Indah dan Berharga

0
Mencari harta terpendam, by Rembrandt, c. 1630.

Hari Minggu Biasa XVII (H).

  • 1Raj. 3:5,7-12
  • Mzm. 119:57.72.76-77.127-128.129-130
  • Rm. 8:28-30
  • Mat. 13:44-52

Lectio

44 “Kerajaan Surga adalah seperti harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu disembunyikannya lagi. Dan, karena sukacitanya, ia pergi, menjual semua yang dipunyainya, dan membeli ladang itu. 45 Sekali lagi, Kerajaan Surga adalah seperti seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. 46  Ketika ia menemukan sebuah mutiara yang bernilai tinggi, ia pergi dan menjual semua yang dipunyainya, lalu membeli mutiara itu.”

47 “Demikian juga, Kerajaan Surga adalah seperti jala yang ditebarkan ke dalam laut, dan mengumpulkan berbagai jenis ikan. 48 Ketika jala itu penuh, mereka menyeretnya ke pantai dan duduk, lalu mengumpulkan ikan-ikan yang baik ke dalam keranjang-keranjang besar, tetapi membuang yang tidak baik.

49 Jadi, itulah yang akan terjadi pada akhir zaman. Para malaikat akan keluar dan memisahkan yang jahat dari orang-orang benar, 50 dan melemparkan orang-orang jahat itu ke dalam tungku api. Di tempat itu akan ada ratapan dan kertak gigi. 51 Sudahkah kamu mengerti akan semua ini?” Mereka berkata kepada-Nya, “Ya.”

52 Dan, Yesus berkata kepada mereka, “Karena itu, setiap ahli Taurat yang telah menjadi murid Kerajaan Surga, ia seperti tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari kekayaannya.”

Meditatio-Exegese

Berikanlah hati yang paham dalam menimbang dan membedakan antara yang baik dan jahat

Allah mendatangi Salomo, raja muda itu, melalui mimpi. Sering Ia berbicara pada orang-orang yang dipilih-Nya melalui penampakan, atau utusan-Nya – para nabi dan malaikat, atau mimpi (misalnya: Kej. 15:1; 28:10-16; Kel. 3:2-4; Bil. 24:4; Yos. 5:13-15; 2Sam. 7:4-17; Mat. 1:19-24; 2:14; Luk. 1:11-20; 26-38; etc.). Allah meminta Salomo, anak Daud itu, untuk mengajukan permohonan yang akan dikabulkan-Nya.  

Dalam percakapan dengan Allah, Salomo memandang dirinya sebagai ‘seorang anak’. Ia memandang diri sebagai orang yang tidak memiliki pengalaman dan tanda akan kerendahan hati.

Flavius Josephus, sejarahwan Yahudi abad pertama Masehi, menulis bahwa saat itu kemungkinan besar Salomo berusia 14 tahun ketika diangkat menjadi raja (bdk. Antiquities of the Jews, 8.211). Sedangkan keturunan Daud lainnya diangkat sebagai raja saat berusia kira-kira 22 tahun.

Memandang diri sebagai ‘seorang anak’, Salomo mengungkapkan bahwa ia “masih sangat muda dan dan belum mengetahui bagaimana keluar dan masuk.” Ungkapan ‘belum mengetahui bagaimana keluar dan masuk’ atau berpengalaman dalam kepemimpinan juga ditemukan dalam Bil. 27:17 saat Musa meminta Allah untuk menunjuk seorang pemimpin yang menggatikannya.

Dalam 2 Sam. 5:2 digunakan ungkapan ‘menggembalakan’ ketika para tua-tua Israel meminta Daud menjadi raja. Menggembalakan juga bermakna bahwa gembala membuka pintu untuk domba-domba dan menuntun mereka keluar (Yoh. 10:3).

Salomo memohon dikaruniai “hati yang faham menimbang perkara” (1Raj. 3:9). Budaya Israel dan Timur Dekat memandang bahwa hati menjadi organ tubuh untuk mempertimbangkan dan memutuskan seluruh perkara moral.

Mereka memandang bahwa kemampuan untuk menimbang dengan benar merupakan sumber kebijaksanaan. Kemampuan untuk menentukan kebenaran mencakup kemampuan menimbang kebenaran kata-kata seseorang dan memutuskan tindakan yang tepat dalam situasi tertentu.

Karena kemampuan untuk memutus perkara dengan adil hanya hanya melekat pada sifat Tuhan (Ul. 1:17; Mzm. 72:1-2; etc.), Salomo memohon pada Allah untuk mengaruniakan kemampuan ini padanya. Kemampuan itu digunakan untuk melaksanakan tugas menggembalakan umat yang secara hiperbolis dilukiskan sebagai “yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya”.

