Home BERITA Lentera Keluarga – Belajar dari Relasi Ahab dan Izebel

Lentera Keluarga – Belajar dari Relasi Ahab dan Izebel

0

Tahun A-2. Minggu Biasa XI

Senin,  15 Juni 2020. 

Bacaan: 1 Raj 21:1-16; Mzm 5:2-3.5-6.7; Mat 5:38-42. 

Renungan: 

KISAH Kebun Anggur Nabot tidak terpisah dari relasi perkawinan yang tidak sehat antara Ahab dan Izebel, isterinya. Ahab adalah raja Israel yang paling buruk. Salah satu sebabnya adalah karena Izabel isterinya, seoorang putri raja Sidon, penyembah berhala, pembenci Allah dan pembunuh nabi-nabi.  Peran Ahab sebagai raja tidak mampu menjadi pemimpin keluarga.  Dan Izabel tidak mampu menjadi isteri yang menghormati posisi dan peran suaminya sebagi raja dan mencampuradukkannya dengan urusan pribadinya, keinginan dan emosinya. Relasi suami seperti ini berdampak pada penguasaan tanah dan bahkan kematian Nabot. 

Model relasi perkawinan Ahab dan Izabel ini menjadi problem besar dalam perkawinan di masa sekarang juga. Ada suami-suami yang sangat lemah dalam leadership karena ketidakmampuannya dalam bekerja dan mengambil tanggungjawab keluarga. Ada isteri-isteri yang intervensi terhadap pekerjaan suami dan menguasai leadershipnya. Role dan relasi suami isteri ini tidak berfungsi secara benar dan jelas ini akan menghancurkan usaha, keluarga dan berdampak buruk bagi anak-anak yang lahir dalam perkawinan. 

Kisah Ahab dan Izebel menjadi alert bagi kita untuk membangun role dan relasi perkawinan yang sehat dan baik. Ada pemilihan jelas  antara relasi suami isteri dengan pekerjaan yang menjadi tanggungjawab masing-masing. Pertahankan relasi suami isteri pada ranahnya dan  bicarakan urusan pekerjaan dengan tanpa menyeret-eret persoalan relasi suami isteri ke dalamnya. Di dalam tanggungjawab kita ada karyawan dan keluarga mereka.  Role dan relasi suami isteri yang baik adalah dasar yang kokoh bagi pelaksanaan tanggungjawab pekerjanaan. 

Kontemplasi:

Gambarkan bagaimana roles dan relasi yang buruk antara Ahab dan Izebel berdampak buruk pada Nabot dan kehidupan sebuah bangsa. 

Refleksi:

Bagaimanakah aku membangun role dan relasiku sebagai suami isteri secara baik dan seimbang?

Doa:

Ya Bapa, semoga kami senantiasa bertumbuh dalam role dan relasi yang baik dan sehat, sehingga perkawinan kami menjadi berkat bagi banyak orang yang menjadi tanggungjawab kami. 

Perutusan:

Benahilah role dan relasi suami isteri anda sejak dari awal perkawinan. Dan teruslah berjuang mengusahakannya jika karena satu dua hal role dan relasi itu telah tidak berjalan dengan baik dan benar. 

(Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version