Rabu. Peringatan Wajib Santo Ignasius dari Loyola (P)
- Yer. 15:10,16-21
- Mzm. 59:2-3.4-5a.10-11,17-18
- Mat 13:44-46
Lectio
44 “Kerajaan Surga adalah seperti harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu disembunyikannya lagi. Dan, karena sukacitanya, ia pergi, menjual semua yang dipunyainya, dan membeli ladang itu.
45 Sekali lagi, Kerajaan Surga adalah seperti seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. 46 Ketika ia menemukan sebuah mutiara yang bernilai tinggi, ia pergi dan menjual semua yang dipunyainya, lalu membeli mutiara itu.”
Meditatio-Exegese
Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan?
Tugas Nabi Yeremia sebagai penyambung lidah Allah tidak ringan. Rupanya nabi sedang berbagi kisah panggilan dan tugas pengutusan dengan ibunya dan Allah, yang memanggil dan mengutusnya (Yer. 15:10-11). Kemudian, ia mengungkapkan keluhannya pada Allah dalam doa (Yer. 15:15-21).
Nabi berusaha keras melayani Allah dan menjadi penyambung lidah-Nya dengan umat. Ia bahkan bersedia berbicara pada-Nya atas nama para musuh Allah dan berharap tidak mengalami tindak kejahatan atau perlakuan buruk.
Namun, yang dialaminya berkebalikan dengan harapannya. Ia ditolak, dikutuk dan menjadi sumber perbantahan di antara umat. Perlakuan buruk membuatnya bersedih hati (Yer. 15:10-11).
Ia tak hanya mengingat saat bahagia dalam melaksanakan tugas pengutusan (Yer. 15:16); tetapi juga saat-saat merasa kesepian dan duka ketika umat menolak pesan Allah dan dirinya (Yer. 15:17-18).
Pada Allah sang nabi bertanya (Yer. 15:18), “Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan?”, Quare factus est dolor meus perpetuus, et plaga mea desperabilis renuit curari?
Jawaban Allah mencengangkan dan di luar jangkauan nalar manusia yang sedang di dera derita. Ia meminta nabinya bertobat dan kembali kepada-Nya (Yer. 15:19a). Saat ia kembali kepada-Nya, Allah memulihkan tugas pengutusan-Nya.
Nabi harus menilik ulang disposisi batin. Ia harus mengesampingkan prasangka kegagalan. Ia harus berani menatap masa depan, dan berpegang bahwa sabda Allah selalu berhasil.
Maka, panggilan untuk menyerukan pertobatan harus dimulai dari diri sendiri. Setelah itu, seruan akan didengarkan orang lain dan menjadi warta terpercaya (Yer. 15:19b-21).
Merenungkan panggilan pertobatan Nabi Yeremia, Origenes dari Alexandria, Mesir, menulis, “Panggilan ini selalu bermakna untuk semua orang. Karena Allah memanggil kita untuk bertobat dan kembali kepada-Nya.” (Homiliae in Jeremiam, 14, 18).
Kerajaan Surga seperti harta yang terpendam di ladang
Yesus tidak menjelaskan makna Kerajaan Allah. Ia hanya mengisahkan bahwa Kerajaan Surga, regnum caelorum, adalah seperti harta yang terpendam di ladang. Suka cita meluap ketika orang menemukan harta terpendam itu.
Ia mengajak para pendengar-Nya untuk berkisah tentang harta baru yang ditemukan dan memberinya suka cita. Inilah kisah yang seharusnya mungkin dialami para murid Yesus, yang disamakan dengan kisah buruh petani.
Pertama, harta terpendam, Kerajaan Surga, telah terpendam di ladang, dalam hidup manusia. Kedua, petani penggarap itu mengolah, memupuk, menanami, menyiangi rumput, menyirami tanaman dan memanen tanpa pernah menyadari kehadiran harta yang terpendam.
Selanjutnya, harta yang tersembunyi, Kerajaan Allah, ditemukan secara tak sengaja. Si buruh tani tidak pernah menyangka akan menemukannya, karena tidak pernah penya niat mencari harta itu.
Kemudian, penemuan harta itu mengubah hidupnya. Ia menjual segala yang dimiliki untuk membeli ladang baru tempat harta terpendam itu disimpannya.
Akhirnya, ungkapan suka cita dan syukur memenuhi seluruh hidup si petani. Kerajaan Alla ditemukan tanpa sengaja, di luar rencana hidup. Kerajaan Allah datang.
Konsekuensinya, manusia tidak boleh melepaskan saat rahmat ini berlalu tanpa menghasilkan buah.
Kerajaan Surga adalah seperti seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah
Perumpamaan ini mirip dengan perumpamaan tentang harta terpendam, tetapi dengan perbedaan yang mencolok. Yesus mengisahkan, “Kerajaan Surga adalah seperti seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Ketika ia menemukan sebuah mutiara yang bernilai tinggi, ia pergi dan menjual semua yang dipunyainya, lalu membeli mutiara itu.”
Inilah kisah yang bisa dialami tiap murid Yesus yang disamakan dengan seorang pedagang barang berharga.
Pertama, pelaku utama adalah seorang pedagang mutiara. Ia hanya melakukan satu hal saja dalam usaha dagangnya, yakni: mencari dan menemukan mutiara paling berharga, pretiosa margarita.
Maka, Kerajaan Allah, mutiara yang paling berharga itu, merupakan buah dari usaha keras dan lama. Ia berusaha mencari, mencari dan mencari, hingga menemukannya. Mutiara itu ditemukan bukan secara kebetulan
Kedua, pedagang itu tahu benar tentang mutiara, sehingga semua orang melalukan transaksi dagang dengannya. Karena ia paham benar tentang mutiara, ia tidak pernah membiarkan dirinya ditipu.