Salomo menunjukkan diri sebagai raja muda yang diberi tanggung jawab besar atas begitu banyak jumlah umat Tuhan. Allah berkenan atas kerendahan hati Salomo. Ia tidak hanya mengabulkan permohonan atas hati yang bijaksana, tetapi menggandakan berkat-Nya.

Maka, tidak ada satu pun penguasa yang sebanding dengan Salomo dalam kebijaksanaan dan pengetahuan. Salomo juga akan menerima berkat lain yang tidak dimohon: kekayaan, keselamatan dari para musuh, dan umur panjang.

Namun, akhirnya, para penulis suci tidak menyanjung raja. Mereka justru melaporkan dosa yang dilakukan Salomo dan kejatuhan kerajaannya (1Raj.  11:1-40).

Seperti harta yang terpendam di ladang dan seperti seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah

Murid Tuhan Yesus seperti seseorang yang menemukan harta terpendam dan pedagang yang menemukan mutiara terindah dan termahal. Ketika menemukan Yesus Kristus, Juruselamat, yang datang untuk mewartakan Kerajaan Allah, mereka meninggalkan segala hal duniawi dan mengikuti Kritus serta masuk dalam Kerajaan-Nya.

Meneladan Ayub, setiap murid Kristus harus menjadikan Allah sebagai satu-satunya yang paling berharga dan bernilai (Ayb 22: 25-26) , “Apabila Yang Mahakuasa menjadi timbunan emasmu, dan kekayaan perakmu, maka sungguh-sungguh engkau akan bersenang-senang karena Yang Mahakuasa.”, eritque Omnipotens contra hostes tuos et argentum coacervabitur tibi  tunc super Omnipotentem deliciis afflues et elevabis ad Deum faciem tuam.

Tema kedua perumpamaan adalah bahwa Kerajaan Allah memiliki nilai yang tak terbayangkan dan tak tertandingi oleh apapun. Dan, yang menemukan akan mengalami sukacita tak terperikan, karena ia menemukan hidup abadi.

Kedua pekerja, orang yang menemukan harta di ladang dan pedagang yang menemukan mutiara, memiliki kebijaksanaan untuk memahami harta yang paling berharga dalam hidup mereka. Kemudian, mereka memutuskan untuk meninggalkan atau merelatifkan segala hal urusan dunia.

Perjanjian Lama memang menyampaikan kebijaksanaan, seperti ditulis Nabi Yesaya, “Kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan; takut akan TUHAN, itulah harta benda Sion.” (Yes. 33:6; dan lihat Ams. 2:1-4).    

Namun, Injil Kerajaan Allah memberikan bentuk baru, yakni Yesus Kristus, Sang Kebijaksanaan Abadi dan anugerah hidup abadi bersama-Nya.

Seperti jala yang ditebarkan ke dalam laut, dan mengumpulkan berbagai jenis ikan

Sama seperti perumpamaan yang lain, Yesus menutup perumpamaan-perumpamaan tentang Kerajaan Allah dengan penyimpulan. Penutupnya adalah Pengadilan Terakhir di akhir jaman.

Memang, semua orang disambut untuk datang dan memasuki Kerajaan-Nya di dunia, yakni Gereja-Nya yang yang kudus. Semua orang tanpa kecuali, yang baik dan yang jahat, diperbolehkan masuk.

Namun, hanya jiwa orang yang mengasihi Allah dan setia melakukan perintah-Nya akan disendirikan dan diundang masuk dalam kehidupan kekal.

Para malaikat akan keluar dan memisahkan yang jahat dari orang-orang benar

Para malaikat, yakni para ‘penuai’ dalam perumpamaan tentang lalang di antara gandum (Mat. 13:30.39-43), akan memisahkan yang jahat dari orang-orang benar. Maka, perumpamaan terakhir membandingkan situasi yang dialami yang benar dan yang jahat.

Orang benar adalah mereka yang memperlakukan Kerajaan sebagai harta atau mutiara yang nilaianya jauh melampaui segala yang dapat disediakan manusia dan dunia.  Mereka adalah ‘ikan yang baik’ yang dipisahkan dari ‘ikan yang jelek’.

Pada yang baik dianugerahkan hidup kekal. Yang baik selalu mampu menjawab “Ya”, saat Tuhan bertanya pada mereka, “Sudahkah kamu mengerti akan semua ini?” (Mat. 13:51). Mengerti berarti mengimani dan melakukan, sama seperti Ibu Maria.

Dengan kata lain, mereka adalah siapa saja yang menjadikan diri sebagai ‘tanah yang baik’ untuk benih sabda-Nya tumbuh,  berkembang dan menghasilkan buah.

Sebaliknya, yang jahat adalah mereka yang memperlakukan Kerajaan-Nya sebagai sesuatu yang hanya dicampakkan ke tanah dan diinjak-injak. Mereka sama seperti ‘ikan yang jelek’, atau orang yang menjadikan diri seperti ‘tanah berbatu atau semak duri atau tanah yang keras’.