Akhirnya, ketika ia menemukan mutiara yang dikehendakinya, ia pergi dan menjual semua yang dipunyainya. Lalu membeli mutiara itu. Kerajaan Allah bernilai paling tinggi dan mahal.
Dilukiskan Santo Matius (Mat. 13:46), “Ketika ia menemukan sebuah mutiara yang bernilai tinggi, ia pergi dan menjual semua yang dipunyainya, lalu membeli mutiara itu.”, Inventa autem una pretiosa margarita, abiit et vendidit omnia, quae habuit, et emit eam.
Harta dan mutiara mengacu pada Kerajaan Allah. Yesus sendiri. Sering kehadiran-Nya tidak disadari dalam hidup, dilewatkan, dibiarkan begitu saja; hingga Ia menyingkapkan diri-Nya.
Sering juga Ia harus dicari dengan cucuran keringat. Meneladan Ayub, setiap murid Kristus harus menjadikan Allah sebagai satu-satunya yang paling berharga dan bernilai.
Inilah kesaksian Ayub (Ayb. 22: 25-26), “Apabila Yang Mahakuasa menjadi timbunan emasmu, dan kekayaan perakmu, maka sungguh-sungguh engkau akan bersenang-senang karena Yang Mahakuasa.” eritque Omnipotens contra hostes tuos et argentum coacervabitur tibi tunc super Omnipotentem deliciis afflues et elevabis ad Deum faciem tuam.
Katekese
Temukan harta berharga dalam Injil. Paus Fransiskus, Buenos Aires, 19 Desember 1936:
Injil Matius menyajikan beberapa perumpamaan pendek tentang Kerajaan Allah (13:44-52). Dua maha karya kecil disajikan: perumpamaan tentang harta berharga yang tersembunyi di ladang dan tentang mutiara yang sangat berharga.
Keduanya mengisahkan penemuan Kerajaan Allah yang terjadi secara tiba-tiba. Petani yang membajak menemukan harta terpendam yang tidak terduga. Atau setelah lama mencari, akhirnya pedagang mutiara menemukan mutiara yang paling berharga dan telah lama diimpikannya.
Namun, inti dari kisah itu adalah bahwa harta dan mutiara itu lebih berharga daripada semua harta lainnya. Maka, ketika petani dan pedagang menemukannya, mereka menyerahkan segalanya untuk mendapatkannya.
Mereka tidak perlu mencari alasan atau memikirkan pembenarannya atau merenungkannya. Mereka segera menyadari nilai tak tertandingi dari apa yang mereka temukan dan mereka siap kehilangan segalanya untuk memilikinya.
Beginilah halnya dengan Kerajaan Allah. Mereka yang menemukannya tidak memiliki keraguan. Mereka merasakan bahwa inilah yang mereka cari dan rindndukan. Inilah impian mereka yang paling otentik.
Dan memang seperti ini. Mereka mengenal Yesus, berjumpa dengan-Nya secara pribadi, terpikat, tertarik oleh begitu banyak kebaikan, begitu banyak kebenaran, begitu banyak keindahan, dan semuanya. Mereka mencari dan menemukan-Nya dengan kerendahan hati dan kesederhanaan yang luar biasa.
Mereka mencari dan menemukan Yesus. Dialah harta yang tak ternilai dan luar biasa.
Banyak orang, para kudus, yang membaca Injil dengan hati terbuka, begitu terpesona oleh Yesus sehingga mereka berpaling kepada-Nya.
Mari mengenang Santo Fransiskus dari Assisi. Benar, dia sudah menjadi Katolik, walau sekedar Natal-Paskah. Namun, saat dia membaca Injil pada saat yang menentukan di masa mudanya, dia bertemu Yesus dan menemukan Kerajaan Allah. Maka, semua mimpinya akan kemuliaan duniawi lenyap.
Injil memungkinkan Anda untuk mengenal Yesus yang sebenarnya. Ia membuat Anda mengenal Yesus yang hidup. Ia berbicara kepada hati Anda dan mengubah hidup Anda.
Dan kemudian, ya, Anda meninggalkan semuanya. Anda dapat secara efektif mengubah gaya hidup, atau terus melakukan apa yang Anda lakukan sebelumnya. Tetapi Anda sudah menjadi pribadi yang lain. Anda terlahir kembali.
Anda telah menemukan apa yang memberi makna, apa yang memberi rasa, apa yang memberi cahaya pada segala sesuatu, pada kerja keras, pada penderitaan, dan, bahkan sampai mati.
Baca Injil. Baca Injil. Baca satu perikop setiap hari. Bawalah Injil kecil bersama Anda – di saku, di dompet atau cara lain untuk membawanya. Dan di sana, saat membaca sebuah perikop, kita akan menemukan Yesus. Semuanya menjadi bermakna ketika Anda menemukan harta karun Anda di sana, di dalam Injil.” (Angelus, Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu, 27 Juli 2014).
Oratio-Missio
Tuhan, bebaskanlah hatiku dari keinginan yang tidak teratur dan kelekatan pada benda duniawi. Terangilah hatiku agar mampu bersyukur dan bersuka cita atas segala anugerah-Mu. Semoga aku mampu menemukan sukacita atas kehadiran-Mu. Amin.
- Mengapa Yesus sering kuanggap sebagai barang tidak berharga?
Inventa autem una pretiosa margarita, abiit et vendidit omnia, quae habuit, et emit eam – Matthaeum 13:46