Di tempat itu, benih sabda mati, karena mereka memilih membunuhnya. Karena pilihan itu, mereka dimasukkan dalam tungku api untuk menanggung hukuman abadi.

Tuhan melukiskan tempat itu  sebagai tungku api. Di sana akan ada ratap dan kertak gigi. Ungkapan yang sama,  ‘ratap dan kertak gigi’, digunakan untuk melukiskan umat Perjanjian Lama yang menolak dan dicampakkan dari Kerajaan-Nya.

Sabda-Nya (Mat. 8:12), “Anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”, filii autem regni eicientur in tenebras exteriores: ibi erit fletus et stridor dentium.

Ia seperti tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari kekayaannya

Yesus menggunakan contoh dua macam orang  untuk melukiskan cara memahami misteri Kerajaan-Nya. Ahli Taurat adalah para ahli teologi pada jaman Yesus. Mereka dilatih untuk menafsirkan Kitab Taurat dan memahami Kitab Suci lain, yang disebut sebagai Perjanjian Lama.

Yesus Bin Sirakh melukiskan seorang ahli Taurat yang benar sebagai seseorang yang “menyerahkan dirinya dan segenap kecerdasannya kepada Taurat dari Yang Mahatinggi. Kebijaksanaan segala leluhur diselidikinya, dan sibuklah ia dengan nubuat-nubuat.

Ajaran orang yang masyhur dipeliharanya, dan segala seluk-beluk amsal ia selami. la menyelidiki arti rahasia dari pepatah, dan teka-teki amsal disibukkannya…  la memperlihatkan ajaran dari wejangannya serta membanggakan Taurat Perjanjian Tuhan.” (Sir 39:1-3.8).

Yesus melukiskan ahli Taurat seperti kepala perbendaharaan yang mengelola seluruh harta milik tuannya. Ia harus mengelola, menyimpan dan mamastikan harta yang disimpan begitu lama dapat dipergunakan setiap saat.

Ahli Taurat dan kepala perbendaharaan memiliki keserupaan pekerjaan. Mereka menggunakan apa yang lama dan apa yang baru. Ahli Taurat harus memiliki pengetahuan memadai seluruh Kitab Suci, mulai dari Kitab Kejadian hingga tulisan yang kemudian, tulisan para nabi dan sastra kebijaksanaan.

Kepala perbendaharaan harus mengelola apa yang telah lama ada di gudang dan mengelola apa yang baru didapat, seperti: perkakas, hasil panen.

Maka, setiap murid Kristus yang telah mendengarkan pengajaran dari-Nya harus  mewartakan ajaran-Nya dan menjadi saksi-Nya dengan cara dan bahasa yang mereka kuasai. Masing-masing anggota Gereja harus sungguh memahami ajaran Gereja Kristus.

Ajaran itu selalu bersumber dari Yesus sendiri yang bermuara pada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, serta pengajaran para rasul dan pengganti mereka atau Tradisi Suci. Harta yang baru dan yang lama selalu menjadi Kabar Sukacita bagi semua manusia.

Bapak-ibu, pendidik, imam, biarawan, biarawati dan setiap orang beriman dipanggil terus mewariskan kebenaran iman Katolik dengan pelbagai macam cara kreatif dan relevan dengan zaman. Pewarisan paling sesuai dilakukan melalui teladan hidup.

Terlebih setiap generasi muda dihantar pada dunia baru yang belum dikenal dan menjadi hak milik mereka.

Katekese

Ahli Kitab yang mempelajari Kerajaan Allah. Santo Cyrilus dari Alexandria, 375-444 :

“Seorang ahli Taurat adalah orang yang, melalui pembacaan terus menerus tentang Perjanjian Lama dan Baru, telah menempatkan dirinya sebagai gudang pengetahuan. Maka Kristus memberkati mereka yang telah menghimpun diri mereka melalui pendidikan baik tentang Hukum Tuhan maupun Injil, sehingga mereka ‘mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya’.

Dan Kristus membandingkan orang-orang macam ini dengan seorang ahli Taurat, seperti saat Ia bersabda di tempat lain, ”Aku mengutus kepadamu orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat” (Mat 23:34).” (Fragment 172).

Oratio-Missio

Roh Kudus, bukalah telinga dan budiku untuk mendengarkan dan memahami sabdaMu dalam Kitab Suci. Semoga aku mampu mencerna dan mewartakan harta kekayaan Gereja dalam Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan ajaran para rasul serta pengganti mereka untuk mempersiapkan kedatangan KerajaanMu. Bantulah aku untuk menjadi murid yang rajin dan disiplin untuk mendengarkan sabdaMu. Amin. 

  • Mengapa Yesus sering kuanggap sebagai barang tidak berharga?

Intellexistis haec omnia?” Dicunt ei, “Etiam” – Matthaeum 13:46

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version